H-20

650 89 80
                                    

“Thanks Taetae.”

Mereka berbaring menatap kerlip bintang yang bertebaran di langit-langit—seperti butiran gula-gula.

Taehyung mengalas kepalanya dengan sebelah lengan dan Tzuyu mengandarkan kepalanya pada bahu pemuda itu, mengenakan sweatshirt sahabatnya yang kebesaran. Hanya mereka berdua dan itu saja sudah lebih dari cukup.


🎀

FORGIVE

Wish #42: tertawa keras. Benar-benar tertawa. (Tzuyu)

Tzuyu tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Mingyu lagi. Setidaknya jika dia bersua dengan pemuda itu secara tidak sengaja, dia yakin dia akan segera berjalan menjauh ke arah yang berlawanan, sebisa mungkin menghindari kontak apa pun.

Hubungan mereka sudah selesai, diputuskan sebelah pihak. Namun sampai sekarang, Tzuyu masih belum bisa melupakan kejadian malam itu. Karena itulah, ketika Tzuyu menemukan pemuda itu berdiri di depan pintu rumahnya, dia ingin segera membanting pintu dan berlari ke kamarnya. Tapi bersembunyi, menghindar, dan berlari adalah hal-hal yang sudah terlalu sering dilakukannya terhadap Taehyung, terhadap Lisa, terhadap dirinya sendiri.

Dia tidak ingin mengakhirinya seperti ini, membiarkan kata-kata belum selesai terucapkan, lalu menyesalinya kemudian. Jadi Tzuyu memaksakan diri untuk memandangnya dan bertanya apa yang dia inginkan. “Aku mau bicara.”

Mereka mencari privasi di sebuah lapangan basket kosong tidak jauh dari sana. Tzuyu merasakan hatinya berdegup kencang, seperti yang selalu dirasakannya saat berada di dekat Mingyu. Diam-diam, dia membenci dirinya sendiri karena masih merasa seperti itu. “Aku datang untuk minta maaf.”

Tzuyu sudah menduga perkataan itu akan keluar dari mulut Mingyu. Dia pun sudah tahu mengapa. Tapi, ternyata lebih sulit lebih menyakitkan untuk mendengarnya langsung. “Irene memintaku supaya tetap membawa kamu ke pesta itu, lalu ninggalin kamu di sana. Tapi, aku nggak bisa....”

Hati Tzuyu melunak. “Kalau kamu nggak melakukannya, Irene nggak akan mempertemukan kamu dengan Tiffany, kan?”

Mingyu tampak terkejut mendengarnya. “Kamu tahu tentang Tiffany?”

“Sedikit.” Hanya tahu dengan jelas kalau kamu begitu mencintainya sehingga memilih dia dibanding aku.

“Kenapa akhirnya kamu nggak membawaku ke prom?”

Mingyu menggeleng. “Aku nggak bisa mempermalukan kamu di depan mereka semua, Tzuyu. Akhirnya, Irene pun bohong mengenai kepulangan Tiffany. Dia merencanakan semua ini untuk membodohi kita.”

“Terima kasih.”

Mingyu mendongak lagi, kali ini benar-benar menatap Tzuyu sejak malam itu. “Terima kasih? Buat apa?”

“Karena kamu masih punya hati. Karena kamu memilih untuk jujur sama aku.” Tzuyu tersenyum samar.

Bahasa tubuh Mingyu berubah rileks ketika melihat Tzuyu menerima permintaan maafnya. Mereka duduk di kursi tembaga yang diletakkan di sudut lapangan, tidak jauh dari padang ilalang kecil tempat Taehyung dan Tzuyu dulu sering mencari jangkrik dan kunang-kunang.

“Tiffany itu kakak kelasku, dua tahun lebih tua. Dia atlet renang sekolah, juga juara lomba Matematika. Dia murid kesayangan guru-guru, disukai semua orang dan banyak cowok yang tergila-gila sama dia. Waktu orientasi, dia jadi mentorku dan sejak saat itu kami sering ngobrol. Waktu aku kelas satu SMU, Tiffany pacaran dengan salah satu guru sekolah kami. Aku selalu bilang kalau mereka nggak akan bisa sembunyi-sembunyi seperti itu, tapi Tiffany nggak peduli. Beberapa kali aku mengungkapkan perasaanku sama dia, tapi Tiffany bilang aku hanya seperti adik baginya. Sampai suatu hari hubungan mereka ketahuan. Mereka putus, guru itu dipecat dan Tiffany dikirim untuk sekolah ke luar negeri oleh orangtuanya.”

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang