Chapter 50

23 3 0
                                    

Hari ini pun tiba.

Kalila terus-terusan melirik Indra di sebelahnya yang hanya diam saja. Dia merasa bersalah sudah mengajak Indra ke tempat keluarga besar mereka.

Sejak tadi, Indra hanya mendiami dirinya saja. Dia tidak berbicara sama sekali padanya atau bahkan pada yang lain. Indra tampak lebih diam dari biasanya. Bahkan auranya dingin sekali.

Perjalanan yang harusnya singkat, malah menjadi panjang menurut Kalila saat Indra di sebelahnya. Mereka berangkat diantar Gavin menggunakan mobil. Hanya bertiga. Tanpa Jason ataupun Gladis. Ataupun teman-temannya.

Setelah perjalanan yang sangat lama, akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga besar Sentosa. Mereka turun dan ditemani oleh Gavin. Mereka langsung disambut oleh empat saudara Ayah mereka. Anak kedua dari empat bersaudara, Aryanto. Anak ketiga, Karin. Anak keempat Geri. Dan anak terakhir, Thalia.

" Kak Kalila!!"

Seruan tadi berasal dari sepasang anak kembar milik Geri. Namanya Keyza dan Reyza. Kembar seperti Kalila dan Indra. Bedanya, Keyza kakaknya dan Reyza Adiknya. Sama seperti mereka, Reyza pendiam seperti Indra. Dan Keyza bawel seperti Kalila.

" hei. Kalian berdua makin tinggi aja" ucap Kalila saat Keyza menubruk tubuhnya. Dia memeluk gadis cantik yang kini sudah kelas 1 SMP.

" Kakak makin cantik, hehe" puji Keyza.

Kalila menyengir kearah Keyza, lalu pandangannya teralihkan ke Reyza yang hanya diam saja. Persis seperti Indra di sebelahnya.

" Reyza, sini. Masa diem aja sih? Gak kangen Kakak?" tanya Kalila seraya mengayunkan tangannya, menyuruh Reyza mendekat.

Dengan malu-malu, laki-laki yang berstatus Adik kembar dari Keyza ini memeluk Kalila. Sontak, Kalila tertawa kecil melihatnya. Reyza yang dulunya selalu menempelinya, kini malu berdekatan dengannya.

" Kak Indra! Keyza kangen!!" ucap Keyza setelah melepas pelukannya dengan Kalila.

Indra hanya diam saja tanpa membalas ucapan maupun pelukan Keyza. Dia merasa canggung, karena Keyza adalah salah satu anggota keluarga Ayahnya. Salah satu dari bagian yang Indra benci. Apakah dia harus bersikap baik pada Keyza?

" Kak? Kok diem aja?" tanya Keyza seraya mendongak, menatap Indra yang lebih tinggi darinya.

Gavin di belakang keduanya, hanya mampu diam memperhatikan interaksi mereka. Dia sebenarnya tidak setuju dengan tindakan Indra yang mendiamkan Keyza tanpa alasan. Tapi, dia paham apa yang Indra rasakan. Tidak mudah baginya menganggap Keyza baik, disaat Kakak tertuanya saja menganggap Indra musuh. Atau orang tuanya yang memusuhi orang tua Indra.

" a-ah, Kak Indra lagi gak enak badan. Key, kita ngobrolnya nanti lagi ya? Kakak ada urusan di dalem" ucap Kalila seraya mendorong Indra menjauh.

Mereka meninggalkan para sepupu yang masih kecil, dan menuju ke sebuah ruangan mirip perpustakaan di rumah mewah ini. Disana, sudah ada Kakek dan Nenek mereka. Lengkap dengan saudara Ayahnya dan sepupu mereka yang sudah cukup umur untuk mendengar pembicaraan mereka nanti.

" jadi, Saya sudah mengajak keduanya kesini. Bicarakan baik-baik dengan Kalila dan Indra tentang tujuan kalian mengajak mereka untuk tinggal disini" ucap Gavin, memulai pembicaraan di ruangan yang hening.

" baik. Terima kasih, Pak Gavin. Kalila, seperti yang kamu tau, keluarga besar kami sangat menyayangi kalian. Kami meminta maaf sebesar-besarnya karena dulu pernah menjual rumah berharga milik kedua orang tua kalian. Tapi itu keadaan mendesak.

Keuangan perusahaan turun pesat, makanya hanya itu jalan satu-satunya " ucap Yanto yang kali ini menjadi anak sulung karena sang Kakak sudah meninggal.

Indra sejak tadi membiarkan Kalila mendengarkan ucapan penuh kebohongan yang keluar dari mulut Om mereka. Indra hanya mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Memperhatikan setiap sudut ruangan.

" gimana, Indra? "

Indra tersentak saat namanya disebut. Dia memperhatikan yang lainnya yang sedang menatapnya. Dia bisa melihat ekspresi Gavin yang mengatakan jika dia sebaiknya memilih pilihan yang terbaik. Karena Kalila selalu mengandalkan perasaannya, sementara Indra mengandalkan logikanya.

" terserah Kalila aja" sahut Indra datar.

Sekilas, Indra bisa melihat senyum penuh kemenangan di bibir para saudara Ayahnya. Dia paham jika dirinya seperti masuk dalam perangkap yang dibuat mereka. Tapi, lupakah mereka jika Indra pintar?

" berarti, mulai besok kita tinggal disini dong? Tapi, Bang Jason sama Bang Gavin gimana? " tanya Kalila.

" tenang aja, Kalila. Abang bakalan sering-sering mampir. Jason pasti juga kangen sama kamu" ucap Gavin, tersenyum menenangkan Kalila.

' kali ini, gue biarin kalian bikin Kalila masuk perangkap. Biar gue tau mau apa kalian dari Kalila. Kalau gue udah tau, gue bakalan habisin kalian satu persatu. Gak peduli punya hubungan darah atau enggak, gue akan balas siapapun yang berani nyakitin Kalila'

***

Kalila melirik Indra yang tampaknya masih marah padanya yang kini tengah mengemasi pakaian mereka. Dia menghela napas. Bagaimana caranya berbaikan dengan Indra?

" Indra~ lo marah ya?" tanya Kalila takut.

Indra tidak menjawab. Dia hanya sibuk dengan barang-barangnya. Mengabaikan Kalila yang masih terus-terusan mengajaknya berbicara.

Kalila kehabisan ide. Dia pun mendekati Indra, lalu memeluknya. Menyandarkan dahinya ke punggung Indra. Dia tahu jika Indra marah, tapi apa salahnya mencari tahu tujuan sebenarnya dari keluarga mereka?

" Kal-"

" jangan marah ya? Gue minta maaf udah bertindak seenaknya. Gue cuman mau tau dengan sendirinya apa yang mereka mau" ucap Kalila.

Indra melepaskan pelukan Kalila, lalu berbalik dan langsung kembali memeluknya. Dipeluknya Kalila dengan erat. Berusaha mengambil energi sebanyak-banyaknya supaya dia kuat melindungi Kalila.

" Kal, kalau ada apa-apa lo bilang sama gue ya? Gue gak mau jadi Kakak yang gak berguna lagi" ucap Indra.

" hmm..... Iya" ucap Kalila.

Kalila hanya berharap jika semesta kini berpihak pada mereka. Semoga saja ini adalah happy ending yang mereka inginkan. Bahagia untuk semuanya.

" hei, maaf Abang ganggu kalian berdua. Tapi kita harus pergi sekarang. Mumpung Abang ada waktu buat nganterin kalian" ucap Gavin. Karena sebentar lagi dia akan ada meeting penting.

Mereka mengangguk lalu segera membawa serta beberapa barang mereka. Sebelum keluar kamar, Kalila menyempatkan diri untuk melihat kamarnya dan Indra. Dia pasti akan kangen berat dengan kamar ini.

' semoga gue bisa bahagia disana. Dan semoga, gue masih bisa kesini kapanpun gue mau'

Tbc.

Hiyaa! Mereka pindah dong. Gimana keadaan mereka ya kalau disana? Bahagia? Atau sedih? Gimana reaksi Jason ya? Teman-temannya?

Siapa yang berharap happy ending? Angkat tangan🙋🙋. Atau ada yang berharap sad ending?

See you in chapter 51!!!!!

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang