Jimin Oppa

63 9 8
                                    

Ji-hyun baru saja selesai mandi. Tangannya masih setia mengusapkan handuk ke rambutnya yang masih basah akibat selesai keramas. Seokjin membelikannya shampoo bergambar princess tadi siang, dan ia gunakan saat mandi sore seperti sekarang.

Ia tak tahu ada apa dengan oppa nya yang seperti sedang menghindarinya. Beberapa hari setelah tibanya mereka di villa, Jimin lebih suka menghabiskan waktu dengan Seokjin dan Jungkook. Ji-hyun merasa sedikit kesepian. Jimin akan datang setelah Ji-hyun tidur, dan kemudian saat Ji-hyun bangun, Jimin sudah kembali pergi bersama Seokjin. Entah kemana, mereka tak pernah pamit secara langsung padanya. Bahkan ketika mereka sarapan, Jimin hanya menyuruh Ji-hyun menghabiskan sarapannya. Mungkin Jimin sedang bekerja bersama Seokjin, pikir Ji-hyun.

Ia kembali membuka kopernya dan mendapati baju santai rumahannya. Tangannya meraih baju berwarna biru muda itu beserta celananya, dan masih menggosokkan handuk ke rambutnya yang masih setengah basah.

Ia merasa sepi saat ini. Taehyung dan Jungkook sedang berbelanja dikira, dan ia ditinggal bersama pelayan villa yang sudah berumur 50 tahunan. Sebut saja paman Hong.

Suara ketukan ia dengarkan ketika sedang mengeringkan rambut. Biasanya Jimin akan langsung masuk, Taehyung dan Jungkook pasti menyerukan namanya. Namun ini tak ada sahutan setelah Ji-hyun menunggu lama. Kalaupun penjaga villa, pasti juga akan memanggil nama Ji-hyun. Namun Ji-hyun tetap mencoba memberanikan diri mendekati pintu dan tangannya meraih gagang pintu. Dan saat ia membuka pintu, ia melihat atensi seseorang berpakaian serba gelap menjauh dari pintu dan menuju tangga. Ji-hyun terkejut namun tetap mencoba tenang. Tangannya meraih ponselnya dan menelpon Jimin. Nada sambung masih terdengar, sekitar sepuluh detik kemudian, Jimin menerima panggilan itu. "Ji, waeyo?"

"Op-pa.. cepat pulang sekarang." Bisiknya.

"Oppa tak bisa mendengarmu. Katakan dengan jelas."

"Seseorang masuk kedalam vila. Pulanglah oppa. Aku takut." Ji-hyun dapat mendengar suara kursi bergeser dari sebrang telepon.

"Paman Hong mana?"

"Dia sepertinya berkebun di belakang. Oppa, aku takut. Bahkan aku masih memakai handuk, hiks.."

Mulai terdengar isakan kecil dari mulut adiknya. Jimin kalang kabut mendengarnya. Ia lantas segera pamit pada rekan Seokjin, dan berlari menuju vila setelah menghubungi Jungkook dan Taehyung. Jimin segera menghentikan sebuah taksi, dan menunjukkan jalan menuju vila. Ia mengirim pesan pada Ji-hyun agar memegang benda apapun yang bisa digunakan untuk melawan saat Jimin belum tiba.

Ji-hyun sudah memakai bajunya dengan asal. Tangannya sebelah memegang ponsel, dan sebelah lagi memegang sebuah sapu lidi yang entah mengapa berada di balkon kamarnya. Ia berjalan bersembunyi di kamar mandi dalam kamar. Dan mengunci rapat-rapat pintu tersebut. "Oppa ppali.. hiks"

Sedangkan orang yang Ji-hyun lihat tadi, ia sedang melihat situasi vila tersebut. Ia terus mencari keberadaan Ji-hyun. Karena memang sejak awal ia mengincar Ji-hyun. Perintah dari bos nya. Ia terus mencari-cari dimana keberadaan gadis kecil tersebut. Hingga matanya menemukan sesuatu yang janggal. Seharusnya ia membuka pintu yang ia ketuk tadi. Bodohnya ia mengetuk. Ia lantas memanggil rekannya dan menuju ruangan kembali.

"Kita masuk."

"Nde." Seseorang membuka pintunya, namun kosong. Mereka tak menemukan Ji-hyun, hingga mereka melihat pintu kamar mandi tertutup rapat.

"Hey, gadis kecil. Mari bermain."

Jantung Ji-hyun seolah berhenti berdetak. "Jihyun-ah" panggilnya.

Ji-hyun mengeratkan pegangannya pada sapu, dan meremat ponselnya. "Oppa, hiks.." isaknya lirih.

