Chapter 27

14 4 0
                                    

Kalila menatap langit-langit kamar yang seharusnya ditempati Indra dan Keenan. Tapi karena Kalila minta pindah ke kamar itu, jadilah Keenan ke kamar Vanya dan Kalila.

Tadi setelah Gavin menanyakan hal itu, Kalila langsung memilih pergi. Dia tidak sanggup mendengar jawaban teman-temannya. Iya kalau bagus. Kalau tidak? Traumanya bisa saja muncul lagi.

Kalila melirik kearah Indra yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menghela napasnya. Padahal dia yang meyakinkan Indra jika mereka adalah orang baik-baik. Tapi kini dia sendiri yang takut akan semua itu.

" Kal, are you okay? " tanya Indra seraya duduk di sebelah Kalila yang tengah tiduran diatas kasur dengan kaki yang menggantung di samping kasur.

" i'm not okay anymore ", Kalila merubah posisinya menjadi duduk di sebelah Indra, "gue takut percaya gue kali ini malah ngancurin gue lagi", ucapnya.

Indra menatap Kalila dengan lembut. Diusapnya rambut Kalila dengan penuh sayang, lalu menarik Kalila untuk bersandar di bahunya. Pasti Kalila merasakan bimbang yang sangat berat. Seandainya dia yang menjadi Kalila, dia tidak masalah kalau ini dibongkar. Dia kuat karena ada Kalila.

Tapi Kalila..... Dia rapuh.

Dia tidak akan kuat jika tidak ada yang menemaninya. Dan sebenarnya, Indra siap menghancurkan dirinya sendiri demi Kalila. Dia siap semua orang menjauhinya karena dia membela Kalila. Dia tidak masalah asalkan Kalila tetap di dekatnya.

" hei, dengerin gue. Gak peduli seberapa besar masalah lo di dunia ini. Gue akan selalu di samping lo. Jangan pernah lo mikir gue bakalan ninggalin lo. Karena itu adalah hal terakhir, bahkan hal paling enggak mungkin yang akan gue lakuin " ucap Indra, meyakinkan Kalila.

Tangis Kalila pecah seketika. Dia memeluk Indra erat, seakan-akan jika dia melepasnya maka Indra akan hilang dan pergi selamanya.

" udah ya? It's time to sleep. Besok kita balik ke Jakarta. Jangan dipikirin" ucap Indra.

Kalila mengangguk, lalu berbaring diikuti Indra. Dia memeluk Indra dengan erat lagi. Lalu dia langsung terlelap dalam tidurnya.

Disisi lain, Indra tidak bisa tidur. Pikirannya berkecamuk dengan segala kemungkinan yang terjadi setelah keempat temannya itu tahu apa yang terjadi pada Kalila. Dia harus semakin waspada dengan segala kemungkinannya.

Tapi yang paling penting sekarang,.....

Indra melirik Kalila yang masih memeluknya dari samping. Dia tersenyum seraya membalas pelukan Kalila dengan tangan kanannya. Kalila adalah yang paling penting bagi Indra. Keselamatan kembarannya ini adalah prioritas utama.

' i love you, Kal. Gue gak akan biarin siapapun nyakitin lo. Bahkan kalau pun itu adalah Jason dan Bang Gavin, gue yang bakalan lawan. Because, i just have you now'

***

Pagi hari ini tidak sama seperti kemarin saat mereka baru saja memutuskan untuk ke Villa. Pagi ini, semuanya berbeda. Tidak ada sapaan yang biasanya terdengar. Hanya ada orang-orang yang sama-sama mau menuju ke Jakarta, dengan pikiran masing-masing tanpa berniat memberitahukan apa yang mereka pikirkan.

" ayo berangkat. Kalila, Indra, bareng Abang aja ya? Kalian bisa langsung ke rumah jadinya" ucap Gavin.

Semuanya hanya diam dan mengikuti ucapan Gavin. Tidak ada bantahan, tidak ada omongan, dan tidak ada yang sama lagi. Semuanya berubah.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang