Gwenchana

170 10 0
                                    

Jimin menggendong Jihyun masih dengan meninmang nimang gadis kecil itu. Sesekali senggukan usai menangis masih terdengar dari gadis kecil dalam rengkuhannya itu.

Air mata masih enggan berhenti dari mata Jimin, walau ia menahannya sedari tadi. Ia masih teringat kejadian di pasar malam tadi. Tak seharusnya ia membawa Jihyun kepasar malam. Seolah ia merutuki kebodohannya. Menbiarkan adiknya bermain tanpa pengawasan ekstra.

"Hiks.." tangis Jihyun masih terdengar. Jimin merapatkan gendongan itu dan kembali menggerakkan badannya kekiri dan kanan secara perlahan.

Ia mulai lelah, hingga ia mendudukkan dirinya disofa dan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, dan masih memangku Jihyun yang tertidur.

Ia tak tega menatap wajah Jihyun yang terdapat luka gores begitu banyak di pipinya.

Matanya mulai memberat. Tanpa sadar ia sudah pergi ke alam bawah sadarnya.

Jimin's dream

"Jihyunie oppa mohon bertahanlah.." Jimin menggenggam erat tangan Jihyun dalam gendongannya. Saat Jimin menjalankan praktek biologi, ia menerima telefon dari kantor, bahwa adiknya mengalami kejang kejang dirumah Jungkook. Jimin segera berlari ke rumah Jungkook dengan masih menggunakan jas lab nya.

Ambulance belum datang saat Jimin tiba. Ia segera menyentuh tubuh Jihyun. Gadis berumur 2 tahun itu bersuhu panas sekali. Matanya mengarah keatas, dan lidahnya ia gigit.

Jimin segera mengambil sendok dari meja makan dan membuka mulut Jihyun secara perlahan. Jimin tak mau Jihyun melukai lidahnya, maka dari itu Jimin memberikan sendok pada Jihyu  guna penahan giginya.

Tak lama ambulance datang dan membawa Jihyun, Jimin serta eomma Jungkook.

"Jihyun oppa mohon jangan gigit lidahmu sayang.. Hiks.."

Ibu Jungkook hanya mengelus punggung Jimin dan memegang tangan Jihyun.

"Jihyun dnegarkan oppa nde Jihyunie.. Hiks.. Oppa mohon jadilah gadis penurut nde hiks.. Jangan gigit lidahmu.."

Tak lama kemudian darah mengalir dari mulut Jihyun. Lidah bagian dalam Jihyun berdarah karena gigitannya sendiri.

Perawat langsung memberikan perawatan medis kepada Jihyun. Mereka meletakkan benda pipih berwarna putih pada mulut Jihyun.

Jimin merapalkan do'a begitu kuat saat melihat adiknya dibawa dnegan brankar menuju ruang perawatan.

"Ya Tuhan kumohon selamatkan adikku." pinta Jimin.

Ibu Jungkook memeluk Jimin dengan erat. "Jimin, Jihyun anak kuat. Eomma yakin Jihyun pasti selamat."

Jimin hanya mengangguk dan menangis dengan panjatan doa yang tak ia hentikan.

Normal Pov

"JIHYUN!!" Jimin terbangun dari tidurnya ditengah malam. Ia menoleh kearah samping tak menemukan Jihyun. Ia tak dikamarnya, ia berada dikamar Taehyung.

Jimin segera bangkit dengan mengacak acak rambutnya frustasi dan mengusap wajahnya dengan kasar berkali kali.

Ia berjalan menuju kamarnya, dan benar, Jihyun terbaring dengan tenang disana bersama Jungkook. Tapi ia tak menemukan Taehyung dimanapun.

Jimin terduduk lemas di ambang pintu, ia letakkan tangannya didepan dada dan kembali menunduk menangis.

Entah tangisan apa yang sedang Jimin keluarkan. Tangisan kesedihan, atau kebahagiaan karena melihat masih ada orang yang menyayangi Jihyun-nya.

My Little Star (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang