Happy reading and stay safe ✨
Hana yang sedang menonton tv terheran-heran saat melihat putri semata wayangnya itu telah rapi dengan dress berwarna peach dibawah lutut serta rambut terurai. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona, sebab gadis itu benar-benar sangat cantik, apalagi jika menggunakan pakaian formal seperti ini, maka akan terlihat sangat elegan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Hana.
"Ketemu papa mertua," Ucap Vio lugu.
Hana mengernyit heran, "Papa mertua?"
Vio mengangguk, "Kata Adli, Vio ini pacarnya. Dan sekarang Vio disuruh siap-siap buat ketemu papa mertua."
Hana menatap takjub putrinya ini, "Kamu yakin pacaran sama Adli? Engga di paksa kan?" Hana tau jika Vio gadis polos dan lugu yang tidak mengenal soal asmara, maka dari itu dirinya kurang yakin.
Kini Vio mendekati Hana, "Yakin Bu. Vio sama Adli saling suka kok," Vio tersenyum bahagia untuk meyakinkan Hana.
Bohong!
Vio hanya tidak ingin jika ibunya khawatir pada dirinya. Vio sudah memutuskan untuk mencari tahu niat Adli sesungguhnya, maka ia akan mengikuti permainan Adli. Tentu saja ini bukan inisiatif Vio, tapi ini usul dari Bella. Dan Vio hanya menurut saja pada Bella.
Hana tersenyum hangat, "Salah satu kebahagiaan seorang ibu adalah saat melihat anaknya bahagia. Ibu percaya sama kamu. Lain kali suruh Adli berhadapan sama Ibu."
Vio mengangguk lalu memeluk ibunya, "Doain Vio ya Bu, semoga Vio selalu bahagia."
"Selalu."
Suara bel berbunyi. Vio melepaskan pelukannya dengan Hana lalu segera bersiap-siap karena ia yakin yang memencet bel adalah Adli.
"Vio berangkat, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Adli sedikit terkejut saat melihat Vio yang terlihat sangat cantik dua kali lipat dari biasanya.
"Kenapa? Vio cantik ya?" Tanya Vio dengan percaya diri.
Adli mengubah ekspresi nya, "GR Lo! Yang ada Lo itu jelek. Liat tuh bibir Lo glowing-glowing kaya dikasih minyak," Tunjuk Adli pada bibir Vio.
"Ini pake lipbalm ish bukan minyak," Kesal Vio.
"Bodo!" Adli pergi terlebih dahulu menuju mobilnya. Adli memang sengaja ingin membawa mobil.
Vio mengekori Adli lalu masuk dan duduk di sebelah Adli. Vio hendak memakai seatbelt namun seatbelt nya macet. Adli yang melihatnya jadi geregetan sendiri lalu ia mencondongkan tubuhnya untuk membantu Vio memakai seatbelt.
Tubuh Vio menegang, aroma mint menyeruak dalam Indra penciuman Vio. Dengan jarak sedekat ini Vio bisa melihat jelas wajah tampan milik Adli. Memang benar kata orang, pesona Adli tidak bisa ditolak. Bahkan tanpa sadar Vio sendiri telah tenggelam pada pesona Adli.
"Gue tau gue ganteng. Gak usah segitunya liatin gue," Ucap Adli tanpa melihat Vio.
"E-enggak s-siapa yang ngeliatin," Vio mendorong tubuh Adli yang telah selesai memasangkan seatbelt untuk dirinya. Saat ini pipi Vio terasa panas. Ia malu kepergok sedang memperhatikan Adli.
"Trus pipi Lo kenapa merah?" Tanya Adli mengejek. Ia sudah melajukan mobilnya.
"Malu," Cicit Vio dengan wajah menunduk.
Adli yang melihatnya pun gemas dan dengan spontan mengacak rambut Vio dengan tangan kirinya sambil tersenyum. Untung saat ini Vio sedang menunduk, jika ia melihat Adli tersenyum maka akan ribut. Adli tersadar dengan apa yang ia lakukan barusan lalu dengan segera menurunkan tangannya dari kepala Vio dan merubah ekspresi nya kembali datar.
"Jangan kebawa suasana , Adli!" Batin Adli.
"Jadi berantakan kan rambut Vio," Vio mengerucutkan bibirnya dengan sebal.
"Udah gue bilang gak usah di majuin bibirnya. Lo jelek!" Sarkas Adli.
Vio yang bertambah kesal malah semakin memajukan bibirnya. Jika kalian melihatnya itu sangat lucu. Vio terlihat seperti anak kecil.
"Berhenti majuin bibir Lo atau gue mundurin pake bibir gue." Ucap Adli dengan tenang.
"Emang bisa ya?" Tanya Vio lugu dan ia tampak sedang berpikir atas ucapan Adli.
"Lo nantang gue?" Kini Adli menatap tajam ke arah Vio.
"Siapa yang nantang? Vio kan cuma na—"
"Tutup mulut Lo sebelum gue ngelakuin apa yang gue omongin tadi!" Ucap Adli sambil membekap mulut Vio dengan tangan kirinya.
"Mmppphh..." Vio kesulitan bernafas karena hidungnya ikut tertutup oleh tangan Adli.
Adli melepaskan tangannya dan Vio menghirup udara.
"Adli—"
"Gue bilang tutup mulut Lo!"
"Tadi kan udah di tutup pake tangan Adli," Ujarnya polos.
Adli menginjak rem nya dan menatap Vio dengan tatapan tajam. Dengan perlahan ia memajukan tubuhnya ke arah Vio hingga wajah keduanya hanya berjarak beberapa cm.
"A-adli m-mau ngapain?" Vio memundurkan tubuhnya sampai kepalanya membentur kaca mobil, untung tidak keras.
Adli semakin mendekatkan wajahnya dengan mata yang terus menatap mata milik Vio. Hembusan nafas Adli menerpa wajah Vio hingga Vio menahan nafasnya. Dalam dadanya ada yang bergejolak. Detak jantungnya sudah tak karuan. Vio memejamkan matanya lalu terdengar suara berat di telinganya.
"Diem gak usah ngomong dan nurut sama gue," Bisik Adli dengan suara parau.
Lalu Adli menjauhkan tubuhnya dari Vio yang masih setia memejamkan matanya, "Buka mata Lo," Kini suaranya sudah normal kembali.
Dengan perlahan Vio membuka matanya dan melihat Adli dengan tatapan horor lalu ia memalingkan wajahnya keluar jendela karena sangat malu atas apa yang beberapa detik lalu terjadi.
Adli melajukan lagi mobilnya. Sepanjang perjalanan hening tidak ada yang mengeluarkan suara baik itu Vio maupun Adli. Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Adli.
🌵🌵🌵
Makasih udah baca!❤️
Maaf kalo ga nge feel, abisnya pusing:( gantung dulu ya xixi ada di draft kok, tinggal pijit tombol publish baru nongol di kalian. Nunggu dulu antusiasme kalian deh aku mah🤪
@adlimahesa_
@arashlaviolyn
@ovan.gans
@arabellafreekDiketik di menit ke-53
Penulis yang lagi gigit jari

KAMU SEDANG MEMBACA
ADLI [New Version]
Fiksi RemajaAdli Ghani Mahesa. Ketua geng Aquila yang terkenal dengan sifat dingin dan bengis nya. Sering melakukan perkelahian terlebih dengan musuh geng nya, Epsilon. Seseorang yang penuh dengan sejuta misteri. Hingga suatu saat ia membulatkan tekadnya untuk...