Chapter 44

16 3 0
                                    

" Indra, Kalila"

Tiba-tiba, seseorang datang dari arah belakang mereka. Kedua anak kembar itu menoleh kearah sosok yang memanggil mereka. Entah kenapa, mereka de javu dengan keadaan ini. Sama seperti saat Gladis datang waktu itu.

" mau apa Anda kesini? " tanya Indra tajam. Matanya menunjukkan kilat kemarahan. Dia berdiri di depan Kalila dengan sikap melindungi.

" Saya-"

" gak usah sok kenal dengan kami. Anda telah membuang Saya dan Adik Saya begitu saja. Jangan harap kami akan kembali" potong Indra tajam.

Keenan maju dan menenangkan Indra. Dia menatap seorang pria paruh baya di hadapannya. Kalau dilihat-lihat, dia sepertinya pernah melihatnya entah dimana. Lagi-lagi dia lupa.

" maaf, apa kita pernah ketemu? Saya familier dengan wajah Anda" tanya Keenan.

" oh, maaf. Kenalkan, nama Saya Aryanto Pratama Sentosa. Kakak dari Papanya Kalila dan Indra"

Yap. Dihadapannya saat ini, adalah Yanto. Kakak pertama Papanya. Yang dulu sempat mengusirnya dari rumahnya sendiri. Yang dulu sempat menjual rumah orang tuanya hanya karena tidak memiliki uang, dan membiarkan dirinya dan Kalila di panti asuhan.

Sontak teman-temannya menoleh kearah Indra dan Kalila yang terdiam. Mata Indra masih sama. Menyaratkan permusuhan yang sangat kental. Tentu saja tidak ada yang terima. Apalagi mereka dibuang sejak kecil.

" Om ada urusan apa sama Indra?" tanya Yudha kepo. Dia melirik Indra yang masih emosi.

" Saya mau bawa dia kembali ke rumahnya. Maksud Saya, rumah kami" ucap Yanto menatap Indra.

" loh? Sentosa? Kok sama kayak nama Kak Gladis?" tanya Yudha bingung.

" iya emang sama. Jadi, Indra. Gimana? Kamu mau kan? Ini buat menebus kesalahan Om" ucap Yanto.

Indra memalingkan wajahnya. Dadanya naik turun, pertanda emosinya belum reda. Padahal dia belum melakukan apa-apa.

" Om, kita udah mau diangkat sama orang tuanya Bang Jason. Dan kita udah nyaman. Bukannya Kalila sama Indra gak mau" ucap Kalila yang sejak tadi diam saja.

" begini aja. Om kasih apapun yang kalian mau. Rumah yang dulu? Om beliin lagi buat kalian. Asalkan kalian masih mau balik lagi" ujar Yanto.

" Anda pikir, Saya dan Adik Saya bisa dibeli dengan uang? Maaf, Saya tidak akan kembali ke keluarga yang membuang Saya dan Adik Saya begitu saja. Mereka sama saja dengan penjahat" ucap Indra tajam.

Keenan paham jika Indra tidak suka diganggu seperti ini. Apalagi setelah mereka dibuang dan kini diinginkan kembali. Pasti ada yang diinginkan dari Indra dan Kalila.

" maaf, Om. Kalau Indra udah ngomong gitu, mendingan jangan deh. Lain kali aja" ucap Gama yang sejak tadi diam.

" oke, kapan-kapan Om ketemu kalian lagi. Keluarga kami selalu menyambut kalian kembali" ucap Yanto, sebelum memilih pergi.

Seketika suasana menjadi hening dan mencekam. Emosi Indra masih ada, namun berkat Kalila dia jadi lebih tenang. Kalila pun sama. Dia tidak menyangka jika keluarga besar Papanya masih menginginkan mereka. Sebenarnya ada apa?

" Sorry, boleh tanya gak? Kira-kira menurut lo, Om lo itu mau ngapain ngajakin lo berdua balik lagi?" tanya Keenan.

" gue juga gak tau. Tapi gue gak mau" ucap Indra.

" Indra, mungkin mereka beneran ngerasa bersalah kali. Makanya mereka mau berbaik hati sama kita" ucap Kalila pelan.

" Kal, jangan terlalu baik jadi orang" ucap Vanya menasihati.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang