"Kak, ikut Mama yo ke reunian temen SMA," ajak Adelina sembari meletakkan majalah yang sedari tadi dipegangnya.
"Aduh, tadi ada tugas sejarah lupa belum dikerjain, du du du.."
"Udah deh kak, gak usah berkilah gitu. Pokoknya antar Mama ya."
"Terus adek-adek gimana?"
"Ya diajak lah. Masa ditinggal sendiri."
Saat itu juga, perasaan Tasya mulai tidak enak. Pasti ia diajak karena akan dijadikan babysitter untuk adik-adiknya di sana.
"Yaudah siap-siap gih. Lima belas menit."
Tasya mendengus pelan. Helo! Dia belum ngasih jawaban lho padahal. Dengan berat hati, ia melangkah menuju kamarnya.
Tasya membuka lemari pakaian miliknya. Hari ini ia akan memakai dress selutut berwarna biru tua tanpa lengan. Itu hadiah ulang tahunnya yang ke 14. Untungnya, baju itu masih muat di tubuh Tasya. Kemudian, Tasya menyisir rambut sebahunya yang bergelombang, dan memakaikan sedikit bedak pada wajahnya. Tak lupa juga lipbalm ia aplikasikan di bibirnya agar bibirnya tidak terlihat kering.
Saat dirasa sudah cukup, Tasya akhirnya keluar dari kamar. Namun, yang ada di ruang tamu hanyalah kekosoangan, tidak ada siapa-siapa di sana. Dengan helaan napas, Tasya menghampiri Mamanya di kamar.
"Katanya lima belas menit ya, Ma?" Tanyanya sarkas.
*****
Rumah besar itu telah diisi oleh hampir puluhan orang, lagu Rewrite the stars - Zac efron, Zendaya mengalun merdu. Banyak yang saling sapa, saling mengobrol satu sama lain, atau pun cipika-cipiki saling melebur rindu.
"Adeel!"
"Eh, haloo Laaaa! Kamu sama siapa nih ke sini? Rombongan gak?" Tanya Adelina, dan pada akhirnya mereka melakukan apa yang orang lain juga lakukan. Yup! Cipika-cipiki!
"Sama suami aku sih, tapi dia lagi di deket panggung. Meet sama temennya juga."
"Long time no see, yaa.."
Saat Adelina sedang sibuk mengobrol, Andin yang notabene nya anak kecil menghampiri sebuah meja yang berisi tumpukan-tumpukan kue beraneka macam. Ia mencoba untuk meraihnya, namun meja itu jauh lebih tinggi dibanding tubuhnya.
"E-eh, dek! Ini biar saya bantu."
Sontak Adelina, temannya, Tasya, dan Dikta menoleh ke arah sumber suara.
"Ini kuenya, lain kali minta tolong ya kalau gak bisa."
Adelina menyenggol lengan Tasya, mengisyaratkan agar gadis itu menjaga Andin.
Tasya maju dengan gelagapan. "Aduh, maafin adik saya ya, Pak," begitu ucapnya seraya menunduk.
Pria itu menggangguk sekilas, lalu pamit undur diri.
"Nah Tasya, kamu jaga adik-adik kamu ya. Mama mau ketemu sama temen Mama dulu."
"Tapi Ma--"
"Bantu orang tua itu berkah lho... Yaudah, Mama ke sana dulu ya. Kalian jangan nakal, nurut apa kata kakak," ucapnya tak ingin ada penolakan sembari mengedipkan sebelah matanya. Setelah itu, Adelina pun benar-benar meninggalkan mereka.
"Hiyahiya, nasib anak pertama. Sekalinya diajak ke acara beginian malah dijadiin babysitter. Kejamnya engkau...," celetuk Tasya dengan mimik wajah yang dibuat-buat.
"Kak, lihat tuh adek ke sana," kata Dikta sembari menunjuk keberadaan sang adik.
"Oalah!"
Mereka berdua bergegas mengejar Andin.
"Andin mau ke mana? Bilang-bilang dong sama kakak."
Andin itu udah nginjek usia tiga tahun setengah lho, harusnya dia sudah bisa bilang dong kalau mau apa-apa.
"Andin mau jalan-jalan," celotehnya kencang.
"Kak, kita ke taman belakangnya aja. Lumayan adem, nggak panas kek di sini." Tasya lalu mengangguk menyetujui saran dari Dikta.
Lalu, Tasya membawa Andin ke dalam pakuannya.
Hap!
"Kamu tahu di mana letak taman belakangnya?" Dikta lantas mengangguk dan menunjukkan letak taman belakang yang ia maksud. Dan benar saja, yang ada di sana itu rata-rata remaja seusianya.
Di sana ada sebuah kolam renang yang cukup besar, banyak balon, dan cahaya temerang.
"Aduh maaf kak," sesal Dikta saat tak sengaja menyenggol lengan seseorang.
"Ya ampun!" Ucap reflek lelaki yang lengannya tersenggol tadi, membuat Tasya sontak menghampirinya dan meminta maaf atas ketidaksengajaan yang telah diperbuat oleh Dikta.
"Maafin adik saya ya, aduh..." kepalanya menunduk takut-takut. Malu intinya mah!
"Eh iya gak pa-pa. Saya juga maklum kok."
"Andika Andrew Winata," ucapnya tiba-tiba sembari menyodorkan tangannya. Tasya gelagapan. Namun perlahan, tangannya meraih dan menjabat tangan Andika.
"Anastasya Siregar."
"KAKAK!"
🐝
Hati-hati banyak si typo:'v
![](https://img.wattpad.com/cover/196103181-288-k18443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Future
Teen FictionBagaimana jika kehidupanmu dikelilingi oleh orang-orang yang menyebalkan? Yang setiap harinya berhasil membuatmu mencak-mencak bak orang gila? Lebih parahnya, saat kamu menyadari bahwa ternyata kamu lah sumbu menyebalkan itu. Jadi, sebenarnya bukan...