"Gue ketemu sama dia""Lo bakalan ngelakuin hal itu lagi Lix?"
"Lix, jangan! Dia gak salah."
"Gue gak mau tau, gue bakalan ngebalas apa yang diperbuat dulu"
"Tapi dia gak salah LIX!!!
"Gue gak peduli, sebelum dendam gue terbalaskan! "
"FEL-"
tut.
"Huang Renjun, die die and die!!" gumam Felix beserta geraman meneguk habis minuman soda tersebut lalu meremukkan-nya mhingga tak berbentuk.
Jaemin tertegun ditempat, ia terbangun merasa kan pusing lalu mandi ditengah malam dan berjalan atau lebih tepatnya memeriksa keadaan. Namun apa yang dia dapat teka-teki sebuah rahasia masalalu antara Felix dan teman kamarnya, mendengar kata dendam dan kata die yang keluar dari bibir pria Aussie itu. Sudah yakin jika Renjun sedang dalam bahaya.
Batinnya berperang dengan pikiran, ingin memberitahu Jeno tapi ia yakin Jeno tak akan mau membantu. Haruskah ia mencari tau sendiri ada apa dengan mereka ? Kuncinya hanya ada Renjun dan Yonghee.
Renjun, iya tak mungkin menanyakannya.
Yonghee ? Mungkin. Tapi dia tak yakin.
"Astaga.. Gue mulai darimana?" gumam Jaemin mengusap wajah nya, berbalik kembali berjalan ke arah kamar nya. Memikirkan darimana dulu dia mulai menyelidiki.
"Kenapa gue peduli?" gumamnya lagi.
Cklek.
"Darimana?"
Jaemin kesentak kaget ketika suara yang sangat familiar menyapa indra pendengarannya, pemilik eyes smile dengan wajah kantuknya menatap Jaemin tanpa ekspresi.
"Darimana?" tanyanya sekali lagi.
"Luar, kenapa?" Jaemin berbalik bertanya pria bermarga Lee itu mendengus tak suka.
"Malam-malam begini? Ada apa?"tanya nya lagi, Jaemin menatap Jeno jengah, jika dilanjutkan maka mereka akan terlibat pertengkaran lebih baik salah satu yang mengalah.
Jaemin berjalan kearah Jeno, "Besok lanjutin sudah malam" kata Jaemin, ia masuk kedalam kamar meninggalkan Jeno ditangga dengan wajah mulai tsk bersahabat.
"Apapun jalannya, lo tetap milik gue!" ucap Jeno dengan volume sebesar bisik-bisik, namun ia bukannya kembali kekamar memilih menidurkan diri di sofa depan TV.
"JEN TIDUR GAK!?" teriak Jaemin.
"GUE DILUAR" balas Jeno.
Bagaimana perasaan kalian ketika sudah membersihkan rumah lalu diberantakkin sesuka hatinya? Marah? Kesal? Ingin ngatain?Ya.
Sekarang Renjun berada didalam situasi tersebut, pagi Weekend ini, pagi yang amat menyebalkan bagi Renjun. Menyapu dari seluruh sudut sampai kedepan, membersihkan debu-debu di setiap barang namun dengan seenaknya Lee Jeno, catat! Lelaki yang lebih tinggi dari Renjun ini dengan santai nya membuang atau menumpahkan sisa makanan atau cemilan yang ia makan.
Renjun berdecak kesal, piring belum tercuci bahkan bajunya sudah memanggil untuk di cuci namun ada saja kerjaan Jeno mengotori rumah.
Dimana pawangnya?
Jaemin dari pagi sudah pergi latihan, ada acara lomba sehingga ia dan tim dance dipanggil.
"Jen, kalau makan jangan kaya anak kecil" peringat Renjun kesekian kalinya. Kaki nya udah pegal bolak-balik megang sapu.
"Lo gak lihat?"
Renjun malas berdebat lalu menyerahkan sapu tersebut ke Jeno, "Kalau lo gak ada niat bantu ya lo sapu sendiri sampah makanan lo" kata Renjun dengan ekspresi kesalnya ia melangkah ke dapur.
"Ini baru awal" gumam Jeno gak lupa dengan senyuman miring yang tercipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴏʀᴇɴᴍɪɴ [QUERENCIA]
Fanfiction▪𝗡𝗼𝗥𝗲𝗻𝗠𝗶𝗻 𝗛𝗲𝗿𝗲!▪ (TERBIT) 𝐓𝐋𝐈𝐍𝐆ツ 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠↝𝐁𝐨𝐲𝐥𝐮𝐯 𝐚𝐫𝐞𝐚 #4 - Jaemren #2 - Jaemren #5 - Jaemren #9 - 00l #1 - Jaemren #3 - Jaemren