30. (ENDING)

1.6K 35 2
                                    

"Eh, Sisir dong"

Alena yang sedang bercermin memberikan sisir kepada Windi tanpa mengalihkan perhatian dari cermin. Cewek itu memakai liptint tipis di bibirnya agar terlihat lebih segar. Alena tersenyum puas melihat hasil polesannya. "Eh, natural banget kan gue ?" Tanya Alena pada teman di sampingnya.

"Hmm natural banget. Sampe kek ondel-ondel"

Windi terbahak sedangkan Alena melengos. "Ck. Ini tuh make up korea. Sini deh gue make up-in. Tadi pagi gue nonton tutorial make up korea Tasya Farasya."

"Mana mau Mars dandan-dandan-AWW." Windi meringis saat Mars menarik rambutnya. "He. Kurang ajar ya lo. Mau baku hantam ?"

"Sorry, kagak sengaja elah" ucap Mars sambil mencari-cari entah apa di koper make up mini milik Bulan.

Mars nampak kebingungan melihat salah satu alat make up aneh menurutnya. "Apaan nih ?"

Windi noleh "hadeuhh. Namanya konsiler. Buat ngilangin kantung mata"

"Cocok buat panda dong ya?"

Windi melengos "ya enggak gitu juga--"

"Lo juga bego. Mana bisa kantong mata diilangin pake konsiler" Windi mendelik tidak terima "bisanya tuh nyamarin kantong mata" lanjut Alena yang membuat Windi tidak jadi marah.

Bulan yang sedang bermain ponsel melirik sambil menggeleng-geleng.







Tenda putih yang dipenuhi anak 11HD itu sedang bising bukan main. Para cewek sedang merias diri dengan berbagai alat make up yang di bawa Bulan. Ada yang duduk di atas meja depan kaca persis. Ada yang sok eksis ngevlog, ada yang asik makan, ada yang asik ketawa. Ada yang bercermin sambil galau.

"CEPETAN WOI! FG-NYA UDAH NUNGGU!. LELET AMAT SIH"

Alena melengos melihat Theo menyembulkan kepala di pintu tenda. "Iya iya sabar"

"Enam menit" putus Theo langsung pergi.







Mars berjalan disamping Bulan, cewek itu memeluk lengan Bulan dengan lesu tak bertenaga. "Enggak ada Angkasa lho" ucap Mars lirih. "Foto kelasnya ditunda aja deh"

Bulan tersenyum tipis, mengulas rambut Mars lembut. "Gue tau perasaan lo" ucap Bulan tulus "tapi Angkasa bolos hampir satu bulan. Enggak ada kabar juga. Itu artinya secara enggak langsung di keluar dari sekolah"

Mars semakin murung, wajahnya menurun kusut. Sudah hampir dua minggu cewek itu tidak tidur karena memikirkan Angkasa yang bak hilang di telan bumi.

Mars datang ke rumahnya, tidak ada yang membukakan gerbang.

Mars datang ke tempat favorit Angkasa, hasilnya juga nihil.

Angkasa benar-benar hilang.

"Yukk"

Mars mengerjab saat tangannya ditarik Bulan dan Windi. Cewek itu terpaksa tersenyum.





Pemotretan berlangsung begitu lama bagi Mars, selama kamera menyorot dia berusaha untuk tersenyum. Berusaha untuk berbaur dan terlihat bahagia.

"OKE. SELESAI YA. TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMANYA"

Sorakan dan tepuk tangan terdengar riuh. Mereka saling ber hi five lalu membubarkan diri.

Mars yang berjalan disamping Bulan mengerutkan dahi saat melihat mata Bulan. Mars melihat arah pandang Bulan, cewek itu mendesah pelan. "Ceweknya ?"

Bulan menoleh, tersenyum miris sambil mengedikkan bahu. "Mungkin" ucap Bulan lalu melihat Darren yang sedang melakukan panggilan dengan seseorang. Cowok itu duduk diatas motor dengan ponsel menempel ditelinga.

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang