Leora pasrah saja begitu tangan kekar Damian meraih tubuh mungilnya dan mengendongnya. Ia memejamkan matanya seolah-olah pingsan sambil dalam hati tertawa bahagia.
Beginikah rasanya diperhatikan? Ditambah lagi, diperhatikan oleh kasanova sekolah. Begitu memuaskan. Leora dapat merasakan deru napas Damian yang tidak teratur, nampaknya laki-laki itu begitu menghawatirkan dirinya.
"Bodoh."
Leora menyunggingkan senyum tipis. Bagaimana jika anak-anak sekolahnya mengetahui hal ini? Apa Leora lantas akan semakin diperhatikan? Itu jelas ide yang bagus. Leora jadi tidak sabar menunggu waktu saat berita ini tersebar.
Jelas perempuan bermasker yang hendak menghabisi nyawanya itu akan melaporkan hal ini pada penggemar Damian yang lain. Dan Leora akan kembali disakiti lalu akan lebih banyak perhatian yang jatuh kepadanya.Ia bisa membayangkan wajah Nadine, teman yang begitu perhatian padanya itu begitu mengetahui dirinya terluka sedemikian rupa. Jelas Nadine akan menaruh kasihan dan perhatian padanya.
Ditambah guru-guru yang akan menaruh perhatian juga padanya.
Terlihat dari perkataan dan perbuatannya. Bahkan dari gesturnya, Leora sudah paham. "Berceritalah putri, berceritalah tentang pangeran yang memilih penyihir daripada putri kerajaan pada seluruh rakyat kerajaanmu."
Leora dapat merasakan bahwa Damian membawanya memasuki mobil. "Bawa ke Rumah Sakit Harmoni, pak," ujar Damian, Leora lagi-lagi berusaha menahan diri agar tidak menyembur tawa.
Ia merasa bahagia karena tipuannya sungguh dipercaya oleh kasanova sekolah. "Baik, tuan muda." Si bapak yang adalah supir itu menjawabnya. Damian ternyata tidak duduk di bangku depan, Damian memangku kepala Leora di pahanya.
Leora terkejut, jujur. Ini di luar pemikirannya. Maksud dirinya, kenapa harus begini? Kenapa Damian tidak duduk di depan saja? Dan lagi, supir itu mengatakan "tuan muda" siapa sebenarnya Damian? Apa gosip mengenai Damian adalah pewaris Inclaneus Corp adalah benar adanya?
Leora pikir, itu hanya gosip yang berisi omong kosong. Tapi, sepertinya itu nyata. Kalau memang benar begitu, jelas Keluarga Damian adalah keluarga kaya raya. Inclaneus Corp adalah perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di berbagai bidang, bahkan bisa dikatakan memonopoli negara.
Bahkan katanya, Christopher Latheum Melviano. Orang terkaya nomor satu di Indonesia. Banyak yang mengatakan adalah ayah dari Damian karena nama lengkap Damian adalah Damian Hespherus Melviano. Andai Leora bisa membuka matanya, ia pasti akan menilai mobil yang dirinya dan Damian naiki ini. Barangkali mobil mahal.
Jika memang Damian adalah pewaris Inclaneus Corp, maka Damian bukan hanya Prince Charming tapi Prince Perfect. Sudah tampan, pintar, populer, baik, kekayaannya tidak habis tujuh turunan. Leora jelas bisa memaklumi kalau siswi seantero sekolah SMA Wangsadinata mengidolakan Damian. Bahkan guru-guru perempuannya pun. Mengidolakan sosok Damian.
Sebab kepintarannya yang tiada tara, Damian selalu dikirim untuk mengikuti olimpiade dan debat. Ditambah lagi, Damian adalah ketua osis dan kapten basket. Damian benar-benar sempurna. Leora jadi penasaran, apa kelemahan Damian.
Apa mungkin keluarganya? Ia kurang kasih sayang lantas ia menyibukan diri dengan kegiatan sekolah. Ah, Leora tidak peduli. Ia hanya memedulikan tentang perhatian orang pada dirinya. Leora memutuskan memikirkan hal lain.
"Pak, bisa cepetan dikit enggak?" Damian berujar dengan nada memerintah. Leora sendiri merasa kecepatan mobil normal, sudah cukup untuk perjalanan. Kenapa Damian ingin lebih cepat? Bukankah itu berbahaya.
"Enggak bisa tuan, bahaya. Sebentar lagi juga sampai." Supir itu berkata dengan nada hati-hati. Seakan takut. Leora sendiri bingung, apa dengan cara begini maka Damian dijadikan ketua OSIS? Karena ketegasannya?
Tapi, ketegasannya yang kali ini. Tidak beralasan. Ya, walaupun setiap orang pasti khawatir melihat temannya terluka sedemikian rupa. Hanya saja, Damian kenapa jadi begitu mudah emosi? Bukankah, biasanya ia begitu sabar dan tenang.
Dan lagi, nadanya jelas berbeda dengan saat ia berpidato ataupun menegur murid-murid yang berkelakuan tidak baik. Karena Damian tergabung dalam Secret Agent sekolah yang bertugas menegur teman-temannya yang berkelakuan ataupun berpakaian tidak baik. Damian yang Leora kenal dan yang sering dikatakan orang adalah Damian yang tenang dalam menyelesaikan masalah dan tidak mudah tersulut emosi.
Berbeda dengan Damian yang sekarang. Laki-laki itu jadi sedikit menyeramkan. Kata-katanya memang terdengar halus tapi nada yang ia katakan begitu mengintimidasi. Meski dalam keadaan mata tertutup, Leora masih bisa mendengar Damian menghela napas dalam-dalam dan membayangkan wajah laki-laki itu.
Tiba-tiba sebuah elusan mendarat di rambut panjang Leora. Begitu lembut, jelas yang mengelusnya adalah Damian. Laki-laki itu mengelusnya berulang-ulang dan menyisir rambut halus Leora dengan jemarinya.
Leora membeku. "Ra, jangan kenapa-kenapa." Damian berujar dengan suara kecil. Nyaris berbisik.
Leora bisa merasakan jantungnya sulit memompa darah begitu Damian mengatakan itu. "Tolong jadilah kuat untuk diri lo sendiri. Karena gue enggak suka liat lo selemah ini."
"Lo tahu kenapa? Itu buat gue pengen selalu berada di sisi lo. Itu buat gue pengen membawa lo ke mana pun gue pergi."
"Agar enggak ada yang berani lagi nyakitin lo."
Damian berkata dengan suara kecil sambil masih menyisir rambut panjang Leora. Laki-laki itu menarik napas dalam untuk kedua kalinya.
"Maaf, karena gue lo jadi terluka gini." Damian kemudian memegang betis Leora yang terdapat banyak garis seperti habis di beset dengan silet dan meninggalkan bekas luka menganga dengan darah yang sudah mengering dan menghitam.
Lalu Leora merasakan adanya pergerakan dari Damian. Sampai kemudian, suatu hal yang dingin menyentuh bagian luka pada kaki Leora. "Perjalanan macet Ra, gue bakal sembuhin luka lo. Karena rasanya sakit liat lo dengan luka sebanyak ini." Damian berkata dengan nada pelan. Seolah menahan rasa sedihnya. Leora sendiri bingung, kenapa Damian harus bersedih?
Ah, karena Damian merasa bersalah? Ya, jelas. Jelas ini semua karena Damian. Leora tertawa dalam hati. Senang melihat Damian merasa bersalah begini. Artinya, ia akan semakin diperhatikan, bukan?
Damian mengobati luka-luka Leora dengan rivanol yang terdapat di dalam kotak P3K di mobilnya. Ia mengobatinya dengan penuh hati-hati dan kelembutan. Setelah selesai pada bagian betis Leora. Damian beralih pada kedua tangan Leora yang terdapat luka bakar.
Damian mengeluarkan air mineral dingin yang terdapat di tasnya. Lalu menyiram handuk yang memang terdapat di mobilnya itu dengan air. Setelahnya, ia kompres ke bagian luka bakar milik Leora.
Setelah selesai menyembuhkan luka Leora sebisanya. Damian menatap wajah Leora yang begitu pucat. "Ra, maaf cuma ini yang bisa gue lakuin buat lo. Sabar ya, gue akan menyembuhkan lo sehingga lo bisa kembali seperti semula."
"Gue bakal lakuin apapun. Cepet-cepet siuman ya Ra. Karena gue enggak sabar liat binar mata lo..."
"Karena gue enggak sabar pengen ketemu lo lagi di sekolah. Karena gue pengen liat lo setiap saat Ra."
"Apalagi liat lo bahagia. Gue pengen liat senyum lo lagi. Lo tahu, senyum lo itu sanggup membuat gue percaya, percaya kalau kebahagiaan itu ada."
"Dan kebahagiaan gue itu, lo Ra."
Leora membeku, meski dalam keadaan begini. Ia jelas masih bisa mendengar dengan jelas. Toh, dia tidak benar-benar pingsan. Ia lantas tertawa bahagia dalam hatinya, karena lagi-lagi ia akan lebih diperhatikan orang banyak.
Bagaimana jika penggemar Damian dan seluruh pengagum Damian mengetahui kalau Damian menyukainya? Ini akan menjadi hal yang begitu seru bagi Leora. Ah, Leora jadi tidak sabar menunggu momen itu terjadi. Momen di mana semua orang menjadi tokoh yang hanya bisa berlagak sesuai naskah drama milik Leora.
19.58
7/ Agustus/2019
Ngetik bab ini bener" butuh perjuangan gengs" ku. Aku udah buat part 4 sebelum ini sampai 1000 kata lebih. Tapi, aku merasa ga cocok dan kubuat ulang.😂 Jadilah ini. Setelah dirasa" cukup akhirnya kupublish. Maafkeun atas keterlambatan Apdet karena aku udah back to rutinity.Aku ga bisa mastiin untuk update selanjutnya bisa sesuai jadwal. Tapi kuusahakan sebisaku! Makasih sudah bersedia menunggu dan membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia✓
Teen Fiction#6 dalam Attention (22 Juli 2019) Tentang Leora yang selalu menyakiti dirinya sendiri agar diperhatikan dan karena ia merindukan rasa sakit. Tiba-tiba seorang kasanova sekolah bernama Damian menawarkan segalanya. Damian menawarkan perhatian yang tid...