Happy reading ✨
Adli, Ovan, dan Rafa sedang mengendarai motor untuk menuju ke basecamp Aquila. Masing-masing mereka mengendarai motor sendiri dengan kecepatan di atas rata-rata.
Jalan raya yang begitu ramai dengan kendaraan kendaraan lain dan lalu-lalang orang tidak menjadi ketakutan mereka untuk berkebutan di jalan seperti ini.
Saat dengan enaknya berkebutan tiba-tiba Adli menabrak seseorang hingga membuat orang itu terjatuh. Jalan menjadi ramai karena ulah Adli.
Ketika Adli melihat orang yang ia tabrak adalah Vio, Adli sedikit terkejut. Namun Adli buru-buru membantu Vio, selang beberapa detik niat Adli di urungkan. Air muka Adli berubah seperti kaget dan takut, ia berjalan mundur dan kembali menaiki motornya lalu pergi begitu saja.
Sebagian orang ada yang membantu Vio dan sebagian lagi malah berbisik-bisik membicarakan Adli yang sangat tidak bertanggung jawab. Ovan dan Rafa membantu Vio yang terkulai lemas dengan baju yang penuh dengan bercak merah. Bukan darah tapi buah strawberry yang sedang Vio makan tadi.
• • •
Rafa sedang duduk menunggu dokter keluar dari UGD, sedangkan Ovan pergi keluar untuk mencari keberadaan Adli karena sejak kejadian tadi Adli belum kembali dan tidak bisa di hubungi.
Dokter keluar dari UGD. Rafa berdiri dan menanyakan keadaan Vio.
"Pasien tidak mengalami luka yang serius. Dia hanya sedikit luka lecet dan pingsan karena syok. Kalau begitu saya permisi, sudah ada perawat yang mengurus pasien," Dokter itu pergi meninggalkan Rafa yang bisa bernafas dengan lega.
Setelah beberapa jam Rafa menunggu Ovan akhirnya Ovan datang.
"Van, Adli kemana?" tanya Rafa kepada Ovan yang baru saja duduk di sebelahnya.
Ovan hanya membalas dengan gelengan kepala. "Oh iya, itu kan si Vio ya? Trus sekarang kita mau gimana?"
"Kita anterin dia pulang. Kata dokter dia boleh pulang," jelas Rafa.
"Ya udah ayo," Ovan berdiri.
"Emang lo tau rumah Vio?" tanya Rafa bingung.
"Ya tanyain ke orangnya lah bego!" kesal Ovan.
"Oh iya juga ya," Rafa hanya cengengesan mendapatkan tatapan tajam dari Ovan.
• • •
"Sayang, kamu ada yang sakit gak?" tanya Hana ibu Vio dengan cemas.
"Enggak Bu. Cuma yang lecet ini perih banget," Vio meringis karena luka nya yang cukup perih.
"Ya udah kamu istirahat dulu disini. Ibu mau ngambil makan buat kamu," Hana pergi keluar kamar menuju dapur.
"Vio gak salah liat kan kalo tadi itu Adli?" tanya Vio kepada dirinya sendiri. Saat sedang melamun tiba-tiba ponselnya berdering. Vio mengangkatnya.
"Iya halo, Vio disini."
"Ini gue Adli."
"Kenapa ya?"
"Gue mau nanya keadaan lo. Lo baik-baik aja kan?"
"Enggak."
Saat sedang menelpon tiba-tiba Hana masuk kamar dengan membawa nampan berisi sayur sop. Vio mematikan teleponnya sepihak.
"Vi, gimana ceritanya kamu bisa kaya gini?" tanya Hana sambil menyuapi Vio.
"Jadi..."
Vio bercerita sangat detail bahkan Vio menceritakan Adli yang kabur begitu saja lalu menelpon menanyakan keadaan dia.
Hana mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, jadi yang tadi nganterin kamu pulang itu bukan yang nabrak kamu?"
"Bukan, Bu. Mereka temen-temen nya. Laki-laki macam apaan gak bertanggung jawab," Kesal Vio saat mengingat-ingat kejadian tadi.
"Udah biarin, yang penting sekarang kamu gapapa."
"Gapapa gimana Bu? Liat tangan Vio sama kaki Vio lecet," Vio cemberut.
Hana berdecak karena putrinya ini sangat tidak peka. Maksud Hana adalah masih untung Vio hanya luka ringan.
🌵🌵🌵
Gimana? Part nya pendek banget ya? Ya udah besok aku panjangin deh buat bab selanjutnya.
Jangan lupa vote sama semangatnya!
Makasih udah baca♥️✍️ Jumat, 21 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLI [New Version]
Fiksi RemajaAdli Ghani Mahesa. Ketua geng Aquila yang terkenal dengan sifat dingin dan bengis nya. Sering melakukan perkelahian terlebih dengan musuh geng nya, Epsilon. Seseorang yang penuh dengan sejuta misteri. Hingga suatu saat ia membulatkan tekadnya untuk...