3. Ulah Raka

4K 268 5
                                    

Happy reading ✨

"BANGSAT!" Adli menonjok tembok hingga tangannya terluka.

"Lo udah suruh Tino buat nyari tau siapa yang ngelakuin ini?" tanya Ovan dengan geram kepada Rafa.

"Udah gue telpon. Dia bilang ini ulah Raka sama geng nya," Rafa mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Sekarang kita cabut ke basecamp Epsilon," Adli bersama Ovan dan Rafa pergi keluar basecamp untuk mencari Raka.

Raka Albani Kenanta adalah musuh bebuyutan geng Aquila. Raka seorang ketua geng dari Epsilon. Karena ulahnya yang telah merusak basecamp Aquila ini membuat anak Aquila geram dan sepertinya akan ada pertempuran lagi diantara keduanya.

Tidak lama ketiga inti geng Aquila telah sampai di basecamp Epsilon.

"RAKA BANGSAT KELUAR LO!" Ovan mendobrak pintu hingga terbuka dan membuat orang yang berada di dalamnya kaget.

Orang-orang yang tak lain adalah anggota Epsilon berdiri dan bersiap, termasuk Raka diantaranya.

Raka menampilkan smirk nya. "Boleh juga nyali kalian. Berani datang kesini cuma bertiga," Raka menghampiri Adli yang saat itu sedang dilanda emosi.

"Maksud lo apaan?!" Adli mencengkram kerah baju Raka.

Geral yang merupakan teman dari Raka hendak membantu Raka, namun tangan Raka bergerak seolah memberi tahu Geral untuk menunggu sebentar.

"Lo marah?" tanya Raka dengan santai.

"BASTARD!" tanpa aba-aba Adli langsung meninju wajah Raka.

Raka pun tidak tinggal diam, ia melakukan perlawanan. Hingga pertarungan 3 lawan 16 pun terjadi. Ilmu bela diri Adli dan kedua temannya memang tidak bisa diragukan, namun jika harus melawan enam belas orang membuat mereka kewalahan dan hampir tumbang. Namun mereka bertiga tidak menyerah. Tidak lama kemudian anggota geng Aquila datang dan mulai menyerang. Sebelum pergi kesini Rafa memberi kabar di grup Aquila bahwa mereka akan menyerang Epsilon.

Setelah beberapa jam berlalu diantara keduanya tidak ada yang kalah maupun menang, keduanya seimbang.

"Gue tunggu lo besok!" tunjuk Adli kepada Rafa yang sudah babak belur.

Rafa menarik satu sudut bibirnya. "Gue terima tantangan lo."

"Cabut," Adli memerintah kepada anggota Aquila yang lain untuk pergi dari basecamp Epsilon ini.

• • •

"Perih gak sayang?" tanya Hana kepada Vio sambil mengobati tangan Vio.

"Sedikit," Vio masih fokus kepada ponselnya yang sejak tadi ia mainkan.

"Oh iya, Vi. Sekolah kamu gimana? Nyaman gak?" Hana membereskan obat-obatan yang barusan ia pakai untuk mengobati Vio.

"Nyaman dong Bu. Lagian Vio engga kesepian juga karena ada Bella."

"Bagus kalo gitu. Ngomong-ngomong Bella jadi kesini?" tanya Hana karena kemarin malam Vio bilang Bella akan menjenguk Vio.

"Jadi. Dia ada di bawah," Vio menyimpan ponselnya dan turun kebawah untuk menemui Bella. Hana pun mengikuti Vio.

• • •

"Serius yang nabrak lo Adli?!" Bella berteriak dan itu membuat telinga Vio terganggu.

"Ih Bella biasa aja dong. Telinga Vio sakit," Vio mengusap-usap kedua telinganya.

Bella hanya cengengesan. "Hehe sorry sorry. Abisnya Lo beruntung banget di tabrak sama cogan."

Seketika Vio ingin menjambak rambut Bella sekarang juga. "Bella! Yakali di tabrak motor beruntung! Kalo Vio mati gimana?" Vio memelototi Bella.

"Hush, ngomong sembarangan. Gue bercanda kali," Bella menampilkan gigi putihnya dan hal itu sangat menyebalkan di mata Vio. Dasar Bella teman laknat.

"Eh trus-trus Adli bawa lo ke rumah sakit?" tanya Bella penasaran.

Vio menggeleng. Bella yang mendapatkan gelengan dari Vio hanya mengerutkan keningnya. "Vio kira Adli mau nolongin, eh taunya kabur gitu aja."

"Lo serius, Vi? Lo gak salah liat kan? Gak mungkin Adli kaya gitu. Setau gue Adli itu orangnya dikenal tanggung jawab loh," Bella tidak yakin dengan apa yang di bicarakan Vio. Karena Adli dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab, jadi tidak mungkin Adli melakukan tabrak lari.

"Iya sumpah. Vio liat muka dia kaya ketakutan gitu. Tapi kemarin dia nelpon nanyain keadaan Vio. Dasar cowok aneh."

Bella hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban. Sepertinya ada kejanggalan disini.

"Besok lo sekolah kan?" Bella membuka topik lain dengan bertanya kepada Vio.

"Sekolah dong. Lagian sakitnya cuma sedikit. Nanti juga ilang lukanya."

Tak terasa hari sudah mulai gelap karena banyak hal mereka berdua bicarakan lalu Bella berpamitan untuk pulang. Sebelum pulang Hana memberikan pesan kepada Bella.

"Bel, Tante titip Vio sama kamu ya. Dia sedikit manja dan lemah, jadi Tante mau minta kamu jagain dia.'

"Pasti lah tante. Vio kan sahabat Bella. Ya udah Bella pamit pulang. Assalamualaikum," Bella mencium tangan Hana lalu pergi dari pekarangan rumah Vio. Namun kata-kata Hana sangat mengganggu pikiran Bella. Saat berbicara seperti tadi wajah Tante Hana terlihat berbeda. Namun Bella tidak ingin berpikir macam-macam dan menepis pikiran yang mengganggunya.

🌵🌵🌵

Jangan lupa vote sama semangatnya!
Makasih udah baca ya >.< ♥️

✍️Sabtu, 22 Februari 2020

ADLI [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang