20).Jawaban Khitbah

97 34 0
                                    

Besok adalah hari pernikahan Kak Aini.Kak Aini tampak begitu bahagia dan juga gugup.

"Kakak jangan gugup yaa... semuanya akan berjalan lancar kok, insyaallah..."ucapku menenangkannya sambil tersenyum dibalik cadarku.

"Aamiin."ucap Kak Aini sambil tersenyum.

"Assalamualaikum."ucap seseorang mengetuk pintu kamar Kak Aini.

"Waalaikumsalam."jawab kita, dan Kak Aini pun membuka pintu kamarnya.

"Tania?."ucap Kak Aini, dan aku pun langsung menghampiri pintu kamar.
"Kamu kok disini?."tanya Kak Aini.

"Masa aku gak boleh sii nemenin kamu juga disini?."tanya Kak Tania sedih.

"Ya... bukan gituu, kan kamu lagi hamil, masa kamu malah nemenin aku sii?."ucap Kak Aini.

"Emangnya kalu lagi hamil gak boleh yaa nemenin orang yang mau nikah?."tanya Kak Tania.

"Ya... gak gituu, tapi kan aku takut kalau kamu kecapean atau kenapa-napa."ucap Kak Aini.

"Insyaallah aku gak bakal kenapa-napa kok, jangan khawatir."ucap Kak Tania sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu masuk aja yuk."ajak Kak Aini.

Kita pun berbincang-bincang, untuk mengusir rasa gugup Kak Aini.tapi, karena malam sudah larut, maka kita pun memutuskan untuk tidur.

•••

Besoknya, acara pernikahan Kak Aini berjalan lancar tanpa suatu kendala apapun.aku bahagia melihat Kak Aini begitu bahagia sekarang.

"Kayaknya bakal ada yang nyusul juga nii..."ucap Kak Tania sambil tersenyum menggodaku, dan aku pun hanya tersenyum dibalik cadarku.

"Kita naik yuk Kak, ngasih selamat."ucapku pada Kak Tania.

"Yaudah ayok."ucap Kak Tania.

Saat aku sudah memberi selamat kepada Kak Aini, aku pun melihat Kak Adif, Kak Salsa dan juga anaknya.

"Assalamualaikum."ucapku

"Waalaikumsalam qilla... apa kabar?."tanya Kak Salsa sambil memelukku dan aku pun membalas pelukannya dan tersenyum, dan aku pun mencium punggung tangan Kak Adif dan Kak Salsa.

"Apa kabar Azzam?."tanyaku pada bayi kecil yang bernama Azzam Fakhrudin anak Kak Adif dan Kak Salsa yang sedang Kak Adif gendong.

"Alhamdulillah Azzam baik Aunty..."ucap Kak Salsa sambil menirukan suara bayi. Dan kita pun tersenyum, karena sudah lama tidak bertemu, aku pun mengajak Kak Adif dan Kak Salsa untuk menginap di rumahku.dan mereka pun menyetujuinya, mereka pun pulang dulu ke rumah mereka untuk membawa beberapa baju yang dibutuhkan untuk mereka nanti.

Setelah semua acara selesai dan berjalan dengan baik tanpa suatu kendala apapun.Kak Aini pun dibawa Kak Alif ke rumah yang sudah Kak Alif siapkan untuk mereka berdua.

3 Hari kemudian~

Di rumah, Aqilla sedang menerima tamu dari keluarga Abi Mansyur.

"Bagaimana kabarmu Nak?."tanya Abi pada Aqilla sambil tersenyum.

"Alhamdulillah Aqilla baik Abi."ucapku sambil tersenyum.

"Begini... selain kami kesini ingin bersilaturahmi, kami juga ingin menyampaikan niat baik anak kami, untuk mengkhitbah Aqilla."ucap Ustadz Mansyur.

Mereka semua pun menatap Aqilla yang sedang menunduk.

"Maaf Abah... sebelumnya telah ada seorang pria yang sudah lebih dahulu mengkhitbah Aqilla, dan sekarang pria tersebut akan menerima jawaban atas khitbah yang telah pria tersebut ajukan."ucap Abi sopan, Papah memang dari dulu memanggil Abi Mansyur dengan sebutan Abah, karena Kakekku dari Papah merupakan sahabat dekat Abi Mansyur.

