"Kak!?" Teriak Adelina dari depan rumah. "itu ada temen!"
Tak kunjung mendapat respon, Adelina menyimpan kresek yang sedari tadi dipegangnya di atas meja, lalu menghampiri putrinya di kamar.
"Tasya! Dari tadi mama panggil, gak nyahut-nyahut." Adelina mendengus tatkala melihat ada earphone yang menyumpali telinga putri cikalnya itu.
Ia lantas menarik earphone itu dengan pelan, membuat Tasya mengalihkan fokusnya terhadap Adelina. "Ada apa, Ma?" Tanya Tasya bingung melihat mamanya berdiri di sampingnya sembari berkacak pinggang.
"Itu di depan ada teman kamu."
"Teman siapa, Ma?" Tanya Tasya lagi seraya beranjak duduk.
"Cowok, lihat aja. Udah gih cepetan, dari tadi nungguin dia," titah Adelina.
"Dari tadi!?"
*****
Ezar menatap aneh gadis yang kini tengah makan di hadapannya. Bahkan, halisnya sampai kerung melihat penampakan itu.
Buset, ni cewek bener-bener gak ada anggun-anggunnya apa?
"Udah?" Tanya Ezar spontan saat gadis itu mendorong piringnya sedikit menjauh.
"Udah. Sekarang kamu mending ngomong apa yang mau kamu sampaikan ke aku," katanya santai sambil bersedekap di atas meja.
"Lho? Kok Lo tau sih ada yang mau gue sampaikan?" Ezar mengerutkan dahinya tak percaya.
"Ya abisnya, bukan aku curigaan atau gimana, tapi ya setahu aku kalo cowok macam kamu ini tiba-tiba baik berarti ada maunya," jawabnya santai.
Sedikit tercengang mendengar perkataan Tasya tadi, Ezar lantas mengerjapkan matanya dua kali, lalu berdehem. "Ekhem! Jadi...gini.."
Bukannya melanjutkan perkataannya, tapi Ezar malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berdiri dari duduknya dan menghampiri Tasya di tempat.
Sedikit lama hanya ia habiskan untuk berdiri kikuk di depan Tasya, Ezar akhirnya bertekuk lutut juga di depannya dengan satu kaki yang menjadi tumpuan berat badan.
"Eh, kamu mau ngapain?" Tasya terkejut bukan main, antara bingung dan gak ngerti sama sekali.
Ezar meraih kedua tangan Tasya, lantas menggenggamnya asal. "Wahai Anastasya Siregar, yang jikalau makan tidak ada anggun-anggunnya, bersediakah kau menjadi pacar kontrak dari seorang Ezar Aditya?" Mendengar itu, Tasya cengo di tempat.
Melihat Tasya yang hanya diam tak berkutik, Ezar pun berdiri lalu berkata, "Iya Ezar."
"Makasih banyak lho," balasnya sendiri, lalu tersenyum dengan sumringah.
"Eh, bentar-bentar. Tasya bingung, sebenarnya maksud kamu apa sih?" Tanya Tasya saat Ezar telah kembali duduk di kursinya, menyudahi aksi gelo gak jelas yang tadi sempat ia tunjukan hingga menyita seperempat perhatian dari pengunjung resto yang ada.
"Belum jelas ya? Jadi mulai sekarang, Lo udah fiks jadi pacar kontraknya gue. Lo cuma harus pura-pura sebagai pacar gue di depan Mama-Papa, kelar!" Jelas Ezar yang sontak membuat Tasya menganga tak percaya.
"Terus kenapa harus Tasya? Terus, siapa itu yang ngeiyain?" Tasya shock berada di posisi begini, mati gaya udah.
"Karena gue mau nya Elo yang bantuin gue. Tadi kan lo diam, diam tandanya 'iya'."
Tasya masih diam, hingga setelahnya pekikan serta timpukan tisu yang digulung-gulung mengenai kepala 'tuan krab' versi dunia nyata di depannya. "Ezar nyebelin! Seenak jidat aja ngeklaim anak orang!"
🐊🐊
![](https://img.wattpad.com/cover/196103181-288-k18443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Future
Novela JuvenilBagaimana jika kehidupanmu dikelilingi oleh orang-orang yang menyebalkan? Yang setiap harinya berhasil membuatmu mencak-mencak bak orang gila? Lebih parahnya, saat kamu menyadari bahwa ternyata kamu lah sumbu menyebalkan itu. Jadi, sebenarnya bukan...