"Sip."
Di minggu pagi ini, Tasya duduk di pinggir lapangan sepak bola yang berubah profesi sebagai lapangan tempat tukang kaki lima menjajakan jualannya. Tangannya memegang banyak plastik berisikan makanan dengan wajah yang sumringah.
"Waduh, udah kayak car free day aja ni lapang." Bukan hanya penuh dengan penjual makanan, tapi juga penuh oleh penjual pakaian, perabotan, sandal, dan masih banyak lagi.
Tasya mah kalau jalan-jalan gak usah repot sama pacar lah, gak usah harus couple-couplean kayak abg yang lain. Asalkan membawa diri, uang cukup dan bisa makan, dia mah it's oke wae.
"Tasya?"
Merasa ada yang memanggil, Tasya pun menoleh. "Lho? Kak Biru? Sini, Kak." Ia menggeser posisi duduknya supaya Biru juga bisa duduk.
"Sendirian?" Tanya Biru.
"Enggak kok," jawab Tasya yang berhasil membuat Biru celingukan mencari siapa yang menemani Tasya ke tempat ini.
"Ini Kak, maksud Tasya, Tasya di sini sama banyak makanan. Nih," kata Tasya sembari menunjukkan jajanannya yang seabreg. "jadi Tasya gak sendiri."
Biru diam-diam tersenyum geli mendengar jawaban itu.
"Eh? Pacar? Kamu lagi ngapain di sini pacar?" Tasya segera menoleh mendengar suara itu.
"Maneh kok bisa ada di sini maneh?" Tanya Tasya menggunakan logat sunda. Tentunya dia belajar bahasa itu dari sang penggoda, Rassya.
"Ya insting seorang pacar ke pacarnya sih yang menuntun aku."
Aku? Sejak kapan ini es kutub yang ga punya malu manggil aku-kamu?
Lama termenung, Tasya pun memilih acuh dan kembali memakan makanannya.
Dari semenjak datang, pandangan Ezar masih tertuju kepada seorang lelaki yang sedang duduk anteng sambil bermain ponsel di samping Tasya.
"Ekhem!" Mendengar itu, Tasya kembali menoleh. Sebenarnya sih, dia juga ngerti kali maksud Ezar dari tadi diam di situ karena penasaran juga sama cowok yang lagi duduk di sebelahnya. Tapi ya Tasya bodoamat aja, lagi fokus sama jajanan.
"Ekhem!" Sekali lagi, dan kali ini Biru yang menoleh.
"Silahkan duduk," katanya datar sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku.
"Tasya, saya duluan."
"Eh? Lho? Mau ke mana, Kak?" Ezar mendengus kesal mendengar pertanyaan itu. Biarin aja sih orang mau pergi juga, begitu batinnya.
"Saya ada urusan." Tasya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hati-hati Kak."
Dan Biru akhirnya enyah juga dari hadapan Ezar.
Dengan gaya sok coolnya, Ezar menduduki bekas tempat duduk Biru tadi.
Ezar sudah gatal ingin bertanya tentang lelaki tadi, tapi gengsi lah kalau harus nanya mah. Tapi, Tasya pun di sampingnya tak kunjung peka, membuat Ezar gemas sendiri dan mendamprat gengsinya.
"Tadi itu siapa?" Tanya Ezar pada akhirnya.
"Tetangga sebelah, yang ngisi rumah Pak Kitri."
Walaupu tak tahu siapa itu Pak Kitri dan tak tahu di mana letak rumah bekasnya, Ezar tetap ber-oh ria, baginya informasi segitu pun sudah cukup.
Cukup lama dianggurkan, Ezar pun mencoba mengintip kegiatan perempuan di sampingnya yang sedari tadi sibuk sendiri.
"Buset! Lo jogging tapi jajanan Lo sebanyak ini dan kayak gini semua?" Tanya Ezar ketika melihat banyak plastik bekas jajanan Tasya yang pastinya itu makanan berminyak semua.
"Yaudah sih, toh tujuanku ke sini juga buat jajan kok, bukan buat jogging nya juga sih. Tasya mana semangat kalo gak ada makanan mah, mager yang ada," jelas Tasya yang mampu membuat Ezar reflek geleng-geleng kepala.
"Ckck! Ada aja ya cewek macam Lo," celoteh Ezar.
"Macam Tasya?"
"Iya, yang sama sekali gak ada anggun-anggunnya. Cewek tuh kalo di depan cogan macam gue biasanya langsung jaim, nah Lo ini sebaliknya; absurd, seabsurd-absurd nya."
"Dih, alay harus jaim di depan cowo macam kamu. Lagian kalo nyari anggun mah ya cari aja ke rumahnya. Jangan ke Tasya, Ezar gak akan nemu," kata Tasya sembari membuang plastik bekas jajanannya ke tong sampah.
"So, ada apa nih Ezar?" Tanya Tasya setelah membenahi duduknya menghadap Ezar sepenuhnya.
"Sore ini Mama minta gue ajak pacar ke rumah," jawabnya serius.
"Yaudah ajak aja, gosah nanya Tasya."
"Gimana sih, kan pacar gue itu Elo."
"Pacar kontrak."
"Maksud gue ya begitu."
"Tadi kamu bilang pacar doang, gak pake kontrak," ucap Tasya polos.
"Pokoknya, sore lo gue jemput."
🐊
Pacar di mana pacar?
Vote + Komen + Share yaa;)
See u next part
~Kay
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Future
Genç KurguBagaimana jika kehidupanmu dikelilingi oleh orang-orang yang menyebalkan? Yang setiap harinya berhasil membuatmu mencak-mencak bak orang gila? Lebih parahnya, saat kamu menyadari bahwa ternyata kamu lah sumbu menyebalkan itu. Jadi, sebenarnya bukan...