Taetae menyayanginya? Taehyung menyayanginya-lebih dari sekedar teman? Tzuyu tidak bisa menghapus pikiran itu dari benaknya.
Dia berlari meninggalkan rumah Taehyung
tanpa memedulikan pintu yang berdebam tertutup di belakangnya, menyeberangi jalan dan menyusuri pekarangannya rumahnya lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya."Kak?" Pintu kamarnya diketuk beberapa kali, ketukan khas Yuna. Tzuyu terlonjak sedikit mendengarnya, tapi merasa lega adik perempuannya ada di sana. Dibukakannya pintu untuk Yuna.
"Kenapa kak? Kakak nggak apa-apa?"
Tzuyu menggeleng, masih berusaha mengatur napasnya. "Kak Taehyung ada di bawah tuh lagi nungguin Kakak."
Mata Tzuyu membulat. "Suruh dia pulang!"
Kening Yuna berkerut. "Kakak kenapa, sih? Lagi berantem ya sama Kak Taehyung?"
"Yunaaa... please jangan banyak tanya. Tolong suruh Taetae pulang ya?"
Sambil menghela napas, Yuna menuruni tangga dan kembali lagi dalam hitungan detik. "Sekarang kakak harus cerita ada apa," tagihnya sambil menghempaskan tubuh di atas tempat tidur Tzuyu.
Tzuyu menggigit bibir dengan rasa bersalah. Diceritakannya kejadian barusan secara singkat. "Terus... aku pergi begitu aja tanpa bilang apa-apa."
Giliran Yuna yang melotot tidak setuju. "Kakak gimana sih?"
"Jadi aku harus bilang apa? Terima kasih, tapi aku hanya anggap kamu sahabat? Maaf, tapi tolong jangan bercanda lagi?" Dengan frustasi Tzuyu menarik ujung-ujung kepangannya. "Ugh! Aku jadi sarkastis kayak Taetae!"
"Perasaan Kakak ke Kak Taehyung gimana?"
Tzuyu terdiam dan memandang Yuna, sungguh-sungguh mempertimbangkan jawabannya. Sejujurnya dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tzuyu sama-sekali belum pernah menolak cowok, apalagi cowok itu adalah sahabatnya sendiri. Barusan Taehyung terlihat... sungguh-sungguh. Tzuyu tidak tahu jawaban macam apa yang diinginkan Taehyung darinya.
"Aku kan udah punya Mingyu, Yun," akhirnya ia menjawab, "aku dan Taetae murni hanya sahabat."
"Mungkin saja selama ini kakak yang nggak pernah sadar kalau Kak Taehyung punya perasaan khusus untuk kakak."
Tzuyu terhenyak. "Jadi aku harus gimana?"
Yuna tersenyum sambil memperbaiki tatanan rambut kakaknya yang acak-acakan. "Kurasa Kak Taehyung pasti mengharapkan kakak untuk jujur, apa pun jawabannya."
🌷
Tzuyu tidak menjawab teleponnya, juga tidak mau menemuinya. Taehyung menunggu semalaman di trampolin mereka tapi Tzuyu tidak datang. Pesannya tidak dibalas dan ketika dia datang mencari Tzuyu di rumahnya, Yuna berkata (berbohong tepatnya) bahwa Tzuyu sudah tidur.
Taehyung tahu Tzuyu tidak pernah tidur sebelum pukul sebelas malam.
Akhirnya ia menelepon Lisa dan mencurahkan penyeselannya pada gadis itu. Dia menyesal telah kelepasan mengatakan kata-kata yang kini memperkeruh hubungannya dengan Tzuyu. Dia benci telah mengacaukan suasana dengan membiarkan perasaannya meluap-padahal biasanya dia selalu bertindak dengan logika bukan emosi. Lisa mendengarkannya selama satu jam di telepon, padahal Taehyung belum pernah mengobrol dengan siapa pun di telepon selama itu. Ketika menutup telepon dia merasa lebih baik tapi tetap tidak bisa tidur sampai subuh menjelang.
Pagi ini dia menyeret langkah dan menunggu Tzuyu di depan pagar walaupun dia tahu Tzuyu akan berangkat ke sekolah bersama Mingyu, seperti biasa.
Tidak lama kemudian, gadis itu melangkah ke luar dan melihatnya di sana. Taehyung merasa hatinya perih ketika Tzuyu berhenti dan terlihat salah tingkah. "Kita perlu bicara, Yu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐
Romance"Because of you, I laugh a little harder Cry a little less And smile a lot more." .。*♡