Jantung Ji-hyun berpacu semakin cepat kala orang-orang itu mencoba memasuki kamar mandi. Mereka mulai mendobrak pintu kamar mandi, karena yakin Ji-hyun berada di dalam.

"Ya! Kau mau bermain sungguhan? Okey, kita mulai. Bila aku menangkapmu, kupastikan bila mulutmu akan robek." Mereka terus mendobrak. Hingga akhirnya pintu terbuka. Dan mereka terjerumus kedepan. Mereka jatuh, karena lantai belakang pintu Ji-hyun basahi dan beri shampoo agar licin.setelah mereka jatuh, Ji-hyun menyemprotkan cairan pembersih kerak lantai kearah mereka. Sungguh cairan itu benar-benar membuat kulit panas dan perih. Mereka berteriak menutupi wajah mereka. Meraih kran wastafel dan membasuhnya.

"Panas periiiih AAARRGGHHH brengsek kau anak kecil."

Ji-hyun masih terus menyemprot kearah keduanya. Lalu salah satu dari mereka mendekat, dan hendak menangkap Ji-hyun. Gadis itu segera mengarahkan sapu lidinya kearah mereka. Ia menekan nomor Jimin.

"Kyaaaaaaa pergi kalian siapa? Hiks... Oppa ppaliwaaa hiks.. AAARRGGHHH... Pergi kalian!" Ji-hyun menyemprotkan sabun ke lantai, namun sia-sia karena mereka mengenakan sepatu. Ia lantas terus bergerak memukul dua pencuri itu. "Kalian pergi! Hiks.."

"Kalian siapa?" Paman Hong datang dengan sebuah vas bunga ditangannya. Ia bergerak maju dan memukul vas tersebut kearah orang asing yang sedang berada di wastafel. "Hey, kalian siapa?"

"Ya! Pak tua! Berhenti memukuliku." Lelaki itu memukul tengkuk Paman Hong, dan pria itu kesakitan.

"Paman Hong!" Ji-hyun semakin brutal mengarahkan sapunya. Namun sapunya ditahan oleh orang yang bertempur bersamanya. "L-lepas—"

"Hyung, aku menangkapnya." Ia segera meraih tubuh Ji-hyun, dan menggendongnya layaknya karung beras. Ji-hyun memukuli punggung lelaki itu. "Kita harus segera pergi."

"Hey, lepaskan nona Ji-hyun, uhuk..." Seorang lelaki menendang punggung Paman Hong, membuat pria paruh baya itu batuk mengeluarkan darah.

"Enyahlah" ucapnya sambil melewati pintu kamar mandi.

Mereka keluar kamar mandi, kemudian menuju ruang utama. Namun apa daya, mereka disuguhkan dengan Jimin yang memerah padam karena marah. Dan beberapa orang polisi yang menodongkan senjata kearah mereka.

"Turunkan, adikku!" Tekan Jimin dalam perkataannya. Ia nampak berkaca-kaca karena melihat sang adik yang tak berdaya dalam gendongan mereka. Ji-hyun lemas dan sudah hendak muntah karena kepalanya yang terbalik.

"Akan kuturunkan." Ucap lelaki ber jaket hitam garis putih yang sedang menggendong Ji-hyun. Ia tersenyum kearah Jimin. Melihat Jimin hancur, adalah perintahnya. Tak perlu menculik Ji-hyun, dan— 'BRUGH'

"JIHYUN!!!" Jimin berlari kearah Ji-hyun yang dijatuhkan ke lantai, dengan kepala mendarat terlebih dahulu. Polisi segera menangkap mereka yang mencoba kabur.

Jungkook dan Taehyung menghampiri Jimin dan ikut panik saat melihat darah merembes dari telinga Ji-hyun.

Gadis itu sayup-sayup mendengar teriakan oppadeul nya. Ia tersenyum dan mencoba meraih tangan Jimin. Namun kepalanya sungguh sakit, dan matanya memberat. Namun ia teringat Paman Hong yang kesakitan diatas.

"Paman Hong diatas. Sakit." Ucapnya pada Taehyung, dan setelah itu semuanya gelap.



.
.
.
.
.


Hai semua💜💜💜💜💜💜💜🌻 selamat berpuasa... Gimana puasa kalian? Lancar? Aku Alhamdulillah sejauh ini bolongnya dikit hehe... Karena tahun-tahun sebelumnya aku banyak banget... Tapi kali ini sedih banget ga bisa taraweh jamaah di masjid huweeee... Tapi bersyukur aja, buat keamanan bersama. Semoga kita semua diberi kesehatan, keselamatan,kelancaran dalam segala hal, dan dimudahkan dalam segalanya. Aamiin... Tetep semangat yah walau puasa. Dan karena sebentar lagi lebaran, aku mau ucapin "minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin readers...🥰🥰🥰🥰"

My Little Star (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang