🍄 - 16

21.7K 3K 327
                                    

Jaemin jalan mendekat kearah mereka dengan keringat yang bercucuran, dia lagi memikirkan alasan apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan mereka yang gak jauh-jauh dari kalimat "Lo darimana?" "Habis darimana?" Dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin jalan mendekat kearah mereka dengan keringat yang bercucuran, dia lagi memikirkan alasan apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan mereka yang gak jauh-jauh dari kalimat "Lo darimana?" "Habis darimana?" Dan lainnya.

"Nana!" Panggil Haechan dengan suara cempreng nya itu.

"Gimana Jeno? Kenapa bisa?" Tanya Jaemin.

"Bukannya seharusnya kita yang nanya Jaem?" Sahut Renjun.

"Kemana aja lo ? Ada apa ? Lo sama Jeno bertengkar?" Hwall dengan berbagai pertanyaan nya. Yang mana sangat tepat sasaran.

"Engg-"

"-Jangan coba-coba bilang enggak Na, Dokter bilang Jeno nyemilin obat penenang minumnya alkohol gila gak tu laki lo!?" Potong Haechan.

"Jeno gak bakalan kaya gini kalau gak bermasalah sama lo Na Jaem" sahut Eric.

"Sebenarnya ada masalah apa lo sama Jeno?" Tanya Seungmin.

Dan detik ini juga rasanya Jaemin mending kabur daripada ngejawab pertanyaan mereka, ya kali ngaku kalau itu semua karena Renjun. Dia gak mau ngebuat pria mungil disampingnya itu merasa bersalah, karna jelas Jaemin lah yang salah disini. Ya dia salah melupakan Jeno dan malah fokus ke masalah Renjun walaupun yang empunya masalahnya tidak mengetahui dibalik itu semua Jaemin mengawasinya.

"Udah, jangan ngasih pertanyaan bertubi-tubi sama Jaemin, mungkin dia punya alasannya tapi belum bisa di ceritain sama kita" ucap Renjun yang sedari tadi diam, diam memandang wajah gelisah Jaemin dia gak tega.

Semuanya menghela nafas, membubarakan diri deretan kursi mereka yang menuhi tempatnya.

"Kalian darimana aja?!" Protes Seungmin ngelihat kekasihnya sama Soobin yang malah nyengir gak jelas.

"Olahraga" jawab Yonghee ngasal.

"Apaan olahraga pake baju sekolah!" Sahut Hyunjin.

"Eh bacot diam"

"Perasaan yang bacot itu Haechan"

"Asuw, gue diam aja kena" dumel Haechan.

Sekarang Yonghee, Jaemin sama Soobin di salah satu cafe dekat rumah sakit lumayan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Yonghee, Jaemin sama Soobin di salah satu cafe dekat rumah sakit lumayan sepi. Ketiga nya diam-diaman sampai pesanan datang, Yonghee ngelirik kedua orang yang tatapannya penasaran itu dia ragu untuk ceritain semua nya.

"Gimana ?" Tanya Jaemin memecahkan keheningan dia udah gak sabar dengar apa yang terjadi, mana lagi dia juga mikirin keadaan Jeno.

Yonghee ngehela nafas, "Sebelum itu kenapa lo pengen tau?" Tanya Yonghee.

"Malam itu gue dengar Felix telfonan sama orang gue gak dengar jelas yang gue dengar kata die sama nama Renjun" jelas Jaemin .

Yonghee ngangguk lalu natap Soobin, "Kalau lo?" Tanya nya.

Soobin diam, negakkin tubuhnya natap kedua orang didepannya itu. "Loker Renjun malam kamis minggu lalu ada yang buka, gue yang gak sengaja lewat ngelihat semua nya kaya peringattan mungkin?" Kata Soobin.

"Maksud lo?"

"Jadi, di loker Renjun di taruh bangkai tikus, burung mati, ditambah kata-kata die sebanyak mungkin dengan bercakkan darah, kenapa Renjun gak tau dan gak heboh satu sekolah? Karena setelah orang itu pergi gue bersihin-"

"Terus kenapa lo bisa nyangka itu Felix?"

"Udah gue bersihin kembali kesemula, gue ketemu Felix yang mau ke loker gue pura-pura ngikut dia dan yeah dia kaget ngelihat loker Renjun baik-baik aja dan gue juga dengar umpatan walaupun kecil yang keluar dari mulut dia" jelas Soobin

Yonghee ngangguk-ngangguk, "Bisa gue percaya sama kalian?" Tanya nya.

Jaemin sama Soobin ngangguk mantap.


Renjun jagain Jeno atas saran dari Jaemin, mau gak mau dia ngejagain pemilik mata ikut senyum itu.

Cklek.

"Fel-ix" gugup Renjun, natap Felix yang gak biasanya sosok didepannya kini megang pisau yang Renjun tau pisau beda itu.

Tubuhnya udah gemetaran, genggaman tangannya ketangan Jeno makin erat keringat dingin bercucuran berharap teman-temannya yang izin kekantin rumah sakit itu kembali dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya udah gemetaran, genggaman tangannya ketangan Jeno makin erat keringat dingin bercucuran berharap teman-temannya yang izin kekantin rumah sakit itu kembali dengan cepat.

"Ren" panggil Felix panggil yang biasa yang menurut Renjun mendatangkan bahaya. Untuk bersuara Renjun aja gak bisa.

"Mau apa?" Tanya Renjun sesantai mungkin.

"Mau kamu" jawab Felix mendekat.

Renjun bangun, namun tangannya kembali dipegang erat 'Apa Jeno sadar?' pikir Renjun natap Jeno namun lelaki itu kelihattan belum sadar.

Kembali, dia nahan nafas saat Felix udah didepannya, jantungnya berdegup kencang bukan karena dia jatuh cinta melainkan karena dia dalam bahaya,.

"Gue mau lo! Gue mau lo ikut gue" ucap Felix penuh penekanan, "Gue mau nyiksa lo, gue mau buat lo ngerasain gimana tersiksanya gue dulu" lanjutnya.

"Gue mau buat lo lebih dari yang gue lakuin dulu"

"L-I-X.. lo gak bisa gini!?!"

"Kenapa gak bisa?"

"Lix gue mohon"

"Bahkan semohon apapun lo gak bakalan bisa lari dari gue"

"Lix lo-"

"-Ada apaan nih Njun? Felix?"

Renjun berucap syukur dengan bangunnya Jeno, namun berbanding kebalik dengan Felix menggeram kesal.


"Felix sama Renjun itu dulu nya saudara-" kata Yonghee

"HAH?! APA?!"

"Tiri" lanjutnya.

"HAH?"

ɴᴏʀᴇɴᴍɪɴ [QUERENCIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang