Fani menyusuri koridor sekolah dengan kepala yang menunduk.
Bruk!
Gadis itu terjatuh karna dorongan dari belakangnya, fani mendongak menatap prilly yang sedang tersenyum sinis padanya, "sakit? Uh tian,hahahahah".
"Lo mau apa lagi prill? Masih kurang bully an lo kemaren?" tanyanya menunduk takut.
Prilly membungkuk menyamakan tingginya dengan fani yang terduduk dilantai "Lo nanya gue?" tanyanya mengelus rambut fani lembut kemudian menariknya membuat gadis itu memekik kesakitan.
"Tentu aja masih kurang, gue kan belom nyiksa lo jadi tunggu aja ya" katanya menghempaskan rambut fani kasar.
"Gue..minta maaf soal kemaren gu..e emo.."
"Gue gak peduli setan! Yaudah ya gue ke kelas see you" katanya menepuk pipi fani pelan kemudian berlalu tanpa mengindahkan tatapan murid murid lainnya.
Fani dibantu berdiri oleh salah satu siswi "Lo yang sabar ya, orang kaya emang gitu. Kayak kacang lupa kulit" katanya fani hanya mengangguk.
"Makasih" cicitnya pelan.
"Gue duluan" lagi lagi fani mengangguk.
Sedangkan dikelas prilly hanya duduk dengan santai "Hoy bocah! Ngapa ga tungguin gue?"
"Bocah gini gue bisa bikin bocah" jawab prilly asal.
"Astagfirullah pril, kepolosan lo yang haqiqi kenapa tiba tiba ilang?!" teriak pia.
Prilly menyerngit bingung "Maksud lo apaansih?"
"Barusan lo yang bilang bisa bikin bocah?"
"Gue gatau maksudnya, soalnya kata daddy kalo ada yang ngejekin gue bocah gue harus jawab gitu" kata prilly acuh.
Pia menutup mulutnya tak percaya, astaga om om itu! Dasar om om girang, om om kurang belaian, om om gocengan..tapi ganteng sih?.
"Bokap lo sinting" kata pia.
"Sinting sinting gitu lo mau tuh" kata prilly tersenyum sinis.
"A..paansih ngga ya"
"Kok gugup?"
"Ngga"
"Iya"
"Ngga"
"Iya"
"Ngga"
"Ngga"
"Iya" pia menutup mulutnya tak percaya.
"Yaampun ga nyangka gue selera lo om om hahaha"
"Apaansih pril!"
"Halo mommy..miss you mom" kata prilly.
Pia menatap prilly gemas, tangannya sudah gatal ingin menjitak kepala sahabat sengkleknya itu.
"Masalah lo sama kakel ganjen itu udah selesai?" tanya pia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Selesai? Ga semudah itu" kata prilly acuh.
Pia menghela nafas "Gue dukung lo" kata pia membuat prilly tersenyum tipis tak lama setelah itu bel masuk berbunyi.
Setelah bersemedi dikelas dengan guru yang suaranya mirip lebah kata pia, akhirnya mereka bisa keluar juga.
"Serius gue males kalo yang ngajak pak ibnu, bukan pinter malah tambah goblok gue" kata pia berapi api.
"Husss gabole gitu guru sendiri juga"
"Bodoamat pril" prilly hanya terkekeh geli.
"Lo mau samperin laki lo?"tanya pia.
"Ngga, kita janjian di kantin" kata prilly, pia hanya mengangguk mengerti.
Setelah sampai dikantin prilly melambaikan tangannya kearah ali yang tengah duduk dengan kedua temannya, kaki nya melangkah mendekati meja ali tapi belum sampai prilly disana dia merasa kepanasan dibagian lengannya karna terkena tumpahan bakso.
Prilly menatap tajam kearah siswi yang berani menabraknya "LO ADA MATA GAK?!" bentaknya.
"Maaf pril gue..."
"Susah sih bilangin anak pungut" kata prilly santai.
"Prill udah buset" bisik pia.
"Lo boleh hina gue tapi jangan bawa bawa keluarga gue..."
"Keluarga? Keluarga apa status? Gue ga ada tuh jelek jelekin ibu atau ayah lo kayak lo ngehina ibu gue waktu itu,,,,inget gak?"
Fani diam bahkan kantin yang tadinya rame langsung hening.
Byur
Prilly menyiramkan sisa kuah bakso yang ada dimangkok yang dipegang fani keatas kepala fani membuat gadis itu memekik kepanasan.
"Panas ya? Nah sama tuh kayak yang gue rasain" kata prilly.
"PRILLY"
Prilly memejamkan matanya mendengar teriakan marah dari seorang ali tapi sesaat kemudian ekspresi wajahnya kembali santai.
"Kenapa?" tanya prilly ketika ali sampai dihadapannya.
"Kamu boleh kesel tapi masalahnya udah selesai, gak usah diperpanjang dengan ngebully fani terus terusan"kata ali tegas.
"Loh? Dulu kamu juga rela kan liat aku dibully?"
"Tapi itu demi misi..."
"Maka anggap ini juga misi!"
"Pril gue minta maaf udah jangan marahin ali gue yang salah, gue minta maaf sama lo" katanya.
"Sayangnya memberi maaf tak segampang meminta" kata prilly.
"Jadi gue harus apa?" tanyanya sambil menundukkan kepalanya.
"Jilat kaki gue" kata prilly santai, murid murid yang ada dikantin melebarkan matanya mendengar penuturan prilly.
"PRILLY! KAMU GILA?"
"Kamu sadar gak hari kamu bentak aku sebanyak dua kali, padahal kamu janji gak bakal bentak atau teriakin aku dalam hal apapun...jadi? Itu cuma bullshit!"
Ali tertegun, kenapa dia seceroboh itua? Astaga bahkan sekarang mata prilly sudah berkaca kaca.
"Saya..."
"Gue ketoilet dulu pi, bisa ikut?" tanya prilly.
"Ayo" kata pia menarik prilly menjauh tanpa mendengar teriakan ali.
"Maaf li ak..."
"Diem lu bitch" kata ali kemudian berlalu.
Sedangkan ditoilet prilly menghapus airmatanya yang mulai berjatuhan "Gosah nangis njing" kata pia.
"Gue yakin lo pasti bakal jauhin gue" kata prilly.
Sebuah jitakan mendarat tepat didahi prilly membuat gadis itu memekik pelan.
"Akhirnya gue bisa jitak lo juga" kata pia.
"Pril, kita ini udah lama sahabatan dan gue tau maksud lo berprilaku kayak gitu karna ada alesannya dan gue juga tau alesannya jadi lo sante aja, oke?"
Prilly tersenyum kemudian memeluk pia erat "Makasih udah mau jadi sahabat gue"
"Ya gimana lagi gue kesian liat lo" kata pia.
"Sialan" umpat prilly, kemudian keduanya terkekeh dengan posisi masih berpelukan.
See?! Masih mau lupain sahabat demi pacar atau masih mau nikung sahabat demi cowok atau masih mau jadi murah demi cowok...yaps buat para galmove sesungguhnya galmove itu mitos, bukan gagal, hanya saja gak mau usaha! Buka hati hempas yang lama ganti yang baru.
Makasih.
Rain
Rain
Rain
Rain
Cantik😂
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE ( Completed )
ContoCover by @devaokta "Prilly salah apa sama kakak" teriak seorang gadis dengan tangisnya. "gak ada" "kita pacaran tapi kakak gak pernah ngakuin prilly" katanya lagi. "lo gak bakal ngerti" "Prilly ngerti kak. prilly tau kakak lakuin itu supaya bisa pac...