H-9

527 96 123
                                    

Wish #18: supaya... hujan ini tidak pernah berhenti (Tzuyu)

Gerimis.

Tzuyu menatap rinai hujan mengalir turun seperti butiran salju. Ia menempelkan telapak tangannya ke kaca mobil, merasakan permukaannya yang dingin dari rintik-rintik kecil yang mulai mengaburkannya.

"Kamu suka hujan?" Mingyu bertanya dari tempat duduknya di balik kemudi.

Air keruh kecokelatan mulai menggenang di sisi-sisi jalanan, campuran dari air got yang meluap karena hujan. Mereka sudah terjebak dalam kemacetan selama hampir dua jam, dan langit semakin gelap tak berawan tanpa tanda-tanda hujan akan berhenti.

Tzuyu tersenyum tipis dan menggeleng. "Enggak. Aku nggak suka hujan sama sekali. Mendung, kelabu, membosankan karena gak bisa main di luar."

Mingyu ikut mengangguk mendengar jawabannya. "Sama, aku juga. Gak bisa basket outdoor, jalanan becek dan macet di mana-mana, kayak sekarang."

"Iya, pokoknya nggak ngenakin."

Mingyu tersenyum melihat gelagat Tzuyu. "Terus, kenapa sekarang kamu memperhatikan hujan sampai segitunya?"

Tzuyu memejamkan mata, mendengarkan riuh bunyi hujan yang mulai deras di sekitarnya. Merasa aman karena dia terlindung di balik kap mobil.

"Taetae yang suka hujan," jawabnya. "Setiap kali hujan, Taetae pasti akan menengadahkan kepala memperhatikan langit dan menjulurkan tangan untuk menyentuh hujan."

"Taetae? Taehyung, teman kamu itu?"

Tzuyu mengangguk. "Kebiasaan yang aneh, kan? Sejak kecil dia begitu."

"Kalian pasti udah lama sekali saling mengenal."

Lagi-lagi, Tzuyu mengiyakan. "Kami tumbuh besar bersama. Sering main dan belajar bareng karena rumah kami berseberangan."

Dengan nada hati-hati, Mingyu mencetuskan rasa penasarannya. "Cuma teman?"

Tzuyu membelalak dan tertawa spontan. "Maksudnya...?"

Mingyu mengangkat bahu. "Siapa tahu..."

"Serius, kami hanya sahabat." Senyum Tzuyu semakin lebar, diam-diam senang ditanya seperti itu. Dia dapat dengan mudah menangkap nada cemburu dan ingin tahu dari lawan bicaranya.

Tiba-tiba saja, mesin mobil berhenti. Hujan mulai turun dengan deras, dentum airnya menghantam kaca jendela dan atap mobil dengan kerasnya. Mingyu memucat, mencoba menstater kendarannya berulang-ulang tetapi tidak berhasil.

"Kenapa?" Tzuyu bertanya dengan panik, mulai khawatir seiring dengan bunyi klakson mobil-mobil di belakang mereka yang dengan tak sabar meminta mereka untuk meminggirkan mobil.

"Mobilnya mati," desis Mingyu bingung.

"Mungkin karena mesinnya kemasukan air."

"Jadi gimana?"

Mingyu memandang sekeliling, sulit melihat melalui kaca yang buram oleh air hujan. Air sudah naik hingga hampir melewati ban, hasil dari hujan yang tidak berhenti sejak beberapa jam yang lalu. Bentuk mobilnya yang dimodifikasi sehingga lebih rendah dari kebanyakan sedan lain juga memperparah keadaan.

"Kamu tunggu di sini." Sebelum sempat Tzuyu memprotes, Mingyu sudah berlari ke luar dan menerobos hujan.

Tidak lama kemudian, mobil didorong manual oleh beberapa orang yang sedang nongkrong di warung sekitar. Mingyu kembali masuk ke mobil dalam keadaan basah kuyup dari ujung rambut hingga ujung kaki.

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang