Hei, kasih apresiasi dong. Ini tuh masih lamaa bangett perjalanannya:( fyuh.
Yodah, hepi riding! :)
___
Lagu Memoris dari maroon 5 mengalun ria lewat speaker sekolah. Para murid mengantri giliran mereka untuk menyerukan hak pilih, sebagai wujud partisipasi menuju sekolah yang lebih demokratis.
Ada murid yang nyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang kini berputar, tak peduli apakah suara mereka merusak suasana atau tidak. Ada juga yang sibuk foto-foto sebagai kenang-kenangan bahwa mereka sudah selesai menuntaskan hak suaranya.
Cuaca lagi-lagi sangat mendukung. Tidak panas, tidak juga mendung. Alam begitu ikut berpartisipasi kali ini. Sapuan angin pada tubuh mereka begitu dipuja-puja. Semuanya terasa lepas dan menyenangkan.
"Kii! Lihat deh! Aku sudah nyoblos!" Seru Tasya ceria sembari menunjukkan jari kelingkingnya yang kini seperempatnya berwarna ungu.
"Gue juga dong." Kiara turut menunjukkan jari kelingkingnya diiringi senyum tipis.
"Tasya lepas banget hari ini ya Allah! Coba setiap hari begini, gak usah belajar dulu. Minimal seminggu lah," ucap Tasya.
"Itu sih kepingin lo!" Seru Kiara lalu mencubit-cubit kedua pipi Tasya.
"HIIH! KIAAA BERENTI! SAKIT WOI!" Kiara melepaskan cubitannya lalu tertawa dengan lepas.
"Unyu nya pipiku ternodai oleh jari-jari si aki," renggut Tasya sembari mengusap-ngusap pipinya yang terasa panas.
"Siapa yang lo bilang aki-aki?" Kiara mengernyitkan dahi bingung.
"Ya kamu lah Ki! Siapa lagi?" Jawab Tasya lalu ia melemparkan delikan untuk Kiara.
"Gue lebih deal lo panggil gue Kia dari pada aki-aki!! Sini lo nenek-nenek! Sini!" Lalu setelahnya, aksi kejar-mengejar kedua anak manusia ini tak dapat terelakkan, membuat siswa lain yang melihatnya mengernyitkan dahi.
Sudah kelas 10 sih iya, tapi kelakuan gak beda jauh tuh dengan anak kelas 4 SD, ckckck!
BRAK!
Tasya menabrak seorang lelaki.
Ceroboh!
"Tasya? Kamu ngapain lari-lari?" Tanya Andika kepadanya.
"Dikejar aki-aki, Kak," jawabnya dengan napas yang belum teratur.
"Aki-aki?" Belum tuntas Tasya mengangguki pertanyaan Andika, suara mengerikan kembali terdengar di telinga Tasya. Buru-buru ia melindungi kedua pipinya.
"Tasya! Kena lo!" Kiara datang lalu memegang lengan Tasya.
"Udahan dulu main kejar-kejarannya. Sekarang istirahat dulu, pitan dulu," sela Andika.
"Idih, siapa juga yang main kejar-kejaran," kata Kiara sinis.
Tak memedulikan Kiara, Andika beralih menatap Tasya. "Udah nyoblos nya?" Tanyanya kemudian.
"Udah! Tuh lihat." Tasya mengacungkan jari kelingkingnya, menunjukkan tinta berwarna ungu yang menutupi seperempat dari jari kelingkingnya itu kepada Andika.
"Lo milih gue kan, ya?" Tanya Andika jenaka.
"Tentu dong, tentu!" Lalu keduanya tertawa bersama-sama, membuat Kiara mengernyit bingung.
"Lah? Apanya yang lucu, sih?" Gumam Kiara menatap aneh keduanya.
"Lo disogok berapa Tas buat milih dia?" Tanya Kiara yang langsung menghentikan tawa keduanya. Kiara mengangkat sebelah halisnya tinggi-tinggi sembari menunggu jawabannya.
"Gak dibayar kok."
"Dika!" Seseorang menyerukkan nama Andika dari kejauhan yang reflek membuat sang empu nama menoleh. Tidak hanya Andika, tetapi Tasya dan Kiara pun turut menoleh.
"Eh, gue duluan ya. Dan buat lo," ucap Andika dengan jeda yang ia gunakan untuk menunjuk wajah Kiara. "gue gak nyogok siapa pun dengan apa pun."
Selepas kepergian Andika, Tasya menatap Kiara tidak mengerti. Ada apa sih? Kenapa Kiara kelihatannya gak suka banget sama Andika? Tasya gak ngerti lagi deh! Kamera mana kamera? Tasya mau melambaikan tangan tanda menyerah nih, abisnya kalau ada di antara Kiara dan Andika, bawaanya jadi nahan napas terus, tolong.
*****
Lapangan mulai kosong, kini para peserta didik mulai berhamburan ke kelasnya masing-masing. Acara pemilihan ketua osis hanya sampai istirahat pertama, dan hasilnya akan dihitung sepulang sekolah nanti oleh pengurus osis dan beberapa perwakilan kelas.
Tasya masih berjalan di lorong kelas sepuluh bersama siswa-siswi lain. Di depan itu kelasnya, tapi tunggu, Tasya berjalan melewati ruang kelasnya, dan malah berhenti di depan kelas X MIPA 1, kelasnya anak-anak keturunan Albert Einstein.
"Misi," ucapnya sembari mengetuk pintu yang terbuka itu tiga kali. Sedangkan kepalanya celingukan dengan tidak tahu malu.
"Nyari siapa?" Tanya seorang gadis yang menghampiri Tasya dari dalam.
"Ezar nya ada?" Gadis itu menoleh ke arah teman-temannya, mencari sosok yang dimaksud Tasya. Namun, karena ia tak berhasil menemukannya menggunakan matanya, ia pun berteriak, "WOI! SI EZAR MANA YA?"
Tasya tertegun mendengarnya. Bukan! Bukan karena kata-katanya, melainkan karena suaranya yang menggelegar. Gadis bername tag Selgie Auliani dengan poni yang terlihat lucu itu ternyata memiliki suara yang menggelegar bak petir di siang bolong.
"Gak ada Ezar nya. Kayaknya sih dia alpa," katanya kembali menoleh kepada Tasya dan tersenyum manis. "Kamu Tasya kan, ya?"
"Iya." Selgie tampak manggut-manggut di tempatnya.
"Si Ezar orangnya gimana sih?" Tanya Selgie yang spontan membuat Tasya mengernyit. Nih orang kan classmate nya Ezar, kok malah nanya ke Tasya, sih?
"Gak gimana-gimana sih. Dia mah orangnya nyebelin, suka ngatur, seenak jidat aja kalau nyuruh-nyuruh orang," jawab Tasya. Lha? Katanya gak gimana-gimana, tapi jawabannya malah beruntun, hadeuhh!
"Kamu kenal banget ya sama dia?"
"Ha? Enggak, kok," jawab Tasya dengan kepala yang menggeleng.
"Di kelas, dia malah gak berekspresi sama sekali, malesan banget. Buat ngomong aja keknya mager." Selgie tertawa akibat perkataannya sendiri membuat Tasya mengernyit diam-diam.
"Kamu beruntung," katanya lagi. "beruntung bisa buka sisi lain dari si Ezar yang amat sangat teramat mageran dan penuh tanda tanya."
Apa sih? Tasya gak ngerti! Coba tolong jelasin, maksudnya si Selgie ini gimana, ya?
"Aku rasa, dia suka sama kamu."
JEGER!
Tasya seketika menjadi batu dan tidak lagi sanggup untuk berkedip. Rasa-rasanya, kalau bukan karena malu dan gengsi di tempat umum, Tasya sudah menggelepar di lantai saking speechless nya.
🐊🐊
Kalian semua stay safe ya, stay at home in order to stay healthy.
Semoga si coron-coron ini cepat hempas dari bumi kita, biar bisa menghirup udara segar alam Nusantara ini dengan tenang lagi, bisa bersosialisasi dengan baik lagi sama teman-teman. Biar bisa nikmatin Ramadhan ceria seperti tahun-tahun sebelumnya:') dan yaa kalau dia udah pergi, tetap stay healty lho. Jangan sampai sakit dan tersakiti, apalagi tersakiti sama dia yang gak pasti:/ ehhh
Astaghfirullah!
Pokonya, di rumah bisa bantu-bantu beres2 rumah, atau kerjain tugas, kan? Rebahan juga gapapa, kali ini rebahannya membawa kebaikan kan gapapa. Lebih enakan kalau rebahannya sambil baca cerita wp "Oh My Future" ini, jadi share link cerita ini juga yaaa. Intinya tetap stay at home for stay safe and healthy, jangan egois')
Oya:( kay gak jadi UN lho ini. Entah harus seneng apa sad heu:'
Utk skrng, let's meet me on insta @Kay.lazaa
Paay💎
~Kay
![](https://img.wattpad.com/cover/196103181-288-k18443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Future
Teen FictionBagaimana jika kehidupanmu dikelilingi oleh orang-orang yang menyebalkan? Yang setiap harinya berhasil membuatmu mencak-mencak bak orang gila? Lebih parahnya, saat kamu menyadari bahwa ternyata kamu lah sumbu menyebalkan itu. Jadi, sebenarnya bukan...