Jimin berlari kencang menuju restoran Jin. Ia bangun terlambat karena semalam membantu Taehyung bekerja. Namun ia tak bisa memarahi Taehyung juga, karena itu kemauannya.
Jimin masih berlari setelah turun dari halte. Ia melirik arlojinya dan melajukan larinya semakin kencang dan berucap "Hya hiya hiya aku telaaaaat andwaeee" ia berteriak seperti anak TK terlambat sekolah.
Jimin terus berlari, hingga ia melihat Kai dan Taemin berjalan santai didepannya. Ia sedikit heran dengan dua orang itu. Jam sudah menunjukkan pukul 08.58, namun mereka santai-santai saja.
Jimin menepuk pundak mereka. "HYUNG! Haah haaaah haaah"
Taemin mengernyitkan dahi menatap Jimin. "Waeyo, Jim?"
"Haah huuhh Hyung tak takut terlambat? Sudah mau jam 9 lho." Ia masih mengatur nafasnya.
Kai melirik arlojinya. Ia ikut mengernyitkan dahi dan menatap Jimin. "Kau sakit ya? Ini bahkan belum ada setengah sembilan" Kai menunjukkan arlojinya pada Jimin.
Jimin terkejut. "Hyung, bahkan jam diponselku juga sama"
"Tapi jam diponsel kami 08.24, Jim." Jimin langsung menghentikan langkahnya. Ia menatap kedua seniornya bergantian.
"What?" Ia menggelengkan kepala sejenak "lihat"
Taemin dan Kai menyodorkan ponsel dan arloji mereka bersamaan. Dan benar. Jam masih menunjukkan pukul 08.24.
Jimin berfikir, apakah jam nya rusak atau? Tunggu, kalau rusak kenapa seluruh jam dirumah sama dengan jam di ponsel dan arlojinya?
Ia langsung menggeser layar ponselnya menuju ruang telepon dan menelpon Jungkook.
"Heh, kirimkan aku hasil screenshoot panggilan ini cepat! Penting!"
'untuk a–'
"Banyak tanya, kuusir kau dari rumahku"
Mendengar itu Jungkook bergidik ngeri. Ia lantas menuruti apa kata Jimin dan segera mengirimnya setelah panggilan tersebut berakhir.
Taemin dan Kai terkejut mendengar suara Jimin yang jika marah, makin terdengar lucu. Mereka lantas terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Tenang, Jim. Sepertinya seseorang mengerjaimu." Ucap Kai sambil mengusap bahunya.
Jimin berfikir keras sambil berjalan menuju restonya. Kira-kira siapa yang berani mengerjainya?
Suara ponselnya berdenting sekali, pertanda pesan masuk. Jungkook mengirim hasil screenshot tersebut dan benar. Jam di ponsel Jungkook sama dengan ponsel Taemin dan Kai.
"Kenapa mereka berani mengerjaiku huwaaaa" Jimin menatap ponselnya sambil mengepalkan tangannya sendiri keudara. "Awas saja kalau ketahuan"
Ia terus berfikir. Tadi Jungkook berangkat satu halte dengannya. Jungkook juga terlihat seperti tergesa-gesa. Dan ia pun semalam pulang terlambat karena lembur. Jadi tidak mungkin.
Taehyung? Bocah itu bahkan masih tertidur tadi dan–tunggu? Apa? Tidur?
"Aarrgghh Kim Taehyung sialan!!!! Dasar tak tahu diri!" Ia mengusap rambutnya sendiri dengan kasar, membuat tatanan rambutnya yang rapi menjadi berantakan. Siapapun yang melihatnya pasti gemas dan ingin menculik oppa beradik satu itu.
"Hey hey, tenang bro. Mari berfikir kenapa dia mengerjaimu" Taemin mencoba menenangkannya.
Jimin kembali berfikir. Ada apa Taehyung mengerjainya?
"Entahlah Hyung. Ah, semua ini membuat perutku lapar. Sampai tak sempat sarapan aku. Aku mau membeli Odeng dulu" Jimin mendahului mereka dan berjalan ke kedai di depannya yang menjual beberapa Snack tradisional yang cukup mengenyangkan mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Star (PJM)
Novela JuvenilPark Jimin, seorang laki laki yang sabar menghadapi beratnya cobaan hidup. Ia memiliki adik yang berperilaku HyperActive bahkan beberapa orang menganggap adik Jimin berbahaya. Seperti layaknya anak autis. Jimin harus menghidupi adiknya seorang diri...