H-19

510 102 105
                                    

Tzuyu tidak langsung menjawab, tapi dia tersenyum saat mengatakan, "Yang penting bukan prom, tapi kamu."

"Maaf ya."

Tzuyu berusaha mengabaikan perasaan kecewa yang menggerogoti hatinya. Sesungguhnya dia sangat menantikan malam ini, merayakan akhir dari masa SMA, mengenakan pakaian cantik dan bersama dengan orang-orang yang disayanginya. Tapi dia lebih tidak ingin Mingyu datang dalam keadaan sakit. Dia tidak boleh egois. Lagi pula bukankah Mingyu pasti lebih kecewa? Ini adalah pesta prom sekolahnya, sesuatu yang hanya terjadi sekali seumur hidup.

Pandangan Tzuyu jatuh pada papan monopoli yang menyembul dari tumpukan majalahnya. Tiba-tiba saja dia mendapat ide brilian. Dengan semangat empat lima dia segera bergegas untuk berangkat.

🌷

Sambil mengepit sebuah termos berisi teh hangat dan beberapa jenis permainan yang biasa dimainkannya bersama Taehyung ketika sedang sakit, Tzuyu berdiri di depan pagar rumah Mingyu. Ia merasa sedikit gugup. Rumah itu besar dilengkapi dengan taman yang luas dan pos satpam kecil di bagian depan. Dari luar rumah berlantai tiga itu terlihat seperti kastil, dengan jendela besar dan tangga yang meliuk.

Selama mereka berpacaran, Tzuyu tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di sana sebelumnya. Irene yang menunjukkan posisi rumah itu kepadanya ketika mereka melewati jalan besar ini. Ditekannya bel dengan waswas. Setelah menunggu sekian detik, seorang laki-laki paruh baya dalam seragam satpam muncul dengan tergopoh-gopoh. "Cari siapa, Non?"

"Saya datang menjenguk Mingyu, Pak."

Satpam itu tampak bingung. "Tuan barusan saja pergi."

"Pergi?" Tzuyu menatapnya dengan tidak percaya. "Mingyu kan lagi sakit?"

"Ngga Non, Tuan Mingyu tidak sakit. Baru saja pergi, kok." Setelah menghabiskan beberapa menit sia-sia berdebat dengan satpam tersebut, Tzuyu menyerah dan berdiri di depan pagar dengan perasaan tidak enak. Jelas-jelas tadi dia tidak salah dengar. Seandainya mereka jadi pergi pun, Mingyu pasti akan meneleponnya dulu. Tzuyu berkali-kali menekan speed dial dan menghubungi nomor handphone Mingyu, tapi tidak ada jawaban.

Dia baru saja ingin memutar arah dan kembali ke rumah, namun entah apa yang membuat Tzuyu berubah pikiran ketika ia memberitahukan destinasi selanjutnya kepada pengemudi taksi.

"SMU SOPA, Pak."


🌷

Pekarangan SMU SOPA dihias apik dengan dekorasi bunga segar. Mobil-mobil mewah bergantian berhenti untuk menurunkan para senior yang malam ini akan menghabiskan hari terakhir mereka di sekolah tersebut. Tzuyu adalah satu-satunya yang keluar dari sebuah taksi, berusaha untuk tidak merasa minder saat ia melintasi lapangan ke arah hall tempat pesta prom dilangsungkan. Muda-mudi berpakaian indah berseliweran, tangan kanan para gadis tersemat corsage cantik dan tangan kiri mereka menggandeng pasangan masing-masing.

Tzuyu merasa self conscious berjalan sendirian di tempat asing tersebut, tiba-tiba saja merasan underdressed dalam balutan gaun turunan ibunya dua dekade lalu, di antara gadis-gadis bergaun malam model terbaru. Ia tersenyum tipis saat berpapasan dengan teman-teman basket Mingyu yang sempat dikenalkan kepadanya beberapa saat yang lalu, namun mereka hanya melewatinya tanpa menyapa.

Tzuyu menunduk, mukanya hangat. Ia harus segera menemukan Mingyu jika cowok itu memang ada di sini. "Tzuyu!"

Ia menoleh, menarik napas lega saat melihat Mina melambai dari sisi meja penerima tamu, menggandeng Jimin pacarnya yang juga senior SMU Kirin. Mina mengenakan terusan panjang warna hitam dengan potongan kerah halter yang sangat chic. Tzuyu merasa pernah melihat gaun serupa di Fashion TV beberapa waktu yang lalu. Tzuyu menghampiri mereka, masih celingukan mencari Mingyu. "Hai... Kalian liat Mingyu nggak?"

[TAETZU] հҽɑɾԵҍҽɑԵ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang