BACA INI DULU SEBELUM YG 17 HOYYYY H-16

466 99 74
                                    

Lisa keheranan menemukan Mama di kamarnya dalam kegelapan. Pesta telah usai dan ia lelah. Sebenarnya ia membenci pesta semacam ini, membuat segalanya terasa lebih final. Tapi ia ingin benar-benar mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada teman-temannya sebelum ia pergi.

Wajah mamanya pias, Lisa melihat kliping yang selalu dibuatnya di tangan Mama dan ia mengerti.

Seperti kata Tante Yoona, dia harus berani membuat pilihan. Seperti kata Tzuyu, dia harus berani mengungkapkan perasaannya. Ia menggeleng, perlahan mengambil satu langkah ke belakang dan berbalik. Menghindar, bersembunyi, menurut, seperti yang selama ini selalu dilakukannya. Tapi ia melihat tantenya berdiri di ambang pintu, tersenyum untuk memberikan kekuatan sebelum beranjak pergi untuk meninggalkan mereka berdua. “Do you hate me?”


Pertanyaan mama membuat Lisa sedih. Terkadang ia ingin menanyakan hal yang sama pada Mama—apakah Mama tidak lagi menyukainya, apakah Mama membencinya sehingga lebih sering meninggalkannya. “Absolutely not.” Jawabannya lembut, hampir tidak terdengar.


“Kadang, aku cukup egois untuk berharap... Mama bisa seperti ibu-ibu lainnya yang hadir untuk mengambil rapor, datang ke acara-acara sekolah... and just be here. Aku ngerti punya orangtua yang terkenal berarti harus kompromi dengan jadwal yang ketat dan aku bangga karena Mama adalah seorang ibu yang patut dibanggakan. It’s just that....” Lisa tahu kalimat selanjutnya akan menyakiti hati mama tapi dia harus mengatakannya.

“Sometimes I really wish, I can see more of my mother in person than in those magazines covers.” Sudah. Lisa sudah mengatakan apa yang sebenarnya, perasaan yang selama ini ditutupinya karena tidak ingin melukai dan bertengkar dengan Mama.


Dia tidak ingin menjadi seperti papa yang menceraikan mama karena tidak bisa menerima kesibukannya. Dia tidak ingin mengulang kembali pertengkaran otangtuanya yang mempertahankan egoisme dan keinginan masing-masing. Dia tidak ingin ditinggalkan mama karena tidak bisa menerima mama apa adanya. Dan Lisa sangat ingin melindungi mama, karena dia tahu hanya dirinya yang mama miliki sekarang. Pandangan mata mama yang basah membuatnya tercekat. Apakah mama marah? Kecewa padanya? Sedih?

Tapi mama justru bergerak untuk merengkuhnya lalu menangis di pelukannya.






🌷

Tiga hari kemudian Lisa masuk sekolah seperti biasa. Tzuyu dan Taehyung mendongak kaget ketika melihatnya di ambang pintu kelas, tertawa ceria sambil menenteng dua kotak Grodiva Truffles sisa pesta kemarin sore. Ini hanya berarti satu hal...

“Aku nggak jadi pindah.”

Tzuyu bersorak heboh tetapi Taehyung lebih waspada. “Terus mama kamu tetap akan pergi?”

“Ya, tapi hanya untuk serah-terima pengurusan butik ke asistennya di sana.”

Pada malam seusai pesta, dia dan mama menghabiskan semalaman mengobrol dan menonton Breakfast on Tiffany’s,  kebiasaan yang sudah lama sekali tidak mereka lakukan. Padahal dulu ketika Lisa masih SMP, mereka berbagi tempat tidur yang sama, menonton film klasik dan mengobrol hingga larut malam. Mama bercerita mengenai kisah-kisah masa mudanya, sesuatu yang paling suka didengarkannya.

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang