Bagian 10

41.2K 6.3K 229
                                    

"Halah... dasar uler kadut. Lo lamar, dia nolak, giliran bawa yang baru dia kepanasan. Itu cewek, asli, casing aja bagus." Gibran berdecak, pria itu mengembuskan asap dari mulutnya dengan raut wajah dongkol.

Alvin menanggapi dengan mengambil sebatang rokok dari kotak. Hanya, di ruangan khusus merokok, di kantornya ini, Alvin bebas mengeluarkan kotak saktinya, karena kalau diluaran image pria bersih, rapi dan bukan perokok melekat erat padanya.

Apalagi di lingkungan keluarga, wajah Alvin yang memang terlahir seperti orang baik-baik selalu di cap penurut. Ya, dia memang menuruti apa kata orang tuanya, sampai Ayahnya menginginkan dia ikut mencalonkan diri sebagai anggota Dewan sementara Alvin memilih membangun usaha yang benar-benar dipandang sebelah mata oleh Ayahnya.

Itu pertama kalinya, Ayahnya, mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya bahkan ujungnya cenderung menekan saat Alvin mengambil langkah besar keluar dari perusahaan berskala internasional dengan gaji yang sama sekali tidak bisa dibilang rendah hanya untuk membuka usaha laundry.

Kala itu Ayahnya menang, usaha Alvin bangkrut. Ibunya merasa sangat khawatir karena menjadi pengangguran adalah momok yang sangat mengerikan dalam keluarganya, Alvin tahu bukan kekurangan uang yang ditakutkan Ibunya, tapi kumpul keluarga yang menanyakan bagaimana kabar Alvin yang benar-benar dihindari Ibunya.

Namun, bukannya kembali mengikuti jalan yang dikehendaki Ayahnya Alvin justru merayu Gibran, sahabat lamanya, yang saat itu juga menetap di Jakarta. Kali itu Alvin belajar dari pengalaman, dan berbekal kemampuannya sebagai lulusan teknik Alvin mendirikan perusahaan, tak tanggung-tanggung, Gibran hanya bisa menggelengkan kepala. Mesin yang dirakit Alvin dan Gibran memang mampu mengubah air limbah menjadi air bersih siap minum, namun permasalahan yang saat itu mereka hadapi adalah pemasaran. Setiap hari Alvin dan Gibran menghubungi teman lama, maupun senior, me-lobi mereka yang memiliki usaha properti atau rekanan lainnya yang sekiranya memerlukan jasa mereka.

Butuh waktu bertahun-tahun, dari satu klien, berlanjut hingga berpuluh. Dan sekarang mereka selalu sibuk. Alvin dan Gibran bergantian mengerjakan proyek di luar kota.

Namun, meski pendapatannya sudah menyentuh angka miliaran, tetap belum cukup bagus untuk memuaskan harapan dan pemikiran Ayahnya. Saat berbaring di rumah sakit, Alvin masih mengingat jelas perkataan Ayahnya, 'pengusaha, tetap kalah dengan penguasa.'

Tetapi Alvin tetap tak bisa memenuhi harapan Ayah hingga meninggal. Visi misinya dalam menjalani hidup berbeda dengan sang Ayah, dia menyadarinya sejak dulu, di saat seluruh keluarga besarnya berlomba-lomba menunjukkan keberhasilan anak-anak mereka, Alvin justru merasa senang hanya camping dengan teman-teman kampusnya. Tetapi sayangnya Ayahnya tetap mengkotak-kotakkan kesuksesan dari pandangan kebanyakan orang.

Satu-satunya yang jalan yang direstui Ayahnya mungkin saat dia menikahi Sania. Sania yang merupakan anak perwira tinggi kepolisian berhasil memenuhi harapan Ayahnya sebagai menantu.

"Bengong."

Celetukan Gibran membuat Alvin menoleh. Alvin bukan pria misterius yang akan menyimpan rapat rahasianya. Apa guna teman ditambah label sahabat jika tidak berbagi hal-hal rumit? Membicarakan permasalahannya pada Gibran justru menjaganya tetap waras.

Termasuk ketika menceritakan tentang Amira. Dan, hanya dari cerita Alvin, Gibran mampu menarik kesimpulan fasih tentang Amira. Wanita tahan banting cocok mendampingi hidupnya yang penuh tekanan dari wanita-wanita yang sialnya tak bisa dihindari Alvin. Bahkan Gibran-lah yang menggedor-gedor isi kepala Alvin agar segera meminang Amira.

Lalu Sonya, kesialan yang ada dihidupnya salah satunya mungkin bertemu wanita itu. Benar kata Gibran, pria mana yang tak tergoda wanita cantik. Pertama kali bertemu dengannya saat Alvin masih kuliah S2 di Australia, mereka dekat dan nyaris berpacaran jika saja Alvin tidak tahu kalau Sonya telah memiliki kekasih, dia merahasiakannya. Di lain kesempatan dia bertemu Sania yang tengah berlibur, Sania wanita yang manis dan lembut, namun nasib sial sekali lagi menghampiri karena ternyata Sania adalah adik Sonya. Namun, Alvin menutupi fakta karena dia juga menginginkan Sania, dan hubungan mereka berlanjut.

Marriage DealsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang