Chapter 39

10 3 0
                                    

Keenan menatap kearah gedung di hadapannya yang ada sebuah lambang bertuliskan A.S. Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi ini, dikelola oleh seorang wanita berumur 23 tahun. Wanita cantik yang kini menyandang gelar sebagai pengusaha muda yang cantik dan berbakat.

Keenan tidak menyangka jika sosok sempurna yang sering dia lihat di televisi itu adalah Kakak angkat dari sahabatnya. Lalu, kenapa hidup mereka menderita?

Dia jadi ingat perkataan Yudha kemarin saat mereka sedang iseng mencari informasi tentang Gladis.

" menurut info yang gue dapet, Kak Gladis itu pas SMP akselerasi 1 tahun. Terus pas SMA akselerasi 2 tahun. Jadinya dia masuk kuliah umur 15 tahun dan lulus umur 19 tahun. Gila sih dia pinter banget"

Keenan menggeleng perlahan. Bukan waktunya untuk memikirkan ini. Dia harus memikirkan rencana agar kedua sahabatnya baik-baik saja.

" kita langsung masuk aja?" tanya Vanya, pada satu-satunya orang tertua diantara mereka. Jason.

Jason hendak mengangguk, namun entah kenapa firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang terjadi. Yang pastinya akan membuatnya tahu sesuatu yang selama ini tidak dia ketahui.

" Kak, langsung masuk?" tanya Lala.

" hmm..... Gam, lo yang bikin janji kan? Nanti lo yang ngomong " ucap Jason mengingatkan.

" iya. Ayo, yang gue inget dia ada jadwal meeting jam 11 nanti. Waktu kita emang banyak, tapi kalau pertanyaan kita banyak nanti kita gak sempet rencanain apa-apa " ucap Gama.

Mereka pun memutuskan untuk masuk kedalam dan menemui resepsionis. Gama yang berbicara, dia bilang sudah ada janji. Lalu mereka dibiarkan ke ruangan kerja milik Gladis.

Disisi lain, Jason semakin merasakan kegelisahannya. Berulang kali dia ketukkan kakinya, padahal dia sendiri tidak tahu ada apa. Apa karena dia akan bertemu Kakak angkatnya Kalila dan Indra?

" ayo, kita langsung keatas aja" ucap Gama.

Semuanya akan selesai hari ini juga.

***

Gladis terlihat sedang fokus pada pekerjaannya, sampai pintu ruang kerjanya diketuk. Dia mengangkat pandangannya, bertepatan dengan seseorang masuk. Dia sedikit terkejut saat melihat Gavin yang datang.

" mau apa kesini?" tanya Gladis ketus.

" lho? Kenapa kamu ketus gitu? Kamu sendiri kan yang bilang kalau Saya mau ketemu gak usah buat janji?" tanya Gavin terkekeh.

" ya iya. Tapi memangnya ada urusan apa?" tanya Gladis.

Gavin melangkah mendekati meja kerja Gladis. Lebih tepatnya dia mendekati Gladis yang kini berdiri. Gavin menatap Gladis intens, lalu menarik pinggangnya agar Gladis mendekat.

" h-hei! Ini di kantor" ucap Gladis memperingatkan.

" Saya mau tanya, kamu ke rumah Saya waktu itu? Ngeliat Kalila dibawa Papa kamu?" tanya Gavin, tanpa menggubris peringatan Gladis.

" iya. Saya liat. Saya juga sempet ke rumah dan ngeliat mereka. Kenapa? "

" kenapa enggak kamu tolongin?"

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang