H-18

474 94 86
                                    

Wish #38: mengobrol panjang dengan Mingyu(Tzuyu)

Tzuyu mengambil beberapa botol air mineral dingin dan menempelkan satu di lengan Mingyu. Laki-laki itu terlonjak sedikit lalu menerimanya dengan tawa kecil.

“Maaf.” Tzuyu berujar.

Mingyu menoleh ke arahnya. “Maaf? Kenapa?”

“Sepertinya kamu nggak suka berada di sini.”

“Bukan begitu. Aku hanya kecapekan, akhir-akhir ini begadang buat ujian.”

“Maaf.” Padahal Tzuyu sengaja merencanakan hari ini untuk menghibur Mingyu.

Mingyu mengusap rambutnya ringan.  “Nggak apa-apa.”

Tzuyu mengharapkannya berbicara mengenai ujiannya, keluarganya, juga apa yang selama ini mengganggu pikirannya. Tzuyu juga ingin mendengar mengenai Tiffany, juga cerita mengenai gadis-gadis lain yang pernah dekat dengannya. Tapi selama ini Mingyu selalu bungkam. Tzuyu merasa mereka menjadi seperti dua orang asing yang tidak benar-benar saling mengenal.

“Mingyu, kemarin...” Tzuyu tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Pandangan Mingyu tampak kosong, melihat jauh ke depan seperti sedang memikirkan sesuatu yang penting.

Mingyu sepertinya tidak menangkap rautnya yang serbasalah. Ia bangkit dan mengecup pipi Tzuyu. “Aku pulang dulu ya. Sorry hari ini aku ada acara.”

Tzuyu menatapnya berjalan menjauh dan masuk ke dalam mobil, lalu meninggalkannya di lapangan bersama anak-anak yang masih berteriak dan memperebutkan bola.

“Kita pulang yuk,” sahutnya dengan kurang bersemangat. Anak-anak itu menjatuhkan bola dengan kecewa.

“Kak, hari ini kami akan difoto sama Kak Lisa,” Eunchae, salah satu murid Tzuyu berkata lugas. Dia menoleh kepada teman-temannya. “Jadi.... apa namanya ya?”

“Model!” JungHan, seorang anak laki-laki bertubuh besar menyahut lantang.

“Iya! Model! Model!” Mereka mulai ribut sendiri. “Kakak ikut kan?”

Model. Pasti untuk lomba foto yang akan diikuti Lisa, dengan topik lokalitas itu. Ah, dia ingin ikut. Tapi Taetae pasti akan ada di sana.

Tzuyu terduduk lesu di tepi lapangan.






🌷

Ketika kembali ke rumah, langit sudah gelap. Tzuyu belum makan apa-apa sejak siang, tapi perutnya tidak lapar. Dia merasa lemas dan tidak bersemangat. Sayup-sayup trdengar suara ribut di luar. Tzuyu bangkit dengan malas dan mengintip melalui jendela kamarnya. Taehyung sedang berbaring di atas trampolin mereka, tubuhnya berguncang dengan tawa. Gitarnya terbaring di sisinya, tidak jauh dari tempat Lisa duduk.

Lisa pun sedang menutupi tawanya dengan sebelah tangan, sesekali memukul Taehyung dengan tangan kirinya. Mereka berdua tampak sangat nyaman bersama, seolah-olah sudah lama berteman. Mereka mengingatkannya akan... Taetae dan dirinya, sebelum mereka berdua saling menjauh. Tzuyu menatap pemandangan itu dengan tidak senang. Tiba-tiba saja dia merasa sedih sekaligus marah. Trampolin itu adalah tempat khususnya dengan Taetae, tempat yang sejak kecil menjadi milik mereka. Baik dia maupun Taehyung tidak pernah mengajak orang lain untuk duduk di sana—hal itu menjadi seperti sebuah peraturan tak tertulis dalam hubungan pertemanan mereka.

Dan kini Lisa ada di sana, menggantikan tempat yang selama ini menjadi milik Tzuyu. Saat itu Tzuyu tidak bisa membedakan apakah perasaan marahnya ini ditujukan pada siapa, Lalisa, Taetae, atau dirinya sendiri.




🌷

Lisa menekan perutnya yang sakit karena tawa tetapi tidak mampu menghentikan tawa yang dari tadi menggelitik tenggorokannya. Taehyung pun berguling di atas trampolin sambil tertawa keras-keras, membuat tubuh mereka berdua terguncang. Foto-foto yang tadi sore diambil dan dicetak untuk kompetisi fotografi tersebar di sekeliling mereka, alasan mereka tertawa begitu hebohnya.

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang