Mata Jimin terbuka setelah merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Selimut ditubuhnya tak sepenuhnya terpasang sempurna. Matanya melirik jam yang tergantung ditembok kamar salah satu villa Seokjin, dan merenggangkan badan saat merasa waktunya bangun.
Sudah pukul 6 pagi, ia harus menyiapkan sarapan seadanya untuk mereka semua. Tak mungkin ia mengandalkan Seokjin walau ia tahu Seokjin merupakan morning person, sama sepertinya.
Ia merapikan selimut sang adik dan mencium kening Ji-hyun dengan sayang. Setelah merasa bahwa selimut Ji-hyun dapat menghangatkannya, ia beranjak keluar.
Rambutnya mulai kembali memanjang. Ia meraih karet rambut yang ia gunakan sebagai gelang untuk mengikatnya manbun, dan berjalan menuju wastafel. Mencuci muka sebentar, dan menatap kantung-kantung barang belanjaan yang mereka beli semalam dari minimarket. Sudah dipastikan makanan kali ini akan makanan instant, ia belum bisa menemukan pasar didekat sini, mungkin nanti.
Tangannya mengeluarkan kornet dan beras. Ia mengambil wadah penanak nasi rice cooker Seokjin dan memasukkan beberapa cup beras untuk dibersihkan.
Setelahnya memasak nasi, ia membuka kaleng kornet dan memotongnya, meraih sosis dan beberapa lembar keju. Ia menyiapkan panci yang sudah diisi air, dan ia meraup satu sendok gochujang untuk dimasukkan kedalam panci, dan membiarkannya mendidih. Setelahnya ia beri bumbu, kemudian kornet, sosis, jamur Enoki, telur, dan terakhir keju.
Tak lama kemudian ia mendengar derap kaki menuruni tangga. "Jim, pagi sekali." Ucap suara serak milik Seokjin di pagi hari.
Jimin nampak merapikan poninya dan menoleh kearah Seokjin "ah, iya. Semuanya pasti masih lelah."
"Kau pasti juga masih lelah, kau menyetir omong-omong." Jimin hanya bisa tersenyum menanggapi Seokjin.
"Duduklah Hyung, aku akan membangunkan yang lain sebentar." Jimin melepas apronnya dan menuju kamar Jungkook dan Taehyung.
"Hey, ayo bangun sarapan. Sudah pagi." Ia menggoyangkan pantat Jungkook dan menepuk-nepuk nya. Begitu pula dengan Taehyung. "Ya! Ppali ireona!" Jimin sedikit geram karena keduanya susah dibangunkan "aish.." ia keluar kamar mengabaikan keduanya. Biarkan saja mereka bangun siang dan tidak makan.
Ia menuju kamarnya sendiri, membangunkan sang adik. "Jihyun-ah.." Jimin menggoyangkan bahu Jihyun "bangun, sudah pagi ini." Gadis itu nampak merenggangkan tubuhnya dan sedikit mengerjap "masih ngantuk, oppa." Sahutnya dengan suara serak.
"Hey, oppa sudah masak. Kalau dingin bagaimana? Jungkook dan Taehyung oppa juga susah sekali dibangunkan. Oppa mohon bagunlah." Bujuk Jimin. "Oppa tak mau makan sendirian.."
"Nde.." gadis itu bangkit dan mengucek matanya. "Aku ke toilet dulu." Ia berjalan menuju toilet dikamar dan menyuruh Jimin ke dapur terlebih dulu.
.
.Jimin sudah melahap makanannya bersama Ji-hyun dan Seokjin. Mereka makan seadanya, buddaejiggae? Ah mungkin itu sarapan mereka.
Ji-hyun nampak menikmati sarapan darurat nya, begitu pula dengan Seokjin dan Jimin. Seokjin sesekali bertanya tentang Ji-hyun disekolah, dan menyuruh Ji-hyun segera mandi sehabis makan.
Tak lama mereka selesai makan, Jimin membereskan piring mereka, dan Ji-hyun membantu Jimin mencucinya. Jimin kembali membereskan kompor yang terciprat kuah masakan tadi, dan membereskan lainnya.
"Jihyun-ah, oppa ke kamar mandi sebentar nde. Nanti kalau sudah kau bisa menonton tv—" Jimin kemudian menyentuh perutnya dengan berucap tanpa suara 'perut oppa sakit' dan sedikit meringis karena perutnya memang sakit ingin bab.
"Nde."
Dengan itu, Jimin segera beranjak dari dapur setelah mengusak rambut adiknya "Ji-hyun terbaik". Ia berlari masuk ke kamarnya dan menuju toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Star (PJM)
Novela JuvenilPark Jimin, seorang laki laki yang sabar menghadapi beratnya cobaan hidup. Ia memiliki adik yang berperilaku HyperActive bahkan beberapa orang menganggap adik Jimin berbahaya. Seperti layaknya anak autis. Jimin harus menghidupi adiknya seorang diri...