Jungkook terus memuntahkan isi perutnya di closet kamar mandi, dengan Ji-hyun yang setia memijat tengkuk belakangnya. Sudah lima menit ia muntah-muntah akibat terlalu banyak minum semalam.
Ya, ia pergi minum bersama teman-teman kerjanya, atau bisa dibilang bapak-bapak warga desa yang bekerja bersamanya. Mereka meminum arak khas daerah tersebut, dan hingga larut malam. Beruntung hari ini ia libur bekerja karena hujan deras sedari pagi. Beberapa hari, hujan melanda daerah tersebut.
"Hoeekkk hoekk akh.. astaga perutku. Hoekkhhh" ia memegang pinggiran closet dan mencondongkan tubuhnya kedepan.
"Oppa, apa sudah enakan?" Gadis itu masih memijat tengkuk Jungkook.
Jungkook menggeleng dan tiba-tiba tubuhnya merinding hebat dan kembali memuntahkan isi perutnya. "Hoekkkk"
Hanya cairan putih kental yang ia keluarkan. Ia belum terisi apapun sejak pagi karena Seokjin membiarkannya tertidur waktu sarapan.
Jimin dan Taehyung sedang pergi ke pasar tradisional guna membeli keperluan kulkas yang mulai kosong. Sedangkan Seokjin langsung pergi mengurus tempat yang sedang ia persiapkan.
Sejujurnya, gadis itu bingung apa yang harus dilakukan, karena saat ia mual, Jimin selalu menggosoknya dengan minyak angin. Namun ia tak tahu dimana Jimin meletakkan benda itu sekarang. Ia lantas meminta ijin Jungkook untuk pergi ke kamarnya dan membongkar tas Jimin.
"O-oppa, aku ke kamar dulu mencari minyak angin."
Dan Jungkook menganggukkan kepalanya dan mulai terduduk lemas. "N-ndeeeh"
Jihyun berlari keluar kamar Jungkook dan menuju kamarnya. Ia segera mencari koper mereka, dan mencari tas kecil milik Jimin yang biasanya berisi minyak angin. Gadis itu menemukan kopernya disamping lemari tertumpuk selimut kotor. Ia menarik koper itu hingga benda diatasnya berserakan. Kemudian membuka dan mencari tas kecil Jimin. Setelah menemukan tas tersebut, ia menumpahkan isinya ke kasur dan mencari minyak angin. Ia menemukan benda tersebut dan kembali berlari menuju kamar Jungkook.
"Oppa, ini." Ji-hyun membuka tutup minyak tersebut, dan menggosokkannya pada dada Jungkook yang mulai membidang karena fitness.
Tubuh Jungkook melemas, dan ia mulai mengatur nafasnya. Tangan Ji-hyun mulai menggosok bagian bahu hingga leher Jungkook, membuat lelaki itu mendongakkan kepalanya guna mempermudah Ji-hyun menggosok.
"Haaaahh, astaga perutku terasa diaduk-aduk." Ucap Jungkook.
"Oppa, aku ambilkan air hangat yah? Nanti aku Carikan madu juga di kulkas."
Jungkook menatap gadis berumur sembilan tahun itu dengan senyum tipisnya. "Tak perlu. Oppa masih ada air putih dikamar. Nanti Ji-hyun kerepotan." Ia mencoba bangkit dengan tangan bertumpu pada closet, dan sesekali memegangi perutnya yang kram tadi. "A-akh"
"Oppa gwenchana?" Ji-hyun sigap memegang tubuh Jungkook saat lelaki itu hendak limbung.
Jungkook kembali memegang perutnya dan reflek merangkul Ji-hyun "nde.. ya tuhan."
Ji-hyun memegang pinggang Jungkook, membantu lelaki itu berjalan. Setibanya di kasur, Ji-hyun langsung mendudukkan Jungkook, dan mengambilkan air minum untuk lelaki itu. Dengan sigap, Jungkook meminumnya hingga habis.
"Oppa, makan ya?" Lebih tepatnya seperti perintah. Jungkook masih menggeleng, karena ia masih mual bila makan makanan yang sedikit manis. Ia ingin yang sedikit asam guna mengurangi rasa mualnya.
"Nanti saja, kita tunggu Jimin. Oppa masih mual bila makan makanan biasa."
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Star (PJM)
Teen FictionPark Jimin, seorang laki laki yang sabar menghadapi beratnya cobaan hidup. Ia memiliki adik yang berperilaku HyperActive bahkan beberapa orang menganggap adik Jimin berbahaya. Seperti layaknya anak autis. Jimin harus menghidupi adiknya seorang diri...