17

534 28 2
                                    



"Pelan-pelan napa sih ?. Lo tuh udah kayak orang kebelet boker tau enggak ?!"

"Enggak !"

Mars melengos keras, cewek itu berusaha melepaskan tangannya yang di tarik paksa Angkasa. Langlah lebar Angkasa membuat cewek itu agak kualahan mengikutinya.

Mars mendecak, masih berusaha mencubit bahkan mencakar tangan Angkasa agar melepas tangannya "mau apa lagi sih lo ?. Ini kita mau kemana ?" Desak Mars agar Angkasa angkat suara.

Angkasa mendesah pelan, cowok itu berbalik melihat Mars sebentar "ikut saja, jangan banyak protes !"

Mars mendelik "ya gue perlu taulah. Kalo lo macem-macem kan gue bisa siapa manggil bala bantuan"

"Bodoh" Mars mendelik. Mematungkan diri di tempat agar Angkasa kesusahan menariknya. Angkasa melengos, mengusap wajahnya kasar "saya enggak bakal ngapa-ngapain kamu, asal nurut !"

"Awas lo macem-macem. Gue tampol" cercau Mars masih saja ngebacot.

Angkasa tak menggubris banyak, cowok itu mulai melepaskan cekalannya saat merasa Mars sudah nurut mengekor.

Angkasa menarik Mars ke belakang bohon, cowok itu membekap mulut Mars. Mars yang di bekap tiba-tiba membelalak kaget, apalagi wajahnya dan Angkasa sedekat ini. Bahkan sampai bisa merasakan hembusan nafas Angkasa yang terengah. Aroma deodoran Angkasa juga tercium tajam.

Itu artinya Mars sangat dekat dengan tubuh Angkasa.

Mars mengeliat, melepaskan diri. Tapi Angkasa malah semakin mengeratkan kekungannya, membuat Mars menginjak kaki Angkasa sambil menyikut perut Angkasa keras. "Arggh" ringis Angkasa setelah menarik wajahnya kembali ke balik pohon. "Apa-apaan kamu ?"

"Harusnya gue yang nanya gitu" semprot Mars sambil berkacak pinggang seolah menantang "apa-apaan lo ?. Mau modus, hah ?"

Angkasa melengos, cowok itu menarik kepala Mars paksa untuk melihat apa yang tadi di lihatnya. "Diam !" Bisik Angkasa menarik kembali wajah Mars.

"Kita ngapain disini ?" Tanya Mars juga berbisik.

Angkasa memajukan wajah di balik pohon untuk mengamati situasi. Di area kamar Pak Bon masih bayak pihak kepolisian yang berjaga. Juga di pasang police line, batas wilayah penyelidikan. Tak mendapat jawaban, Mars ikut memajukan wajahnya melihat apa yang di amati Angkasa. "Kit--"

Angkasa mendelik

Mars tambah mendelik










Mars merasa jantungnya copot sekarang juga. Tungkainya melemas begitu saja. Dia merasakan sesuatu yang hangat menempel bibirnya. Mars mendadak kaku, tapi hanya sekian detik. Cewek itu menarik diri menjauh "anjing !. First kiss gue" umpat Mars kesal setengah mati.

"Kamu ngapain ngintip-ngintip ?. Di sisi sebelah sana kan bisa ?!"

Mars mendelik, cewek itu menoleh ke sebelah kirinya seperti arahan Angkasa.

Lhah goblo !. Benar juga, ngapain dia ngintip di samping wajah Angkasa ?. Kalau gini ceritanya, ang modus siapa ?,

Mars mendecak, "gue pengen nyebut penghuni binatang"

"Nanti saja setelah ini selesai" jawab Angkasa santai.

Mars mendelik, kembali berkacak pingga walau Angkasa sudah memantau situasi lagi "kita ngapain disini ?. Masih ada kelas, Goblo !. Gue di sekolahin buat belajar, bukan ngumpet-ngumpet kayak maling gini!" Cercau Mars sudah naik pitam, tak paham dengan Angkasa yang sok misterius.

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang