Pagi hari gerimis melanda kota. Gadis kecil sudah terbangun dari tidurnya mempersiapkan segala keperluan yang ia butuhkan untuk hari ini. Beruntung hari ini hari Minggu, ia bisa bangun sedikit lambat, namun tak terlalu lambat juga karena ini jam enam pagi.
Tangannya sibuk menghias sebuah kotak musik yang ia beli dengan uang tabungannya dalam bentuk bongkar pasang. Ia menata setiap hiasan dengan teliti, hingga ia menangkap sebuah derap kaki berjalan kearah dapur.
Tubuhnya menegang, dan segera menutupi hasil karyanya dengan serbet yang ia raih secara acak dari gantungan. Detak jantungnya berdegup kencang, dan ia terkejut saat lampu dapur menyala.
"O-ppa" gagapnya.
"Hyunie? Ada apa?"
"E-eh itu aku hanya, umh.."
Jungkook menaikkan sebelah alisnya dan memiringkan kepalanya tanda bertanya. "Apa?"
"Aku menghias hadiah untuk Jimin oppa." Ia membuka serbet tadi dan menunjukkannya pada Jungkook.
Jungkook takjub dengan apa yang ia lihat. Ia segera menguncir rambutnya acak dan membantu Ji-hyun menghias hadiah untuk Jimin. Ia duduk di kursi dan menata setiap gantungan yang ada.
"Ji-hyun, bangunkan Taehyung suruh mencegah Jimin agar tidak kemari." Gadis itu mengangguk dan berlari menuju kamar Taehyung untuk meminta tolong.
Jungkook berkeringat karena terus fokus pada benda didepannya. Matanya pun membola lucu saking fokusnya.
"Ah, kue tadi malam biar Ji-hyun yang urus." Gumamnya.
Tak lama kemudian ia mendengar derap langkah berlari kecil dari kamarnya. Sudah dipastikan itu Ji-hyun.
"Sudah?" Tanya Jungkook tanpa menoleh.
"Sudah boss."
"Good girl. Sekarang bantu oppa menghias kue oke? Ambil lilin disaku jaket oppa yang tergantung di dekat pintu depan, dan ambil koreknya juga ."
Ji-hyun langsung berlari menuju tempat tujuannya. Dan Jungkook langsung mendesah lega. Ia langsung menuju kulkas dan mengeluarkan kue pelangi yang ia beli semalam. Ia letakkan kue itu diatas meja dan mengeluarkan dari kardusnya. Tangannya dengan teliti menyobek setiap sisi kardus dan kemudian kembali mendesah lega.
Ji-hyun datang dengan berlari kecil sambil membawa lilin dan korek api. Namun raut wajahnya tak secerah tadi, Jungkook bingung ada apa.
"Kenapa, Ji?"
Jihyun menggeleng ringan dan kembali membuka kotak lilin.
Jungkook hanya diam dan kembali menyiapkan kue. "Ji, suruh Tae membangunkan Jimin, pura-pura minta diantar kemana agar Jimin ke kamar mandi. Kita kejutkan dia nanti, oke?"
Ji-hyun mengangguk dan kembali menuju kamar Jimin dimana Taehyung berada.
Dan benar saja, tak lama kemudian keributan datang menyambut telinganya. Jungkook berharap agar Hyung nya tak kemari, dan Jimin langsung menuju kamar mandi setelah berdebat dengan Taehyung.
"Jim, ppaliwa... Aku harus ke kantor sekarang, ada barang yang harus aku kerjakan, diminta nanti siang." Teriak Taehyung dari luar kamar mandi, tentunya sambil terkikik geli tanpa sepengetahuan Jimin.
"SEBENTAR SETAN" Balik teriak Jimin dari kamar mandi.
"HEH! LANGUAGE BABY!"
"BAD ATTITUDE CONTROL OF TONGUE"
"TINGGAL BILANG BACOT APA SUSAHNYA SIH?"
"SUDAH TAU DIAMLAH. ATAU AKU TIDAK AKAN MENGANTARMU!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Star (PJM)
Ficção AdolescentePark Jimin, seorang laki laki yang sabar menghadapi beratnya cobaan hidup. Ia memiliki adik yang berperilaku HyperActive bahkan beberapa orang menganggap adik Jimin berbahaya. Seperti layaknya anak autis. Jimin harus menghidupi adiknya seorang diri...