15).Indahnya Pesantren

77 35 0
                                    

Suara lantunan mengaji terdengar merdu di telingaku.sekarang sudah pukul 03.00, aku pun berwudhu dan siap-siap shalat tahajud.

"Aqilla kamu udah siap?."Tanya Ani sambil mengambil mukenanya.

"Udah kok, yaudah kita langsung ke masjid yuk, takut telat."ucapku padanya.

Setelah selesai melaksanakan shalat tahajud, shalat subuh, kultum, dan tadarus Al-Qur'an, para santriwan dan santriwati pun kembali ke kamarnya masing-masing, dan bersiap-siap untuk mandi dan sarapan.

Pelajaran pun dimulai, di kelas aku pun disuruh memperkenalkan diri.aku sangat senang karena mereka mau menerimaku, dan mereka bersikap sangat baik dan ramah padaku.

Pelajaran-pelajaran pun terus berganti, dan kulalui dengan senang, karena aku sangat menyukai pelajaran agama.adzan dzuhur pun berkumandang, pembelajaran pun dihentikan dan digantikan oleh shalat dzuhur berjamaah.setelah selesai shalat dzuhur, kita semua pun makan siang bersama.

"Gimana suasana disini?kamu suka?."Tanya Zahra setelah kita kembali ke kamar.

"Subhanallah... di sini begitu indah, aku pasti akan betah mondok disini, kalian sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri."ucapku sambil tersenyum.

"Alhamdulilah kalau gitu, kita juga sudah menganggapku sebagai saudara kita sendiri."ucap Ani yang diangguki oleh Zahra dan Nashwa.

"Terima kasih banyak yaa, kalian sudah mau membantuku untuk beradaptasi."ucapku sambil tersenyum.

"Kamu gak usah berterimakasih, sudah sepatutnya kita saling tolong menolong."ucap Nashwa sambil tersenyum, dan kita pun berpelukan.

Terimakasih engkau telah mengirim mereka untuk membantu hamba yaa rab, dan terima kasih atas nikmat yang telah kau berikan pada hamba yaa rab, tuntunlah hamba agar bisa meraih jannah-Mu.batinku bersyukur.

Semoga engkau menjadikan kami sahabat yang bisa sama-sama menggapai ridha-Mu ya rab, dan tuntunlah kami agar dapat meraih jannah-Mu, bersama-sama.Aamiin.batin Ani

"Yaudah ayok kita ke kelas lagi, ntar telat, masih ada 1 jam pelajaran ini."ucap Zahra.

Kita berempat pun kembali ke kelas.setelah semua pelajaran selesai, kita berempat pun ke kamar untuk beristirahat sejenak dan mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari tadi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh ustadzah.

Tidak terasa, Adzan Ashar pun berkumandang, setelah selesai Shalat Ashar, dan dilanjutkan dengan ngaji kitab.setelah semua kegiatan di masjid selesai, para santri pun kembali ke kamar untuk bersiap-siap Shalat Maghrib berjamaah, seperti biasa, sebelum menunaikan shalat maghrib berjamaah, para santri bershalawat bersama terlebih dahulu.

"Tadi tuu suaranya Gus Kamil merdu banget yaa."ucap Zahra setelah kita sampai di kamar.

"Iya."ucap kita serempak.

"Tapi... emang Gus Kamil itu siapa?."tanyaku pada mereka.

"Emang kamu gak tahu?bukannya waktu pertama kamu masuk pesantren kamu ketemu sama dia yaa?."Zahra pun bertanya balik padaku.

"Engg... aku gak merhatiin, emang ada dia yaa?emang dia itu siapa?."tanyaku lagi.

"Dia itu anak kedua dari Ustadz Mansyur, pemilik pesantren ini.dan dia tuu luar biasa akhlaknya."ucap Zahra memuji Gus Kamil.

"Aku tuu sampai terpesona sama suaranya, apalagi kalau ketemu orangnya, ganteng banget... berdebar gituu hati akuu."ucap Zahra menambahi.

"Gak boleh gituu Zah, gak baik memikirkan orang yang gak halal bagi kita."ucap Ani.

"Hehe... maaf ustadzah, ana khilaf."ucap Zahra sambil cengengesan.

"Aamiin..."ucap Ani meng-aamiinkan dirinya menjadi ustadzah, aku dan Nashwa pun meng-aamiinkan.

"Kok malah pada Aamiin sii?aku khilaf di Aamiin-in."ucapnya telmi.

"Kita tuu Aamiin-in Ani jadi ustadzah, bukan karen kamu khilaf terus kita Aamiin-in."ucap Nashwa sambil menoyor kepala Zahra.

"Ohh gituu."ucapnya sambil cengengesan, dan kita pun hanya geleng-geleng melihat tingkah Zahra.

"Yaudah, ayok lebih baik kita ke masjid sekarang, nanti keburu gak kebagian tempat."ucapku pada mereka, dan kita pun bergegas menuju masjid.

Setelah selesai shalat maghrib, ngaji kitab, Shalat Isya, dan setoran hafalan Al-Qur'an yang sudah dihafal masing-masing, kita segera masuk ke kamar dan tidur, karena jam sudah menunjukkan 22.00.

Hari-hari di pesantren Aqilla lalui dengan bahagia, karena inilah yang dia impikan dari dulu.setiap ada lomba, Aqilla selalu mengikutinya, terutama lomba qori'ah, sekarang suaranya lebih merdu dan sangatlah menenangkan hati, dan tajwidnya pun sudah betul.

"Subhanallah Nak... kamu selalu membuat Abi terhanyut dalam suaramu yang begitu merdu saat melantunkan Asma-Nya ini, kamu memang luar biasa, kamu banyak sekali belajar dari yang terdahulu hingga suaramu sekarang sangatlah merdu dan menenangkan hati."Ucap Abi Mansyur memuji Aqilla sambil tersenyum.

"Syukron Abi... ini semua juga atas bantuan dari Abi, dan atas izin dari-Nya, dan Abi tidak usah terlalu memuji qilla, karena qilla hanyalah hamba Allah yang memiliki banyak kekurangan."ucapku merendahkan diri sambil tersenyum pada orang yang sudah kuanggap sebagai Abi ku sendiri.

"Abi semakin kagum padamu Nak, baiklah kalau begitu, lebih baik kamu segera kembali ke kamarmu dan beristirahat Nak."ucap Abi.

"Baik Abi, kalau begitu qilla pamit, Assalamualaikum."ucapku sambil mencium punggung tangannya.

"Waalaikumsalam Nak, Hati-hati."ucap Abi padaku.

"Na'am Abi."ucapku sebelum pergi berlalu dari hadapannya.

Aku pun sampai di kamarku.

"Assalamualaikum."salamku saat memasuki kamar.

"Waalaikumsalam."jawab mereka.

"Udah selesai qilla?."Tanya Zahra saat aku telah selesai merapikan Al-Qur'an dan mukenaku di tempatnya semula.

"Alhamdulillah udah selesai."ucapku padanya sambil tersenyum.

"Kalian kok belum pada tidur?, kan Nashwa udah tidur."ucapku sambil melihat wajah polos nan cantik sahabatku Nashwa, yang sedang tertidur.

"Aku belum ngantuk."ucap Zahra.

"Kalau aku lagi baca-baca buku dulu."ucap Ani sambil menutup buku yang baru saja dia baca.

"Yaudah lebih baik kita tidur sekarang yuk, udah malem, nanti kesiangan."ucapku pada mereka.

"Iyaa, lagian aku juga udah selesai bacanya."ucap Ani sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Yaudah deh, dari pada gak ada temen, lebih baik aku juga tidur."ucap Zahra sambil menarik selimut dan tidur.

Aku pun mematikan lampu kamar, dan langsung merebahkan tubuhku yang sudah cukup lelah.dan aku pun terlelap dalam mimpiku.

Aqilla Putri Nugraha [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang