24).Ketulusan Cinta Azhar (3)

102 33 0
                                    

Seminggu setelah kepergian Azhar, aku pun memutuskan untuk kembali mengajar di pesantren. Tetapi, sebelum aku berangkat ke pesantren besok, aku pun memutuskan untuk berkunjung ke panti asuhan Al-Hikmah terlebih dulu.Rencananya, Kakak-Kakak dan teman-temanku pun akan pergi kesana supaya kita bisa bertemu dan saling melepas rindu.

Setelah sampai di panti asuhan Al-Hikmah, aku pun disambut hangat oleh Umi Fanya dan semua anak-anak panti.

"Syilla kangen... Banget... Sama Umi." ucap Syilla sambil memelukku.

"Umi juga kangen banget... Sama Syilla." ucapku sambil membalas pelukannya.

"Syilla jadi kangen sama Abi, biasanya Umi kesini sama Abi." ucap Syilla sambil tetap tersenyum.Syilla memang memanggilku dengan sebutan Umi, dan memanggil Azhar dengan sebutan Abi.tetapi semua anak-anak di panti ini tetap memanggilku Bunda, sama seperti mereka memanggil pengurus panti yang lainnya dan tamu perempuan yang datang ke panti ini, sedangkan tamu dan pengurus panti yang laki-laki, mereka memanggilnya dengan sebutan Ayah, karena untuk menambah kesan kekeluargaan dan keharmonisan satu sama lain.

"Syilla ikhlasin Abi yaa... supaya Abi bisa tenang di alam sana, dan diterima disisi-Nya.kita disini do'ain Abi supaya Abi bahagia disana yaa." ucapku pada Syilla.

"Aamiin..." ucap Syilla.

"Jadi Syilla jangan sedih yaa... kan disini ada Umi." ucapku pada Syilla sambil tersenyum dibalik cadarku.

"Iyaa Umi... Umi juga jangan sedih yaa." ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Iyaa sayang." ucapku sambil tersenyum.

"Umi... Kita nunggu yang lainnya di dalem aja yuk." ajak Syilla padaku, dan aku pun mengangguk.

Tetapi, sebelum aku dan Syilla masuk kedalam panti, suara klakson mobil memberhentikan langkah kami, dan yang keluar dari dalam mobil adalah Kakak-Kakak dan teman-temanku.

"Assalamualaikum." ucap mereka semua kompak.

"Waalaikumsalam." jawabku dan anak-anak panti yang lainnya.

"Kakak... aku kangen banget sama Kakak." ucapku senang sambil memeluk Kak Aini.didepan Syilla memang aku bisa menjadi sosok Umi, sedangkan kalau didepan orang yang lebih tua dariku dan sangat dekat denganku, aku bisa lebih manja dari Syilla.

"Kakak juga kangen banget sama kamu." ucap Kak Aini sambil tersenyum dan membalas pelukanku.
"Tapi yaa, perasaan kita itu minggu-minggu sekarang ini sering ketemu, terus kita juga chat-tan tiap hari.kok sekarang udah kangen lagi yaa?." ucap Kak Aini.

"Mau berapa lama pun aku gak ketemu Kakak, aku pasti kangen sama Kakak." Ucapku sambil tersenyum.

"Yang kangen-kangenan... sampe lupa sama Tania." ucap Kak Tania sambil memanyunkan bibirnya.Aku dan Kak Aini pun hanya terkekeh melihat muka Kak Tania yang sangat lucu.

"Ihhh... Kok malah ketawa." ucapnya semakin memajukan bibirnya.

"Kakak... Aku itu nggak ketawa lho..." ucapku sambil tersenyum.

"Kamu ini... Kok aku juga jadi pengen cepet-cepet punya momongan yaa?abisnya kamu itu lucu banget." ucap Kak Aini sambil mengelus pipi Kak Tania yang sekarang tampak lebih tembam.

"Yaudah Kakak makanya cepetan punya dong..." ucapku sambil terkekeh pelan.

"Mendingan kamu juga nyusul, cepet ke pelaminan sama Anhar." ucap Kak Aini balas menggodaku.

"Udah... Udah, kalian ini..." ucap Kak Tania sambil geleng-geleng kepala.

"Tania kan pengen kangen-kangenan, kok malah jadi gini?." ucap Kak Tania sebal.

Aqilla Putri Nugraha [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang