Chapter 7

36 4 0
                                    

Kalila menghindar.

Dia tidak siap bertemu dengan Jason dan Indra. Terutama Indra. Bukannya marah, dia memang sering seperti ini. Kecewa sesaat, lalu nanti akan baik-baik saja. Hanya saja, dia butuh waktu untuk memaafkan Indra.

" Kal? Lo di dalem?" tanya Indra khawatir.

" hm"

" boleh gue masuk?"

" jangan. Nanti aja kalau gue udah mau" sahut Kalila lelah.

Kemudian, hanya ada suara derap langkah kaki yang menjauhi kamarnya. Dia tahu jika Indra sekarang sedang memberinya waktu. Maka dari itu, dia akan memanfaatkan waktu ini.

Kalila termenung. Menatap wajahnya di kaca yang tergabung dengan lemarinya. Sekilas memang hanya wajahnya, namun yang dilihat Kalila bukan hanya sekedar wajah. Banyak kilas balik terpampang jelas disana.

" gak. Bukan gue. Itu bukan gue" gumamnya tidak jelas.

Gambaran itu semakin jelas diikuti suara-suara yang memasuki telinganya. Kalila menutup telinganya kala suaranya semakin jelas dan berdengung di telinganya. Kepalanya mulai pusing.

" ini semua salah lo!! Kalau aja lo gak lakuin ini, Dia gak akan mati!!"

" lo harus tanggung jawab!! Jangan malah lari!!"

" kamu yang lakuin ini, jadi kamu yang harus bayar semuanya!! "

" enggak!!!"

Napas Kalila terengah kala bayangan itu semakin lama semakin buyar. Beruntungnya gambaran masa lalunya itu tidak bertahan lama. Hanya sekilas lewat saja. Jika lama, maka bisa dipastikan dia pingsan.

" Kal!! Lo gapapa?!" tanya Indra dengan cepat, kala pintu kamar Kalila dibuka.

Kalila menatap Indra dalam diam, masih dengan napas yang belum beraturan. Dia dengan cepat berlari menuju Indra dan memeluk Kakaknya itu. Tangisnya pecah kala Indra membalas pelukannya.

Sepertinya apa yang dia pikirkan salah. Indra tidak se-egois itu. Justru dia-lah yang egois. Dia tidak memikirkan perasaan Indra. Hanya perasaannya saja yang dia pikirkan. Dia tidak tahu seberapa besar rasa sayang Indra padanya. Dia tidak tahu jika dia selalu menyakiti perasaan Indra. Tidak tahu jika Indra selalu merasakan sedih kala Kalila menolaknya.

" maafin..... Hiks..... Gue. Gue..... Hiks..... Gue jahat" isak Kalila sembari mencengkeram baju Indra.

" Kal, lo gak jahat. I do. Jangan mikir kayak gitu. Itu cuman bikin lo down aja" ucap Indra.

" ta-tapi..... Hiks..... Gue udah jahat sama lo. Gue nyakitin lo..... Hiks..... Gue..... Gue marah-marah sama lo" ucap Kalila masih dengan isakannya.

" gapapa. Lo boleh marah sama gue. Gue salah disini. Dan stop nyalahin diri lo sendiri" sahut Indra.

Kalila melepas pelukannya, lalu berjinjit. Dia mengecup pipi Indra sekilas lalu kembali memeluk Kakaknya itu. Dia sangat menyayangi Indra daripada siapapun.

" makasih udah baik banget sama gue. Gu-" ucapan Kalila terhenti kala Indra membalas kecupannya di pipi.

" gak. Jangan mikir kayak gitu. Lo Adek gue satu-satunya. Gak akan gue biarin apapun terjadi sama lo. Dan gue akan usahain yang terbaik buat lo " potong Indra.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang