24. Tentang dulu [2]

2K 128 29
                                    

Happy reading and stay safe✨

"Kamu?" gadis itu memandang Adli dengan sumringah.

Adli berdecak.

"Maaf, tangan aku pegel," ujar Adli nada menyindir.

Gadis itu buru-buru meraih tangan Adli dan berdiri dengan baju yang kotor serta muka yang cemong karena ice cream.

"Kamu apa kabar? Udah lama gak ketemu, kamu jadi aneh ya. Kamu abis dari mana? Disini ngapain? Kamu sama siapa? Oh, iya nama kamu siapa?" gadis itu berbicara tanpa jeda dengan semangat.

Adli mengernyitkan keningnya. "Kita kenal?"

"Kamu lupa ya?" gadis itu menundukkan kepala nya kecewa namun, tak beberapa lama kemudian ia mengangkat kepalanya dan memperlihatkan gigi putih nya.

"Gapapa deh. Aku ingetin lagi. Kita pernah ketemu di rumah sakit waktu..." gadis itu tampak berpikir sejenak. "Ah, iya, waktu aku umur tujuh tahun. Kamu waktu itu lagi nonjok-nonjokin tanah sampe tangan kamu luka. Wah, udah lama banget ya. Berarti udah delapan tahun yang lalu."

Adli tampak berpikir, lalu ia mengingat semua nya. Ah, ini gadis kecil yang cerewet. Waktu itu Adli sedang marah karena menunggu papa nya di rumah sakit. Mereka akan pergi untuk membeli mobil remot namun, karena papa nya terlalu lama Adli kesal dan meluapkan kekesalannya dengan menonjok tanah yang tak bersalah. Anak kecil memang begitu.

Saat sedang menonjok tanah hingga berdarah, datanglah gadis cantik yang cerewet. Gadis itu memarahi Adli karena telah menonjok tanah lalu menutupi luka Adli dengan bando kain milik gadis itu.

"Oh, inget." Jawab Adli datar.

Gadis itu berbinar. "Bando aku masih ada?"

"Di buang." Dengan santai nya Adli menjawab.

Hal itu membuat si gadis menangis dan berlari pergi. Adli hanya menatap nya datar. "Tidak tahu terimakasih, cih."

Adli membalikan tubuhnya hendak kembali ke dalam mobil namun, tak sengaja kaki nya menginjak kertas. Adli mengambilnya. Tampak ada tulisan di dalam nya. Dengan penasaran Adli membukanya.

"Siapapun yang menjadi alasan kamu bahagia, mereka akan menghilang."
ll

Adli tidak peduli. Ia kembali kedalam mobil dengan rasa marah dan takut. Di dalam mobil ia memperhatikan sekitar. Barangkali ada seseorang yang tak sengaja menjatuhkannya.

Namun, Adli belum peka pada saat itu. Kertas-kertas yang berisi teroran selalu bermunculan sejak saat itu.

Flashback end.

"Udah dua tahun gue gak dapet lagi teror. Tapi, waktu itu peneror datang lagi. Dia bilang..." Adli menggantungkan kalimatnya.

"Bilang apa?" Vio yang awalnya mengurung diri kini sudah duduk tegak berhadapan dengan Adli.

"Lo target dia selanjutnya." Adli meraih tangan Vio. "Gue gak tau kenapa dia nargetin lo, padahal waktu itu kita gak kenal. Dan waktu itu gue memutuskan untuk melindungi lo karena gue gamau ada orang yang pergi karena gue lagi. Gue gak mau. Bahkan elo sekalipun."

Vio merasakan tangan Adli yang dingin, Adli merasakan tangan Vio yang bergetar. Vio langsung menghamburkan pelukannya ke Adli.

ADLI [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang