Just Stop It

67 6 0
                                    

Jungkook termangu begitu mendengar ucapan Jihyun yang membuatnya benar-benar terkejut. Dari mana bocah itu tau bahwa ia merokok. Ia tak pernah merokok didepan Ji-hyun. Atau mungkin ketika dirumah pun ia akan merokok saat Ji-hyun sudah pergi.

Mata Ji-hyun nampak hampir mengeluarkan air mata. Ia sedih saat mendengar suara Jungkook yang parau. Tebakannya, Jungkook parau karena rokok. Ia melihat bungkus rokok serta korek api sewaktu ia mengambilkan korek dijaket Jungkook ketika ultah Jimin.

Jungkook mencoba meraih dagu Ji-hyun "Jihyun-ah, hmm lihat oppa. Kau tau dari mana kalau oppa merokok?"

"D-di jaket oppa ada rokok waktu Ji-hyun mengambil korek dulu."

Helaan nafas terdengar dari bilah tipis bibir Jungkook. Ia tersenyum dan memandang Ji-hyun sendu. "Jihyun-ah, dengarkan oppa. Terkadang orang membutuhkan pelampiasan dalam suatu masalah. Seperti Ji-hyun. Jika Ji-hyun kesal, Ji-hyun mendengarkan musik RM kencang kan?" Gadis itu nampak mengangguk "sama seperti oppa. Oppa merokok karena ada masalah yang sedang oppa hadapi. Namun oppa bukanlah orang yang sering merokok. Oppa melakukannya ketika oppa sudah terlalu lelah dengan masalah oppa."

"Tapi kenapa harus rokok?"

Jungkook sedikit bingung menjawabnya, jika ia menjawab rokok begitu menenangkan pikirannya, ia takut Ji-hyun akan salah tangkap akan hal ini. Maka ia mencoba menelaah kata-kata lain yang dapat dicerna Ji-hyun.

Ia tersenyum sekilas, "Ji, terkadang cara orang melampiaskan masalah itu berbeda-beda. Seperti apa yang oppa bilang tadi."

"Iyah, Ji-hyun tau. Tapi kenapa harus rokok? Oppa kan bisa bermain game, atau mungkin seperti Ji-hyun mendengarkan musik."

Benar dugaan Jungkook. Susah dijelaskan. "Jihyun-ah, oppa takut kau akan salah menangkap ucapan oppa nanti. Kau akan tau sendirinya saat dewasa. Oppa minta maaf, nde?"

Nampak Jihyun hanya diam dan menelan ludahnya karena malas. Ia ingin mendengar jawaban 'oppa akan berhenti' tadinya. Namun semua semakin membingungkan. Ia hanya ingin Jungkook berhenti merokok.

Gadis itu tersenyum kecut melihat Jungkook "baiklah." Ia turun dari ranjang Jungkook dan pergi ke kamarnya. Ia sedikit kesal dengan ucapan Jungkook, maka ia memilih tidur saja. Walau ini masih terbilang sore.

Jimin memasuki kamar Jungkook setelah melihat Ji-hyun keluar kamar Jungkook dengan wajah murung. Ia membawa baskom berisi air hangat dan makanan untuk Jungkook.

Ia letakkan barang-barang itu disamping ranjang Jungkook dan duduk di pinggiran ranjang. Jungkook sama suramnya, sepertinya bukanlah hal yang mudah.

"Kebodohanku. Aku membuat Ji-hyun tau bahwa aku merokok." Ia menghela nafasnya ringan dan kemudian menatap Jimin sendu. "Maafkan aku, Hyung. Dia bertanya padaku kenapa aku harus melampiaskan masalahku pada rokok. Dan aku tak menemukan jawaban yang cocok untuk hal itu. Untuk anak seusianya."

Jimin mengangguk ringan nampak paham "akan aku coba jelaskan nanti. Sekarang bersihkan tanganmu dengan air hangat ini dulu. Lihatlah, noda tinta dimana-mana. Betapa cerobohnya dirimu. Seharusnya kau meneleponku, Jung. Aku akan menjemputmu." Jimin merapatkan bibirnya sesaat dan mengulumnya kedalam "nanti makanlah. Aku akan Carikan baju ganti untukmu."

"Maaf Hyung, merepotkanmu."

"Anniyaaaa.. bersihkan dulu lalu makan."

Jimin menuju lemari Jungkook dan mengambil kaos serta celana panjang Jungkook. Setelah mendapat pakaian yang ia rasa nyaman untuk Jungkook, ia memberikannya. Membantu Jungkook melepas sweaternya dan tanktopnya.

"aku bisa melakukannya sendiri, hyung."

"aku tau. cepat istirahat. hujan reda aku akan ke apotek untuk membeli obatmu. Jihyun akan menjagamu seben-"

My Little Star (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang