23

498 18 1
                                    

Bulan mendesah pelan. Lelah sendiri berjalan di belakang Alena dan Theo yang sedang dorong-dorongan tak jelas di koridor hingga membuat Bulan beberapa kali terkena badan Alena ataupun Theo.

Bulan mengeratkan pelukan pada buku cetaknya. Menoleh ke kebelakang sebentar lalu menoleh ke depan lagi. Bulan merapatkan bibir. Menatap punggung cewek yang sedang berjalan di depan Darren dengan tatapan sulit.

Bulan merunduk, entah kenapa hari ini rasanya ingin bolos saja.

"Ck. Kenapa sih lo, Lan ?. Gue lihat dari tadi kayak gak tenang gitu. Lo lupa koreo ?"

Bulan menoleh kesamping kiri. Tepat dimana Windi sedang menatapnya. Memang sekarang mereka e.k.e anak 11 HD sedang menuju ruang dance untuk penilaian koreografi individu.

Bulan mendesah pelan "perut gue sakit"

Windi mangut dengan mulut membentuk 'O'
"Ya udah, lo izin aja ke UKS. Paling Mrs.Sisi paham kenapa absen" kata Windi memberi saran.

Bulan menggeleng.

"Ya udah terserah lo" kata Windi tak bisa memaksa. "Tapi jangan dipaksain"

"Iya" jawab Bulan singkat. Bulan agak terkejut saat ada sebuah tangan yang meraih lengannya kemudian memluknya. Bulan menaikkan sebelah alis tinggi, meminta penjelasan.

"Gue pegangin"

"Yang sakit perut gue, Win." Kata Bulan sarkas.

Windi nyengir tapi semakin mempererat pelukan.









Bulan membiarkan saja hingga mereka tiba di ruang dance yang ada di gedung sayap kanan. Mereka berdua melepas alas kaki yang kemudian masuk dan duduk terpisah.

Gerakan kecil dari samping kanan membuat Bulan menoleh. Cewek itu reflek senyum dan bergeser tempat duduk.

"Gue boleh duduk disini kan ?" Tanya orang itu.

Bulan bergumam "lo udah duduk, bahkan udah nyamanin posisi. Dan baru minta izin. Kalo gue usir gimana ??"

Darren terkekeh. "Tapi gue tau lo gak bakalan ngusir gue" jawabnya penuh dengan percaya diri.

Bulan mendecih, ingin membalas tapi urung saat Mrs.Sisi masuk hingga membuat kebisingan terhenti sementara. Iya sementara, karena selanjutnya adalah suara musik hip-hop beat yg terdengar keras di ruangan enam kali sembilan itu.







Penilaian sudah dilakukan, sebelum istirahat dan kembali ke kelas, Mrs.Sisi memberi pengarahan sebentar. Awalnya Bulan memperhatikan, hingga pandangannya teralih ke sejoli yang sedang bermain glitik-glitikan di belakang Mrs.Sisi.

Jadi posisinya, mereka (para murid) duduk melingkar secara lesehan. Sedangkan Mrs.Sisi berdiri di tengah memberi pengarahan dan beberapa kritikan.

Bulan merapatkan bibir. Ah kemarin dia tidak jadi bertemu Mars karena mendadak papanya mengajak ke jamuan makan malam bersama reka bisnisnya.

"Makannya cari cowok"

Bulan terkesiap, cewek itu reflek menoleh ke sumber suara. Tangannya terangkat mendorong sebuah kepala yang menyembul di atas pundaknya persis. "Pergi lo, setan" umpat Bulan kesal.

"Busett galak amat"

"Apa sih, Theo ?"

Theo terkekeh "enggk ada sih." Jawab Cowok itu tenang. "Kenapa ??. Ngerasa di tinggal ya ?" Katanya dengan kerlingan menggoda.

Bulan melengos, kembali melihat Mrs.Sisi yang sekarang sedang melakukan dance ringan, memberi contoh.

"Dasar buaya" umpat Alena sambil menoyor kepala Theo.

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang