Saat ini aku sedang menikmati masa berliburku di rumahku.saat ini aku, Kakak-Kakak dan teman-temanku pun sedang berkumpul bersama.
"Aqilla sekarang tambah sholeha yaa." ucap Kak Rahman saat aku sedang menyuguhkan beberapa cemilan yang dibantu oleh bibi, dan aku pun hanya tersenyum mendengar ucapannya.
"Emangnya dulu nggak sholeha?." tanya Kak Adif.
"Dulu juga sholeha, tapi sekarang tambah sholeh sholeha sholeha lagi..." ucap Kak Rahman.
"Iyaa, aku estujuh." ucap Kak Haikal.
"Banyak banget es nya Kal?." ucap Kak Dani sambil tertawa.
"Soalnya disini juga dingin banget." ucap Kak Haikal.
"Ini itu udah siang... udah panas, masa malah dingin." ucap Kak Hana sebal.
"Kamu peka deh aku makin cayang." ucap Kak Haikal, dan yang lainnya pun hanya memutar bola mata malas.
"Udah napa kalian mesra-mesraannya, disini ada yang masih belum halal nii, kesian..." ucap Kak Adif menatapku dan Anhar bergantian.
"Kayak yang sendirinya juga nggak aja." ucapku sebal, dan mereka pun tertawa.
"Ehh qilla, Anhar, kalian tuu kapan halalnya?kan kalian tuu udah cocok banget, kalau ada yang nikung duluan gimana." ucap Kak Adif.
"Kalau jodoh gak akan kemana." ucapku dan Anhar berbarengan, dan semuanya pun tertawa.
"Tuu kan cocok banget... Udah langsung ke KUA aja." ucap Kak Salsa sambil tertawa.
Setelah puas mengobrol dan mengejekku, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.sedangkan Kak Adif, Kak Salsa dan Azzam akan menginap di rumahku.
Malamnya~
Ketika aku dan keluargaku sedang bekumpul di ruang TV, bel pun berbunyi.Bibi pun segera membuka pintu.
"Assalamualaikum."salam mereka.
"Waalaikumsalam." jawab kita.
"Silahkan duduk."ucap Papah mempersilahkan Bunda Nita sekeluarga untuk duduk.
"Maaf kalau malam-malam mengganggu." ucap Ayah mengawali pembicaraan.
"Nggak ganggu sama sekali kok... malah kita seneng ada tamu berkunjung." ucap Papah.
"Begini... selain saya kesini untuk menyambungkan silaturahmi, saya juga ingin mengajukan niat baik putra saya yaitu Anhar untuk mengkhitbah Aqilla."ucap Ayah Bram.
"Niat baik kamu saya terima dengan baik Nak, karena kamu merupakan pria yang baik, semua keputusan sudah saya serahkan pada Aqilla." ucap Papah.
"Begini... sebenarnya Anhar harus ke Belanda selama satu bulan ini untuk melanjutkan pekerjaannya." ucap Ayah Bram.
"Kalau memang Aqilla mau menunggu, saya sangat berterimakasih, tetapi kalaupun Aqilla sudah mendapat pria yang lebih baik, saya ikhlas." ucap Anhar tulus.
Setelah semua keluarga Ayah Bram pulang, aku pun langsung masuk ke kamarku menghindari tatapan orang-orang yang akan menggodaku.
Masih teringat semua kejadian dari awal Anhar dan keluarganya datang sampai akhir, dan sekarang aku pun hanya ingin cepat-cepat tidur agar bisa shalat istikharah.
Di sepertiga malam aku pun sudah berada diatas sajadahku, kucurahkan semua isi hatiku pada Sang Kuasa, Sang Maha Cinta dan kutanyakan apa yang seharusnya aku lakukan.
Setelah selesai shalat istikharah, aku pun mengaji, sambil menunggu adzan subuh berkumandang, ketika sedang mengaji, suara dering telfon pun menghentikan bacaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqilla Putri Nugraha [Proses Revisi]
Novela JuvenilMenceritakan kisah remaja dari seorang gadis polos yang menghadapi rintangan dan ujian untuk menjadi lebih baik dan bukan hanya mengejar cinta dunia seorang pria, namun juga cinta dari Tuhan-Nya. Aqilla. Gadis yang menolak sosok pria yang dicintainy...