Indra terus-terusan menatap pintu kamar yang ditempati oleh Vanya dan Kalila dengan khawatir. Dia tidak sendirian. Dia bersama dengan teman-temannya yang sama-sama khawatir, serta Gama yang membalut luka Vanya perlahan.
Tadi setelah Kalila mengatakan jika dirinya Kalina, dia lalu memegangi kepalanya seraya menjerit kesakitan. Setelah itu, dia pingsan. Indra yang tidak tahu mesti apa, langsung menghubungi Gavin yang kebetulan sedang berada di wilayah Bogor.
Dan sekarang, Gavin sedang memeriksa keadaan Kalila didalam sana. Walaupun hanya Psikiater, setidaknya untuk mengetahui kondisi jiwa Kalila dia-lah yang lebih tahu.
" Ndra, Kalila sering kayak gitu?" tanya Yudha serius.
" enggak. Dia gak pernah se-parah itu" sahut Indra khawatir.
" se-parah itu? Maksudnya, pernah kayak gini? Tapi gak parah?" tanya Keenan.
Indra menatap Keenan dalam diam. Dia sibuk berpikir, apakah sebaiknya dia memberitahukan semua ini kepada mereka? Tapi kalau mereka malah bertindak sama seperti Tara, bagaimana?
" kalau lo takut kita bocorin ini ke orang lain, gak usah kasih tau. Kita gak maksa" ucap Gama.
Indra menatap mereka bimbang. Haruskah dia memberitahu ini semua? Belum sempat dia berkata, pintu kamar Kalila dan Vanya terbuka. Keluarlah Gavin yang tampak lelah.
" gimana, Bang?" tanya Indra khawatir.
" tenang. Kalila baik-baik aja kok. Tapi Saya mohon jangan bahas yang tadi ke Kalila. Takutnya bikin dia inget lagi dan kejadian tadi keulang lagi" ucap Gavin.
Gavin memberi kode pada Indra untuk mengikuti langkahnya. Teman-teman Indra yang mengerti pun, memilih masuk ke kamar Kalila. Sedangkan Indra mengikuti Gavin yang membawanya keluar Villa. Mereka berada di sebuah kursi yang ada di luar Villa.
" kenapa, Bang?" tanya Indra.
" kamu tau DID gak?" tanya Gavin.
" enggak. Apa itu?" tanya Indra.
" istilah lain untuk seseorang yang mempunyai kepribadian ganda" ucap Gavin yang membuat tubuh Indra menegang.
" mak-maksudnya?" tanya Indra.
" Kalila ngalamin itu. Maksudnya, dia punya kepribadian ganda yang bikin dia ada dua. Tadi kamu bilang dia nyebut dirinya Kalina kan?" Gavin meminta Indra mengulang kembali apa yang tadi dia sampaikan ke Gavin.
" iya. Dia teriak-teriak terus ketawa-ketawa habis itu nyebut dirinya Kalina" ungkap Indra.
" Kalina adalah kepribadian yang terbentuk karena trauma yang Kalila rasakan. Dia adalah sisi lain dari diri Kalila yang lebih berani " ucap Gavin disertai penjelasan lainnya.
Indra hanya mampu mendengarkan sembari kembali memikirkan keadaan Kalila. Bagaimana bisa dia yang merupakan saudara kembarnya saja tidak menyadari ini semua? Kenapa malah disaat-saat seperti ini, dia menjadi tidak berguna?
' Kal, maafin gue '
***
Kalila mengerang perlahan, sebelum matanya membuka perlahan. Dia mengerjapkan matanya, lalu kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Bukankah dia tadi sedang memasak dengan Vanya?
Kalila mengalihkan pandangannya pada sosok laki-laki yang tertidur dengan tangan terlipat di atas kasurnya, lalu kepalanya diletakkan disana. Padahal punggungnya bisa saja pegal.
" Indra "
Kalila menggoyangkan tubuh Indra perlahan, namun itu sudah cukup baginya. Indra langsung tersentak, dan bangun begitu saja. Dia mengerjap pelan, lalu menatap penuh khawatir kearah Kalila.
KAMU SEDANG MEMBACA
K
Teen FictionKalila dan Indra. Dua anak kembar yang saling berusaha melindungi. Kalila, gadis cantik dengan segala kekurangannya yang berusaha bertahan dalam hidup yang sangat sulit. Berusaha tersenyum pada setiap penolakan orang-orang terhadapnya. Berusaha mene...