"J-jungkook-ssi, s-saranghae"
Jungkook menoleh ke belakang kala ia mendengar namanya disebut. Ia menatap datar orang yang memanggil namanya sekaligus menyatakan perasaannya itu.
"Lupakan" ucap Jungkook.
Orang itu terus mengikuti Jungkook kemanapun namja tampan itu pergi. Jungkook hendak ke pantry, orang itu mengikutinya. Jungkook ingin ke toilet pun diikuti.
"YA!" Ia membentak orang itu. Alhasil membuat orang itu menciut dan sedikit menundukkan kepalanya.
"Terimalah cintaku"
"Kau gila? Pergilah. Aku mau ke toilet" Jungkook berbalik dan masuk ke toilet. Namun orang itu hendak mengikutinya "YAISH!! Sana pergi."
"Jungkook saranghae"
"Enyahlah"
Jungkook memasuki toilet dan menempelkan tubuhnya pada pintu. "Orang gila" ucapnya. Ia langsung membuka celananya dan melakukan apa yang harus ia lakukan tadi.
Dibalik pintu kamar mandi, orang itu setia menunggu Jungkook dengan berjongkok sambil memainkan keset depan kamar mandi dengan menggesernya kesana kemari.
Tak lama kemudian Jungkook keluar dengan wajah kesal. Masih kesal. Jungkook mengusap wajahnya kasar dan mengangkat kakinya hendak berpose menendang.
"Kau jahat sekali sih." Ucap orang itu
"Kau gila. Permainan apa yang sedang kau mainkan?"
"Ish, Jungkook-ah, ayolah. Jadilah pacarku." Jungkook menatapnya nyalang. Namun kemudian sebuah suara menginterupsi mereka.
"Jungkook oppa? Tae oppa? Kalian sedang apa? Jangan berteriak-teriak, aku sedang fokus belajar untuk ujian." Ji-hyun berucap sedikit kesal dengan tingkah dua oppa nya itu.
"Maaf Ji-hyun -ah, bisa kau katakan pada Taehyung agar berhenti mengikutiku?"
"Tae oppa berhentilah."
"Tidak Ji, sampai Jungkook menerimaku jadi pacarnya."
'Bugh' Jungkook memukul Taehyung dengan jaketnya yang ia sampaikan dibahu tadi. "Kau itu gila ya?"
Ji-hyun sedikit terkejut "kalian kan laki-laki."
"Tapi kalau aku tak berpacaran dengan Jungkook sehari saja, Jimin akan menyuruhku membersihkan rumah selama sebulan, dan membelikan nya ice cream terus."
"Lebih baik begitu. Aku setuju" ucap Jungkook.
"APA? KAU JAHAT SEKALI PADA HYUNGMU. YA! TIDURLAH KAU DILUAR" Taehyung berteriak dan sukses membuat Ji-hyun dan Jungkook menutup telinga.
"Ssh sshh Kim Taehyung kecilkan suaramu. Tetangga sebelah rumah kita baru saja melahirkan bayi. Ari-ari nya masih basah itu lho ditanah." Jungkook menatapnya "lagipula, apa hakmu menyuruhku tidur luar? Aku juga menanam saham pada rumah ini"
"Gayamu bicara saham, kau membayar listrik saja jika tidak aku dan Jimin paksa tak akan mau."
Ji-hyun pergi meninggalkan dua makhluk berjenis laki-laki itu, dan kembali menuju kamarnya.
Ji-hyun masuk kamar dan melihat Jimin yang nampak tampan dengan kacamata baca yang sedang ia kenakan. Jimin nampak seperti top model, wajahnya saja. Kalau tubuhnya? Ah sudahlah.
"Oppa, Taehyung oppa oppa suruh menembak Kookie oppa ya?"
Jimin mendongakkan kepalanya melihat adiknya. Ia kemudian meringis hingga membuat matanya nampak segaris bulan sabit.
"Mereka sedang berdebat sampai teriak-teriak. Ji-hyun susah belajar"
"Oppa marahin dulu ya?" Jimin bangkit dari ranjangnya dan meletakkan buku resep Yoongi yang ia beli bersama waktu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Star (PJM)
Teen FictionPark Jimin, seorang laki laki yang sabar menghadapi beratnya cobaan hidup. Ia memiliki adik yang berperilaku HyperActive bahkan beberapa orang menganggap adik Jimin berbahaya. Seperti layaknya anak autis. Jimin harus menghidupi adiknya seorang diri...