20. Jaga Vio

2K 144 4
                                        

Happy reading and stay safe✨

Hari libur seperti ini biasanya Adli akan nongkrong di basecamp bersama anak-anak Aquila, tetapi kali ini tidak. Ia sedang tidak memiliki mood untuk beraktivitas apapun. Papa nya hari ini memiliki pasien, jadi ia di rumah hanya dengan satpam dan pembantu.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Adli. Adli yang sedang rebahan pun bangkit dan membuka pintu.

"Halo sayang," seorang wanita paruh baya cantik dengan pakaian elegan memeluk Adli.

"Apa kabar? Kamu sehat? Makan teratur? Gak lupa belajar? Gak lupa ibadah? Gak lupa doain almarhumah mama?" wanita itu melepaskan pelukannya dan menghujam banyak pertanyaan kepada Adli.

"Pelan-pelan dong tante." Adli terkikik geli dengan tingkah adik mama nya ini yang selalu overprotektif padanya.

"Ayo turun dulu. Tante udah bawa masakan buat kamu," Adli dan tantenya pun turun kebawah, tepatnya mereka sekarang berada di meja makan.

"Jadi gimana hari-hari kamu selama tante sibuk di Singapur?" tanya tante Adli.

"Nothing special." Jawab Adli sekenanya.

"Really? Bukannya kamu berantem sama Raka?" tebak tante Adli

Adli terdiam tidak menjawab. Tante nya pasti tahu karena memiliki banyak orang untuk memata-matai dirinya dan Raka.

"Sayang dengerin tante baik-baik, kamu damai aja ya sama Raka? Gak baik musuhan sama sepupu sendiri. Apalagi kalian kalo berantem sampe salah satunya masuk rumah sakit. Tante gak mau kalian kenapa-napa. Tante sayang kamu sama seperti tante sayang Raka," tutur tante Adli dengan suara yang lemah lembut.

Adli berdecak, "Adli juga mau damai. Tapi anak Tante Liana yang nyari masalah duluan." Saat ini nafsu makan Adli tiba-tiba hilang.

"Setelah lulus kamu mau lanjutin di luar negeri? Pisahin kalian adalah jalan yang terbaik." Usul Liana.

"Tante tau kenapa Raka benci sama Adli? Pertama karena kasih sayang yang tante kasih buat Adli, dan kedua karena nyawa orang yang Raka sayang harus direnggut karena keteledoran Adli. Lebih baik tante gak usah kesini lagi, gak usah ngurusin Adli sama papa, sayangi Adli layaknya keponakan, bukan anak." Setelah mengucapkan hal itu Adli langsung pergi keluar rumah dengan membawa kunci motornya.

Adli membawa motor dengan kecepatan tinggi dan hal itu tak luput dari makian orang-orang.

Adli merasa tidak enak kepada Liana karena berbicara tidak sopan. Sebenarnya Adli tidak berniat untuk berkata seperti itu, awalnya dia ingin mengiyakan usulan Liana karena bagaimanapun Liana bagi Adli adalah sosok ibu kedua setelah mama nya, maka dari itu ia ingin berbakti pada Liana. Namun, karena Adli lelah dan banyak pikiran maka dengan tidak sengaja ia mengeluarkan unek-uneknya.

Tujuan Adli sekarang adalah rumah Vio. Memang awalnya niat Adli tidak pergi ke basecamp karena ingin menemui Vio dan meluruskan masalah yang telah ia ciptakan. Sebelum itu Adli mampir terlebih dahulu ke toko buah-buahan dan mencari strawberry untuk Vio.

"Mba, saya mau strawberry nya tiga bungkus." Pinta Adli.

"Tolong dikasih plastik item double." Lanjut Adli.

Bukan tanpa alasan Adli meminta hal seperti itu. Ini karena trauma nya. Adli sangat benci strawberry. Jika melihat strawberry ia selalu ingat almarhumah mama nya. Sejujurnya ia selalu ketakutan dengan buah satu ini, tetapi ia mulai membiasakan seperti kata papa nya.

Penjual strawberry itu memberikan pesanan Adli dan Adli membayarnya dengan uang seratus ribu satu lembar. Lalu ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah Vio.

ADLI [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang