CHAPTER 3

6.4K 521 12
                                    

Sudah 2 jam prilly menunggu ali namun sang empu yang ditunggu tak kunjung datang, sebenarnya tadi ali sudah menyuruh prilly untuk pulang terlebih dahulu namun karna sifat keras kepalanya prilly lebih memilih menunggu ali.

"Lama banget sih" gumam prilly sambil menundukkan kepalanya.

"Prilly" panggil ali saat tiba didepan prilly. Prilly mendongak menatap ali berbinar.

"Hai kak ali" sapa prilly riang.

"Aku mau nanya" kata ali dingin. Prilly menatap ali bingung apa dia ada salah?.

"Nanya apa kak?"

"Kamu ngomong apa sama fani?" tanya ali.

"Hah?"

"Kamu bilang kalo kita jadian?" tanya ali sambil menatap prilly tajam.

"Ngga kak"

"Trus kenapa fani tiba tiba jauhin aku hah? Dan dia bilang kita ada hubungan" bentak ali membuat prilly menunduk takut.

"Kamu pulang sendiri aku mau jelasin semuanya ke fani" ujar ali berlalu meninggalkan prilly.

Prilly menatap ali dan fani yang memasuki mobil dengan mata berkaca kaca "trus prilly sama siapa" gumam prilly setelahnya prilly berjalan menuju gerbang sekolahnya.

"Jam segini gak mungkin ada angkot" rasanya prilly ingin menangis sekarang.

"Hey princess nya abang" panggil seseorang membuat prilly menoleh.

"Bang nich" teriak prilly langsung berhamburan memeluk nichol.

"Bang nich kok bisa disini?" tanya prilly.

"Tadi abang kekontrakan cuma kata pia kamu belom pulang" jelas nichol sambil mengelus rambut prilly lembut.

"Udah ah ayok abang anter pulang" ajak nichol dijawab anggukan oleh prilly.

"Silahkan masuk tuan putri" ujar nichol sambil membukakan pintu mobil sport nya.

"Ih abang apaansih" kata prilly namun tetap masuk kedalam mobil. Nichol masuk kedalam mobil lalu melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.

NICHOL ABIGAIL SANDERS putra tunggal dari seorang pengusaha sukses bahkan sangat sukses namun walau begitu nichol tidak pernah menyombongkan dirinya. Nichol playboy, nichol badboy, nichol nakal namun semua itu seolah sirna ketika nichol bersama prilly.

Setelah setengah jam akhirnya prilly dan nichol sampai dikontrakan.

"Abang mau mampir?" tanya prilly.

"Ngga abang langsung pulang aja lagian prilly harus istirahat" ujar nichol.

"Yaudah prilly masuk dulu abang hati hati dijalan" nichol menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. Prilly turun dari mobil namun sesaat kemudian gadis itu masuk lagi kedalam mobil.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya nichol bingung.

"Iya, prilly lupa salim" ujar prilly membuat nichol terkekeh. Nichol memberikan tangannya langsung disambut oleh prilly.

"Assalamualaikum abang" ujar prilly setelah bersalim pada nichol.

"Waalaikumsalam" balas nichol. Setelahnya prilly langsung masuk kedalam kontrakannya.

Nichol hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan prilly dan melajukan mobilnya pergi dari sana.

Saat masuk kedalam kontrakan prilly langsung disambut oleh tatapan khawatir dari pia.

"Lo kemana sih pril?" tanya pia.

"Tadi prilly nunggu kak ali" jawabnya sambil menundukkan kepalanya.

"Trus kak alinya mana?" tanya pia.

"Pulang"

"Lo dianter dia?" tanya pia lagi.

"Ngga prilly dianter bang nich" jawab prilly.

"Lah kok bisa" tanya pia.

"Cerita sekarang" ucap pia. Prilly menghela nafas lalu menceritakan semuanya pada pia. Pada dasarnya prilly hanya gadis polos yang tidak tau apa apa. Pia dia bagaikan pawang untuk prilly, pelindung, pembela pia segalanya untuk prilly.

"Hufff lo istirahat sana" titah pia membuat prilly mengangguk berlalu kearah kamar mereka.

Setelah prilly pergi pia mengambil handponenya lalu menghubungi seseorang.

"Halo" seru seseorang disebrang sana.

"Kak ali apain prilly?" tanya pia. Ya pia menghubungi ali karna menurut pia kali ini ali sudah kelewatan.

"Dia bilang ke fani kalo gue sma dia pacaran"

"Trus masalahnya apa? Lo sama prilly emang pacaran kan? Oy sadar kak disini pacar lo itu prilly bukan kak fani" jelas pia.

"Tapi fani jadi marah sama gue" ucap ali.

"Trus masalah lo apa? Kenapa lo takut banget kalo ka fani marah sama lo? Iya! Tapi lo gak takut gitu nyakitin perasaan prilly? Jangan mentang mentang dia polos lo bisa manfaatin dia kak. Dengerin gue ya kak gue bisa aja nyuruh rain mutusin lo dan lo tau lah apa yang akan terjadi" jelas pia lalu menatikan sambungan telfonnya.

"Dasar iblis wanitah!" gumam pia. Kemudian menyusul prilly kekamar.

Pia menatap prilly yang sedang meringkuk seperti bayi. Mungkin prilly kecapean batin pia.

"Gue sayang lo pril, lo tuh udah gue anggep kayak adek sendiri gue gak akan biarin siapapun nyakitin lo" gumam pia lalu mengecup pipi chubby prilly membuat sang empu sedikit menggeliat lalu kembali tertidur.

Pia yang melihat itu hanya terkekeh gemas "dasar bocah" gumamnya lalu ikut berbaring disamping prilly.

******

Seperti hari biasanya sepasang sahabat itu melakukan rutinitas mereka yaitu sekolah. Pia hanya menggeleng gelengkan kepalanya menatap sahabat ajaibnya ini kemaren saja sedih tapi sekarang sudah ceria kembali.

"Pia kita harus kerja" kata prilly.

"Gue aja yang kerja lo gak usah" balas pia. Prilly langsung menolehkan kepalanya menatap pia.

"Kita kerja sama sama" kata prilly.

"Yudah iya serah lo" kata pia.

Saat ini mereka tengah berada dirooftop tempat favorite keduanya.

"Pia cinta itu apa?" tanya prilly tiba tiba.

"Makanan" jawab pia asal.

"Berarti kalo jatuh cinta jatuh makanan dong" ujar prilly membuat pia menoyor kepala prilly.

"Ih pia apaan sih" protes prilly.

"Cinta itu perasaan takut kehilangan, ingin memiliki, melindungi banyaklah artian cinta"  jelas pia.

"Berarti prilly jatuh cinta dong sama kak ali. Soalnya prilly takut kehilangan kak ali" ujar prilly.

"Bocah jangan cinta cintaan" balas pia.

"Ih pia bilang gitu karna jomblo kan" kata prilly sambil tertawa.

"Bangke sialan" umpat pia.

FALL IN LOVE ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang