~Nginep Di Rumah Baru (3)

115 38 0
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat ketika kita merasa senang dan bahagia. Itulah yang aku dan teman-temanku rasakan saat kita semua menghabiskan banyak waktu liburan kali ini untuk berlibur bersama di rumahku.

Hari ini adalah hari minggu, setelah tadi pagi kita selesai jogging, sore ini kita pun sedang berada di lapangan kompleks perumahan didekat sini.selain karena lapangan yang luas dan dekat dengan taman yang sangat indah, yang ditanami berbagai macam bunga-bunga indah dan pepohonan rindang, yang menjadi tujuan kita untuk kesini.

Saat semua kaum adam sedang bermain sepak bola, sedangkan kaum hawa sedang berselfie ria menikmati indahnya taman ini, aku tidak menemukan Kak Tania berada disekitar sini.

Aku pun hendak beranjak dari tempat dudukku untuk mencari keberadaan Kak Tania.
"Qilla, mau kemana?." tanya Nurmi.

"Aku mau nyari Kak Tania dulu, kalian disini aja dulu, aku sendiri aja gapapa kok." ucapku sambil berdiri dan tersenyum.

"Aku ikuutt donggg... Aku gak punya kerjaan nii." ucap Nayla sambil berdiri.

"Yaudah ayok, kalian juga mau ikut?." tanyaku pada Nurmi dan Putri, mereka pun mengangguk dan berdiri menyusulku dan Nayla.

Setelah kita sampai dibagian belakang taman, aku mendengar ada suara yang sangat aku kenali, yaitu suara Kak Tania.aku pun tersenyum saat melihat dari belakang bahwa itu adalah punggung Kak Tania.

"Iyaa dekk... Kakak tuu kesel banget sama Aqilla, Kakak tu berasa kayak lesbi tau gak, dia ngasih perhatian udah kayak anak lagi pacaran aja, dikira Kakak gak punya kesibukan lain apa yaa?, Kakak tuu pengen banget cepet-cepet jauh dari dia, supaya Kakak tuu nggak harus nahan mual saat dia terus-terusan perhatian berlebihan ke Kakak.Kakak tuu bertahan cuman biar Kakak bisa sukses sama dianggep baik dimata Adif dan temen-temennya.dan dengan bodohnya, dia terus nyangka kalau Kakak ini tulus, emang dia adik kandung Kakak apa?terus emang Kakak ini Kakaknya dia yang akan ngasih perhatian yang sama ke dia?."ucapan Kak Tania serasa petir yang menyambar tubuhku, dan persendianku serasa lemas, tulang-tulang yang ada di tubuhku serasa tidak berfungsi untuk menopang tubuhku.

Aku rasa aku sudah tidak kuat lagi menanggung ini, keburaman mataku akibat buliran bening yang siap jatuh ketika aku berkedip sekali saja, beserta tulang-tulang dan persendianku yang sama sekali tidak lagi menopang tubuhku, aku berasa sedang diawan yang paling tinggi dan dijatuhkan begitu saja ke jurang yang paling dalam, sakit, nyeri dan nyilu kurasakan bersamaan dengan air mata yang semakin menderas.sakitnya ketika terjatuh tidak terasa dibanding sakitnya hati yang terpecah belah dan tak akan bisa menyatu kembali seperti semula, meskipun bisa, tetapi akan tetap menampakan retakan yang tidak akan dapat tertutupi.

Ketulusan hatiku dalam menyayanginya ternyata dianggap olehnya sebagai gangguan yang sama sekali tidak dia harapkan ada didalam hidupnya.Bagiku dia adalah sosok istimewa, tetapi baginya aku bagaikan benalu yang tak ingin dia anggap dan tak ingin ada dalam hidupnya.

"OHH JADI GINI YANG NAMANYA KAKAK, BAIK DIDEPAN DAN BUSUK DIBELAKANG.AQILLA EMANG TERLALU BAIK UNTUK ORANG SEPERTI KAKAK."Ucap Putri terbakar emosi.

"KAMU GAK PANTES SAMA SEKALI ADA DIHIDUP AQILLA, APALAGI DIHATINYA." Ucap Nayla juga terbakar emosi.

"Dek, kamu kenapa nangis?ini ada apa?." Tanya Kak Tania padaku.

"Nggak usah pura-pura, nggak usah main drama lagi, kita udah tau wajah asli didalam topeng ini." ucap Nurmi sinis sambil menunjuk wajah Kak Tania.

"Dek, maksud kalian apa?kenapa kalian ngomong gitu?apa sebenernya salah Kakak?." tanya Kak Tania sambil menangis.

Aku gak tau omongan Kakak ini bener apa nggak, dan aku gak tau air mata ini tulus atau hanya air mata buaya?.batinku menangis.

Aku pun segera berlari, kuharap bisa meninggalkan sedikit kepedihan yang aku rasa saat ini, tetapi itu semua tidak mungkin terjadi.kuabaikan teriakan dari sahabat-sahabatku, kuabaikan rintihan tangisan Kakak yang teramat sagat kusayangi, Kakak yang sudah kuanggap seperti Kakak kandungku.tetapi sekarang hanyalah pemikiranku semata, khayalanku semata, dan tidak terjadi dikehidupan nyata, karena dia tidak pernah ingin aku ada dalam hidupnya apalagi dalam hatinya dan menjadi adik kecilnya yang pasti akan dia sayangi.

Aqilla Putri Nugraha [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang