CHAPTER 19

5.1K 446 46
                                    

"KENAPA KAMU MENGAKHIRI HUBUNGANMU DENGAN GADIS ITU ALI" bentak arvan.

"Karna ali gak cinta sama dia" kata ali santai.

Arvan mengepalkan tangannya geram.

Plak

"ARVAN" arvan menoleh kearah pintu disana ada arvin kembaran nya.

"Apa? Lo mau belain anak gak tau diri ini!"

"Sadar van dia anak lo, berhenti nyiksa dia, berhenti jadiin dia bahan balas dendam lo" kata arvin.

"GUE GAK PEDULI BANGSAT" ali masih diam dengan kepala yang menunduk.

"Van.."

"Apa kamu gak bisa bertahan sebentar saja ali?" arvan tak menghiraukan panggilan arvin yang ada diotaknya saat ini adalah ali menghancurkan rencana nya.

Ali mendongak menatap ayahnya lama "Ali capek pah. Ali gak mau bohongin perasaan ali, udah cukup dulu ali ngelepas seseorang yang berarti bagi ali hanya karna impian papa itu" jelas ali.

Arvan semakin jengkel sekarang  "SEBENTAR LAGI ALI SEBENTAR LAGI. hancurkan keluarga abiyyu" kata arvan.

"Saya keturunan abiyyu om" Ali, arvan dan arvin kompak menoleh kearah pintu.

"Pri..lly" disana prilly berdiri dengan pia disamping nya.

Prilly melangkah maju menatap arvan dalam "saya keturunan abiyyu om, hancurkan saya jangan siksa ali lagi".

Arvan terus menatap prilly " siapa kamu?"tanya arvan.

"Bukan kah om tau..."

"Bukan itu maksudku siapa kamu? Keluarga abiyyu memiliki 3 anak. Fikri, nadia dan...."

"Rain" suara arvan memelan.

"Saya prillyana arnav albert.." arvan dan arvin menegang namun berusaha untuk biasa saja.

"tapi tenang saya juga keturunan abiyyu. Om bisa membunuh saya jika itu mau om tapi jangan siksa ali lagi" prilly menatap arvan dengan mata berkaca kaca.

Sungguh arvan tidak tega mata itu menatap nya dengan pandangan sedih dengan cepat arvan memeluk prilly erat.

"Ra...in? kamu putri nya?" tanya arvan tangannya bergetar mengelus lembut kepala prilly.

"Om.."

"Saya mencintai ibumu nak" kata arvan. Prilly terdiam sungguh dia benar benar tak mengerti, ayah ali ini ingin menghancurkan keluarga nya lalu kenapa dia mengatakan mencintai ibunya?.

Ali menatap ayahnya dengan pandangan terluka ada rasa sesak ketika ayah nya mengatakan dia mencintai ibu dari gadis yang dicintai nya, lalu kenapa ali bisa ada jika ayah nya mencintai wanita lain? Apa ali adalah sebuah kesalahan?.

Tuk

Adegan haru itu terhenti ketika sebuah sepatu melayang mengenai kepala arvan "Eh goblog anak gue tuh mau jadi pedopil lo" kata azka yang baru datang, matanya beralih menatap pia kemudian pria dewasa itu mengedipkan matanya genit kearah pia sedangkan pia hanya bergidik ngeri.

"Bangsat lo, bisanya ngerusak doang"kata arvan.

"Pah,,"

Arvan menoleh menatap ali, arvan mengerti ali ingin penjelasan. Arvan menghela nafas pelan.

"Rain arnav abiyyu gadis ceria yang polos, terkadang dia bodoh terkadang dia licik sifatnya suka berubah ubah, gadis pertama yang papa suka namun dengan tidak tau diri nya ada preman kampung..."

"HEH!" azka melotot pada arvan.

"Dia baik tapi terkadang juga nakal. Papa patah hati karna dia lebih memilih azka dari pada papa, tapi baiklah papa rela asal dia bahagia melihatnya saja sudah cukup untuk papa" kata arvan mencoba mengingat kembali sosok yang masih menguasai hati nya hingga saat ini.

"Lalu dimana dia?" tanya ali.

Pertanyaan ali membuat mata prilly berkaca kaca "semua berjalan lancar, rain bahagia dan papa bahagia melihat kebahagiaan nya. Tapi papa tidak tau apa yang ada diotak fikri sialan itu, ya papa tau dia memang mencintai adik nya sendiri tapi papa tidak pernah berfikir dia akan membunuh adik nya sendiri" nafas arvan tercekat sungguh hati nya masih sakit jika mengingat itu semua.

"Papa kira fikri akan dipenjara tapi semua dugaan papa salah ibu dari fikri tidak rela jika anak nya berada dalam jeruju besi meskipun dia telah membunuh anak nya yang lain" kata arvan

Azka mengepalkan tangannya mendengar itu sedangkan prilly memalingkan wajahnya mencoba menghalau air matanya.

"Jadi papa nyuruh ali deketin fani hanya untuk balas dendam ini?"

Baru arvan akan menjawab tapi lebih dulu dipotong oleh azka "nyawa dibayar nyawa kalian tidak perlu ikut campur" kata azka.

"Bukan kah anak pungut itu juga harus menderita?" arvan menyeringai kearah azka.

"Lo pikir gue bakal lepasin anak tidak tau diri itu setelah apa yang dilakukan pada putriku?" azka tertawa sinis selanjut nya arvan dan azka saling ber tos ria.

Arvin bergidik ngeri "gue ga nyangka kalian bisa damai" kata arvin.

"Jika demi rain kenapa tidak?".

" ayo sayang kita jalan jalan"kata azka kemudian menarik tangan pia.

"EH OM WOY PRIL BAPAK LO INI" teriakan pia sama sekali tak dihiraukan prilly malah gadis itu tengah berpelukan dengan ali DASAR BUCIN.

"ANJING LO PEDO SAT" teriak arvin namun hanya dibalas acungan jari tengah oleh azka.

"Papa sama om ke atas dulu" kata arvan mengelus lembut kepala prilly kemudian berlalu di ikuti oleh arvin.

Ali menatap mata prilly lama "Aku cinta sama kamu"

"Aku sayang sama kaka" balas prilly.

Ali menyerngit bingung "Kenapa bukan cinta?"

"Karna cinta aku cuma buat imam aku kelak" kata prilly.

"Aku imam kamu prill" katanya perlahan ali mendekat kan wajahnya setelah itu bibir keduanya menyatu.

Minal aidzin walfaidzin gaes mohon maaf lahir dan batin. Meski gue tau gue ga ada salah sma kalian ya gue tetep minta maaf lah ya.
Dan soal adegan ali prilly maaf ya kalo gak dapat feel nya...akutu ga pernah cinta jatuh jadi susah gitu gengs, maap.yak.

FALL IN LOVE ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang