07

1.1K 51 0
                                    

Happy Reading, Dear ♥️♥️

____

Mars mengajak Angkasa ke rofftop karena tempat itu tempat paling aman untuk mesum, ehh bukan. Untuk mengeksekusi Angkasa. Tanpa kasihan. Mars mendorong tubuh Angkasa agar duduk di kursi reot yang ada di pojok rofftop.

Brak...

Bugh...

"WUAHHHHHAH" Bukannya membantu Angkasa yang jatuh karena dorongan yang terlalu keras hingga mengakibatkan kursi reot itu patah, Mars malah tertawa lebar. Dia puas melihat wajah Angkasa yang kesakitan. Puas sekali. "Bangun lo !. Gak usah manja !" Kata Mars yang sudah duduk di kursi lain.

"Sialan" umpat Angkasa membatin. Cowok itu membangunkan tubuhnya yang tersungkur lalu membersihkan tangannya yang kotor, setelah itu membersihkan celananya, kemudian duduk di pembatas rofftop. Gue ulang !. Pembatas rofftop. Kalau saja Mars iseng mendorong Angkasa, sudah dapat di pastikan cowok itu akan jatuh detik itu juga. "Kenapa ?" Tanya Angkasa. Cowok itu menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Sungguh menenangkan.

Mars melihat punggung Angkasa. Cowok itu sedang membelakanginya. Cowok sarap itu sedang duduk di pembatas rofftop dengan mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung. "Jadi. Yang punya koper itu lo ?" Tentu saja cewek tomboy itu sudah memiliki mental yang tangguh hingga berani menanyakan hal itu kepada sang pemilik koper. Pasalnya sudah dapat di pastikan kalau uang yang ada di salam koper itu bukan uang sembarangan.

"Iya. Kembalikan !"

"Apa benefit-nya buat gue, kalau koper lo gue balikin ?"

Angkasa terkekeh. Cowok itu melihat ke bawah. Tak ada rasa takut di relung hati Angkasa saat melihat kakinya yang melayang dari ketinggian kurang lebih lima belas meter. "Apa perlu saya ulang ?." Angkasa mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Dia membuak kotak persegi panjang itu, lalu mengambil isinya, kemudian memetikkan api agar benda itu mengeluarkan asap serta bara merah. "Kamu tidak punya asma kan ?!"

Mars mengibas-ngibaskan tangannya, cewek tomboy itu menepis asap yang keluar dari mulut Angkasa. "Gue bukan cewek lemah !" Katanya. "Ok !. Mana diary gue dulu" pinta Mars.

"Kamu fikir saya bodoh ?. Kita barter bersama-sama"

Ck !. Sial !. Angkasa bukan orang yang gampang di bodoh-bodohi. Cowok itu bahkan lebih licik dari yang Mars fikir. "Sebenernya lo itu siapa hah ?. Gue yakin lo bukan murid biasa" pertanyaan yang sia-sia. Mana mungkin Angkasa membocorkan identitasnya.
"Gue udah buang koper lo itu"

Angkasa menoleh. Ada raut keget di wajahnya walaupum tidak terlalu ketaran. Cowok itu turun, lalu membuang puntung rokok yang masih tersisa setengah kemudian menginjaknya. "Lo gila ?" Hardik Angkasa. Cowok itu tidak menggunakan 'Saya-kamu' tapi menggunkan 'lo-gue.' Itu artinya Angkasa memang sedang sangat-sangat murka. Dan Mars, salah memilih lawan. Tamatlah kau Mars.

Angkasa berjalan mendekat kearah Mars. Angin yang menerbangkan rambutnya, membuat Angkasa terlihat begitu mempesona dan menawan. Sayangnya, iblis yang bersemayam di dalam tubuh Angkasa sedang mengambil alih tubuh Angkasa. "Awkk.. apphh... yang... loowhh.. awkhh" seperti Mars tadi. Tanpa ampun Angkasa memiting leher Mars.

"Gue..."

"Uhuk... uhuk..."

Mars sulit bernafas, bahkan berbicarapun dia tidak bisa. Kedua tangan Mars dengan bebas menjambak, mencakar, memukul tubuh Angkasa. Tapi Angkasa sama sekali tak bergeming. "Tuhan. Tolong !. Please" batin Mars. Dia sudah benar-benar kebahisan nafas karena ulah Angkasa.

Crup...

"AWW"

Hos... hos...

"Lo sarap apa gimana ?. Lo mau bunuh gue hah ?" Hardik Mars dengan nafas tersenggal. Cekikan Angkasa cukup kuat, hingga membuat saluran nafas Mars terhambat. Ingin rasanya Mars menyebut semua nama binatang sekarang juga !. Tapi, what for ?. Tidak ada gunanaya. Alhasil, yang di lakukan Mars hanya memegang lehernya yang sakit dan memerah sambil melihat Angkasa yang sedang kesakitan akibat kelakuannya. Mars rasa itu ganjaran yang belum sebanding dengan apa yang di lakukan Angkasa kepadanya.

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang