epilogue.

972 131 71
                                    

Sampai akhirnya ia menghela napas berat lalu bangkit dan menatap mereka satu per satu—abangnya, Lalisa lalu Tzuyu.

"Aku harus pergi." Kalau bisa Taehyung tidak ingin mengucapkannya, tapi dia tidak punya pilihan.

Air mata perlahan-lahan mengalir di kedua sisi wajah Tzuyu, walau wajahnya tersenyum. "Aku akan kuat, Taetae. Aku janji."

Dengan satu gerakan cepat Taehyung menarik Tzuyu ke dalam pelukannya tidak memedulikan orang-orang di sekitarnya yang sedang memperhatikan. "Kalau begitu jangan nangis dong." dia berbisik tapi suaranya sendiri serak. "Aku akan telepon sesering mungkin. Kalau ada perlu, kamu juga bisa hubungi aku kapan aja."

Taehyung merasakan anggukan Tzuyu. Pelukannya mengendur dan dipandangnya wajah Tzuyu dalam-dalam ingin menghafalkan garis wajah itu baik-baik. Dia menahan menyayangi Tzuyu dan akan melakukan apa saja untuknya. Dia bahkan rela untuk tinggal seandainya saja Tzuyu memintanya sekarang.

Taehyung merasakan matanya mulai berair tapi berusaha untuk menyembunyikannya. Walaupun membenci kebiasaan yang kekanakan itu, dia mengulurkan jarinya dan mengaitkannya pada kelingking mungil Tzuyu sebagai janji. "Jaga diri baik-baik ya."

Sekali lagi Tzuyu mengangguk. Lisa dan Sehun menyentuh lengan Taehyung, mengucapkan selamat jalan. Mereka saling berpelukan singkat. Panggilan ketiga samar-samar terdengar melalui speaker dan Taehyung merunduk untuk mengecup kening Tzuyu, membekaskan seluruh rasa cintanya pada gadis itu di sana.

Aku akan segera pulang. Dan saat itu aku gak akan melepaskan kamu lagi.

Dia berbalik dan berjalan menjauh, berusaha untuk tidak menoleh ke belakang lagi, pandangannya kabur oleh air mata yang tidak jadi menetes.

🌷

Wish #45: aku nggak mau Taetae pergi (Tzuyu)

Siluet tubuh Taehyung menghilang di balik kerumunan orang yang memadati bandara. Tzuyu tidak terlalu merasakan kehadiran orang lain di sana, hanya kehampaan yang amat sangat. Keningnya masih hangat akibat ciuman singkat barusan. Ketika menyaksikan Taehyung menjauh tiba-tiba saja ia merasakan separuh jiwanya ikut pergi meninggalkan dirinya.

Untuk pertama kalinya ia menyadari sesuatu yang sangat penting. Dia menyayangi Taehyung—tidak, bukan hanya menyayangi. Dia mencintai sahabatnya itu.

Tzuyu tidak dapat lagi membendung air mata yang sedari tadi berusaha ditahannya. Lisa maju dan merangkulnya erat, mengusap punggungnya dan membisikkan kata-kata lembut untuk menenangkannya. "Aku sayang banget sama Taetae, Lis." Tzuyu berkata lirik di antara isakannya.

Gerakan Lalisa terhenti ketika mendengar pernyataan yang mendadak itu. "Kenapa kamu nggak bilang sama Taehyung sebelum dia pergi?"

Tzuyu menggeleng. "Karena hanya dengan begini, dia akan tetap pergi untuk mengejar mimpinya."

Lisa terdiam menemani Tzuyu yang terus menangis di sampingnya, air matanya sendiri meleleh tanpa bisa dihentikan.

🌷

Tzuyu mendorong pintu kamar Taehyung, lalu perlahan berjalan masuk dan memandang sekeliling. Segalanya terlihat kosong tanpa Taehyung. Gitar cowok itu tidak ada di sana. Tidak ada tumpukan kertas yang berserakan di atas karpet, kertas-kertas yang berisi partisi lagu dan musik yang baru separuh dibuat.

Kamar itu masih kental dengan aroma khas pemiliknya, walau sudah hampir sebulan Taehyung meninggalkannya. Entah apa yang membuat Tzuyu menyelinap masuk ke sana-untuk mencari sisa-sisa diri Taehyung, mungkin karena ia merindukannya.

Pandangan matanya berhenti pada sekotak kaset yang diletakkan di atas meja belajar. Benda tersebut terlihat asing dalam ruangan kosong yang tak berpenghuni. Tzuyu meraih kaset itu lalu memasukkannya ke dalam tape dan memencet tombol play. Petikan gitar yang lembut mengisi keheningan, mengiringi suara Taehyung yang menyanyikan sebait lagu pendek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang