Chapter 47

14 3 0
                                    

Gladis menatap kearah sekumpulan orang yang tampak menikmati acara malam ini. Mereka memilih acara barbeque untuk menghitung waktu sebelum tahun baru menyambut.

Mereka tampak bahagia. Gladis tersenyum kecil. Di keluarga barunya, Kalila dan Indra akan bahagia. Tidak dengan keluarga kecilnya yang jahat. Gladis malu mengakuinya, tapi Mamanya pun kini malah jalan dengan pria lain yang muda. Mamanya masih saja memaksanya memberi uang dan masih sering mengintai Kalila.

Sebenarnya ada satu rahasia yang Gladis benar-benar sembunyikan baik dari Kalila, Indra, maupun Gavin.

Mamanya menyukai Indra.

Sulit untuk menolak pesona Indra, tapi dia kan sudah berumur. Gladis tahu itu karena dia pernah tidak sengaja mengintip Mamanya yang melakukan masturbasi di kamar sendiri dan menyebut nama Indra. Saat itu, Papanya sedang dinas keluar kota.

Bisa Gladis katakan, keluarganya berisikan orang gila semua. Dia pun mungkin termasuk.

Dia tersenyum sendu. Dirinya menyedihkan. Memiliki keluarga yang menyakiti adik angkatnya. Selalu berpikir bahwa kekuasaan adalah segalanya. Dan kini menyukai pria yang lebih tua 7 tahun darinya.

" kamu kenapa disini?"

Gladis menoleh kaget. Di belakang nya, ada Gavin yang tampaknya baru saja selesai mandi. Karena mereka di Villa yang sama dengan Kalila, maka mereka tadi mengalah. Kamar mandi tidak banyak jadi mereka bergantian dan Gavin tadi menunggu Jason selesai mandi.

" liatin mereka" sahut Gladis dengan tatapan yang kini mengarah pada sekumpulan orang-orang itu.

" kenapa gak gabung?"

" Saya merasa bukan bagian dari mereka" kekeh Gladis tersenyum miris.

Gavin menghela napasnya. Dia yakin hidup Gladis pasti sulit. Memiliki orang tua yang seperti itu, lalu terpaksa menikah dengannya. Kedua adik angkatnya pernah membencinya, bahkan Indra sering waspada terhadapnya.

Gavin mengusap lembut rambut Gladis. Biar bagaimanapun, Gladis tetap istri sahnya. Walaupun mereka tidak pernah melakukan kewajiban suami-istri, Gladis tetap harus diperlakukan layaknya istri.

" kamu istri Saya sekarang. Jadi, ngomong aja kalau ada apa-apa" ucap Gavin.

Pipi Gladis memerah. Dia pun memilih mengabaikan Gavin, lalu berjalan menuju Kalila yang langsung menyambutnya dengan hangat.

Gavin hanya tersenyum dari tempatnya. Gladis itu, walaupun jarak umur mereka 7 tahun tapi tidak bisa Gavin pungkiri jika dia perempuan hebat. Berjuang sendiri di jalannya hingga menjadi CEO wanita.

' kalau aja bukan diatas kertas, udah gue cium tadi. Sayangnya, ini semua harus berakhir '

Munafik kalau Gavin berkata dia tidak pernah menginginkan Gladis. Dia ingin. Sangat ingin. Hasratnya sebagai pria sungguh besar. Tapi Gladis masih kecil menurut nya. Dia juga melakukan ini demi Kalila dan Indra.

" Bang! Lo ngapain disana?! Sini gabung"

Teriakan Jason, membuat Gavin mengerjapkan matanya lalu tersenyum lagi. Dia mengangguk lalu menghampiri Jason.

Setidaknya untuk hari ini dia hanya ingin menikmati malam pergantian tahun baru. Sebelum semuanya berubah tepat saat tanggal 1 nanti.

***

Kalila sengaja memilih duduk di dekat teman-temannya saat jam sudah mendekati jam 12. Dia terkikik geli saat melihat Lala yang tampaknya tertidur di bahu Yudha. Kalau dilihat-lihat lagi, keduanya memang cocok. Yudha pun serius dengan hubungannya.

Dia duduk diantara Vanya dan Keenan. Sengaja agar Vanya bisa dekat dengan Indra. Dia masih berusaha agar Indra suka sama Vanya, walaupun rasanya mustahil juga.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang