Happy reading and stay safe ✨
"Udah sampe ya?" Tanya Vio dengan mata yang menyusuri pekarangan rumah Adli.
"Menurut Lo?" Adli keluar dari mobilnya tanpa menunggu Vio yang masih asik melihat-lihat.
"Tungguin," Vio buru-buru menyusul Adli yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Adli tungguin!" Teriak Vio dengan sedikit berlari dengan kesulitan karena higheals yang ia kenakan. Vio menyesal. Kenapa tidak memakai sepatu saja jika akan begini jadinya?
"Aww sshh..." Vio mengusap-usap kepalanya yang membentur punggung Adli karena berhenti mendadak.
"Gak usah lebay," Ucapan tajam itu keluar dari mulut Adli yang kini telah membalikan tubuhnya menghadap Vio.
Vio hanya cengengesan dengan wajah polosnya, sedangkan Adli berdecih melihatnya.
"Kalian udah dateng?" Itu suara Papa Adli. Papa Adli penasaran siapa wanita yang dibawa oleh Adli. Karena posisinya saat ini tidak bisa melihat wanita itu maka Papa Adli sedikit kesulitan.
"Udah," Jawab Adli datar menatap Papa nya. Sebuah tangan mencengkram kuat baju Adli dari belakang yang tak lain adalah Vio. Vio sangat gugup karena ini pertama kalinya ia diperkenalkan sebagai pacar di depan orang tua. Mungkin?
Adli menarik tangan Vio untuk diperlihatkan kepada Papa nya. Vio dengan malu masih setia menunduk dihadapan Papa Adli.
"Gak usah malu sama saya," Ucap Papa Adli yang peka dengan apa yang Vio rasakan.
Dengan perlahan Vio mengangkat kepalanya.
"Vio?" Tanya Papa Adli meyakinkan.
"Dokter Fransco?" Tanya Vio yang terkejut.
"Jadi?" Kini Adli yang bersuara karena penasaran dari mana Papa nya kenal dengan Vio.
"Ayo masuk dulu. Nanti Papa cerita," Ujar Fransco sambil berjalan menuju sofa ruang tengah.
"Papa kenal sama Vio dari mana?" Kini mereka bertiga sudah duduk di ruang tengah.
"Papa kenal Vio—"
"Dokter Fransco temennya Ibu sama Ayah," Vio memotong perkataan Fransco dan memberi kode supaya Fransco tidak memberi tahu darimana mereka saling mengenal.
Fransco berdehem, "Iya. Orang tua Vio temennya Papa." Fransco melirik Vio.
Adli hanya manggut-manggut mengerti. Ternyata Papa Adli dan orang tua Vio berteman toh.
"Ayo kita makan dulu," Ujar Fransco.
• • •
"Kamu pacar nya Adli?" Pertanyaan itu dilemparkan oleh Fransco kepada Vio. Saat ini mereka sedang duduk berdua di ruang tamu, sedangkan Adli berada di kamarnya. Katanya dia harus mengangkat telpon.
"Kata Adli gitu," Ujar Vio polos.
"Kok kata Adli?" Tanya Fransco heran.
"Waktu itu Adli ngomong kaya gini 'Karena mulai saat ini Lo pacar gue!', gitu katanya," Vio menirukan gaya bicara Adli dan hal itu membuat Fransco terkekeh karena melihat wajah lucu dari gadis lugu di hadapannya ini.
"Vio suka sama Adli?" Tanya Fransco menginterogasi dengan santai.
Vio menggangguk dengan cepat, "Vio juga kayanya sayang sama Adli," Vio tersenyum bahagia namun beberapa detik kemudian raut wajahnya berubah.
"Loh, kenapa?" Tanya Fransco yang melihat perubahan raut wajah Vio.
"Kata Adli, Vio gak boleh baper sama dia. Adli juga bilang dia gak suka sama Vio," Kini wajah Vio di tekuk.
Fransco terdiam terlihat sedang berfikir.
"Kamu percaya kan Adli anak baik-baik?"
"Vio percaya."
Fransco tersenyum lalu setelah itu mengusap kepala Vio dengan sayang. Fransco sudah menganggap Vio seperti anaknya sendiri karena sudah lama ia menjadi dokternya Vio.
"Adli itu sayang sama kamu. Cuma dia malu buat bilang. Makannya dia bilang gak sayang sama kamu," Tutur Fransco.
"Gitu ya?"
"Iya."
Bertepatan setelah itu Adli datang.
"Lo pulang sekarang, gue anter, ayo." Ujar Adli seperti terburu-buru.
"Loh kok gitu?" Tanya Vio lesu.
"Kenapa buru-buru?" Tanya Fransco.
"Adli ada urusan." Adli menarik tangan Vio, "Ayo,"
"E-eh, Om, Vio pamit assalamualaikum," Vio sedikit kewalahan karena tarikan tangan Adli.
"Pelan-pelan. Itu sakit," Cicit Vio.
Baru setelah itu Adli melepaskannya dan menyuruh Vio masuk kedalam mobil.
Selama perjalanan tidak ada yang berani membuka suara. Yang satu karena canggung, dan satu lagi karena takut. Hingga beberapa menit setelahnya mereka sampai di depan rumah Vio.
"Makasih ya," Ujar Vio dengan kepala yang menunduk karena ia selalu takut tatapan tajam Adli.
"Ini kesekian kalinya Lo ngomong tanpa natap gue."
Dengan ragu Vio mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan mata tajam Adli, namun Vio segera mengalihkan pandangannya.
"Gue gak suka kalo Lo nunduk pas lagi ngomong sama gue. Mulai sekarang Lo gak boleh gitu lagi."
"I-iya Adli," Kini Vio menatap mata Adli selama beberapa detik, lalu setelahnya iya pamit untuk masuk kedalam rumah. Setelah keluar dan menutup pintu mobil Vio berdiri untuk menunggu Adli pergi, namun mobil itu tak kunjung pergi hingga akhirnya Vio mengetuk jendela mobil.
"Kenapa belum pergi? Ada yang ketinggalan ya?" Tanya Vio setelah kacanya di turunkan.
Adli menggeleng.
"Terus?"
"Lo gak boleh suka sama gue. Gue gak suka sama Lo. Itu cuma hubungan penyelamat," Setelah itu mobil yang Adli bawa melesat pergi.
Vio menatap nanar mobil Adli yang perlahan hilang dari penglihatannya.
"Jadi cuma main-main ya?" Vio tersenyum kecut.
🌵🌵🌵
Makasih makasih makasih udah baca! <3
Btw nulis 'highils' itu gitu bukan sih? Aku gatau:( maapin kalo ada typo, kasih tau yaaa
Jangan lupa follow akun aku nya ya, wkwk
@adlimahesa_
@arashlaviolyn
@ovan.gans
@arabellafreek
@hasnarff
@spheterizDitulis pada menit ke-02
Author yang ngantuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/196151437-288-k948359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLI [New Version]
Fiksi RemajaAdli Ghani Mahesa. Ketua geng Aquila yang terkenal dengan sifat dingin dan bengis nya. Sering melakukan perkelahian terlebih dengan musuh geng nya, Epsilon. Seseorang yang penuh dengan sejuta misteri. Hingga suatu saat ia membulatkan tekadnya untuk...