"Apakah Aqilla sudah menentukan jawaban atas khitbah yang telah diajukan oleh pria sebelumnya?."tanya Abi.

"Sudah Abi."ucapku.

"Maaf... bolehkah kami tahu siapa pria yang telah lebih dulu mengkhitbah Aqilla?."tanya Gus Kamil.

Tiba-tiba ada suara klakson mobil, dan Mamah pun membukakan pintu, dan keluarga Azhar pun datang.

"Assalamualaikum."ucap mereka.

"Waalaikumsalam."jawab kita semua.

"Nak Azhar."ucap Abi Mansyur.

"Abi..."ucap Azhar sambil mencium tangan Abi mansyur.

"Baiklah, kalau begitu kami pamit, karena haram bagi seorang pria melamar wanita yang sudah menentukan jawaban atas khitbahan pria lain."ucap Abi Mansyur sambil tersenyum.

"Mari Abi, saya antar ke depan."ucap Papah pada Abi Mansyur, Abi Mansyur pun tersenyum.

"Maaf Abi... kalau ini menyakiti hati Abi sekeluarga."ucapku meminta maaf pada Abi.

"Tidak apa Nak... ini sudah takdir, jodoh manusia tidak ada yang tahu, kamu tidak usah merasa tidak enak dan merasa bersalah, mau bagaimanapun kamu tetap Abi anggap sebagai anak Abi sendiri."ucap Abi sambil tersenyum, dan aku pun hanya mengangguk.

"Maafkan qilla Umi."ucapku pada Umi Maryam.

"Tak apa Nak."ucap Umi sambil memelukku, dan mencium pucuk kepalaku.

Setelah semua keluarga Ustadz Mansyur pulang, suasana di ruang tamu pun hening.

"Begini... maksud kedatangan kami kesini ingin mengetahui jawaban atas khitbah yang telah  diajukan."ucap Om Bram.

"Mengangguk saja jika setuju Nak."ucap Tante Nita sambil tersenyum lembut.

"Maukah kamu untuk menjadi pelengkap separuh agamaku?."tanya Azhar sambil mengeluarkan cincin permata dari kotak berbentuk hati yang sudah Azhar siapkan.

Bismillah aku pun mengangguk.

"Alhamdulillah."ucap semuanya bersyukur.

Cincin permata yang telah Azhar siapkan pun dipasangkan oleh Mamah pada jari manisku.setelah selesai membahas rencana pernikahan yang akan dilaksanakan 1 minggu ke depan, keluarga Azhar pun pulang, karena waktu sudah cukup sore.

"Ciee... yang sebentar lagi jadi nyonya Rasyid."ucap Kak Adif yang terus menggodaku dari tadi.

"KAKAK... dari tadi Kakak mah godain aku terus ihhh."ucapku sebal.

"Iyaa Ihh dif, kasian Aqilla nya mukanya sampe merah gituu."ucap Kak Salsa, dan aku pun refleks meraba mukaku.dan aku pun tersadar bahwa aku sekarang telah memakai cadar, dan mana mungkin Kak Salsa melihat rona merah di wajahku.

"Kakak mah sama aja..."ucapku sebal dengan suami istri tersebut.

"Azzam sayang... nanti kalau udah besar jangan kayak Mommy dan Daddy yaa..."ucapku pada bayi Azzam yang sedang kugendong.

"Aqilla... Azzam Ituu kan anak Kakak, jadi dia pasti besarnya kayak Kakak."ucap Kak Adif.

"Semerdeka Kakak aja lahh."ucapku.

"Yaudah aku ke kamar dulu."ucapku dan menyerahkan Azzam ke Kak Salsa.

"Assalamualaikum."ucapku dan berlalu pergi.

"Waalaikumsalam."jawab mereka.

"Mau telfonan sama Calon Suami yaa?."ucap Kak Adif menggodaku lagi. Dan aku pun melemparkan bantal yang berada di sofa tepat di kepalanya Kak Adif.

"Aqilla...."teriak Kak Adif tak terima dan aku pun hanya terkekeh dan masuk ke kamarku untuk beristirahat.

Aqilla Putri Nugraha [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang