Prilly bersekolah seperti biasanya namun bedanya kali ini dia sendiri tanpa adanya pia, hari ini pia tidak masuk karna dikekepin azka. Sungguh prilly senang karna ayahnya mau membuka hati lagi tapi ada sedikut sesak dihatinya ketika dia mengingat uminya.
Tapi prilly tidak mau egois sudah bertahun tahun azka menderita karna kepergian ibunya mana mungkin dia menghambat kebahagiaan ayahnya apa lagi jika pasangannya adalah sahabatnya sendiri.
Prilly menatap bingung pada sekelilingnya, kenapa siswa siswi yang bertemu dengannya menunduk takut? Bukan kah biasanya mereka akan menatapnya atau mencibirnya?.
Prilly hampir berteriak jika seseorang tak menutup mulutnya.
Buk
"Astagfirullah" prilly menatap tiga orang gadis yang menariknya kemudian mendorong nya.
"Seneng?"
"Sinting ya?" tanya prilly.
"Gak usah sok polos, lo pikir setelah gue tau lo adalah keturunan albert gue bakal takut? Ngga gue gak akan pernah tunduk sama lo" katanya.
"Gue juga gak minta lo tunduk kan?"
"Lo ngerebut semuanya, lo rebut ali, lo bikin gue miskin.."
"Dari dulu lo juga miskin kali lo bisa hidup enak karna belas kasihan dari gue dan soal ali dia itu emang punya gue cuma ya gue nitip doang ke elo" kata prilly sambil berdiri menepuk pelan rok nya yang terkena debu.
"Lo cuma anak jalang yang gatau diri, ibu lo itu udah ngerayu papa gue" katanya.
Prilly menggeram marah "Lo cuma anak pungut yang gak tau diri! Papa sialan lo itu yang punya perasaan sama umi gue, sampe sampe dia tega ngebunuh adik nya sendiri"teriak prilly.
Kedua teman fani menatap tak percaya sedangkan fani hanya tersenyum sinis " Lo pikir gue percaya sama anak jalang kayak lo? Dan kalo emang bener papa yang ngebunuh nyokap lo boleh tuh gue ikutin jejaknya"katanya mengeluarkan pisau dari tas nya.
"Fan lo jangan macem macem" kata rebbeca.
"Gue ga peduli" kata fani melangkah maju kearah prilly yang tampak santai.
Rebbeca memegang tangan fani "Fan ini kejahatan, lo bisa masuk penjara sadar fan" namun tak dihiraukan oleh fani.
Fani menodongkan pusau itu pada prilly namun dengan cepat prilly menghentikannya, keduanya seolah sama sama kuat fani yang ingin menusuk prilly dan prilly yang mencoba menghentikan fani.
Karna bingung rebbeca langsung berlari keluar gudang untuk mencari bantuan. Rebbeca menghentikan langkahnya ketika melihat ali dan temannya.
"Alii" teriaknya menghampiri ali.
"Kenapa?"
"Prilly..gudang cepet!"
"Maksud lo apaansih?" tanya ali bingung.
"Fani mau bunuh prilly cepet digudang" teriak rebbeca, ali langsung berlari kearah gudang diikuti rebbeca dan teman temannya.
"LO HARUS MATI PRILLY"
Ali menajamkan pandangannya ketika melihat fani hampir saja melukai prilly jika dia tidak cepat datang.
"LO GILA?!" bentak ali setelah berhasil merebut pisau dari tangan fani.
"Iya aku gila dan itu semua karna kamu! Kamu jahat kenapa kamu ninggalin aku hah? Apa karna sekarang aku miskin"
"Dari dulu gue juga ogah pacaran sama lo itu semua kemauan papah karna dendam sama orang tua lo" kata ali.
Mata fani berkaca kaca hatinya sesak mendengar perkataan dari pria yang sangat dicintainya.
"Ka..mu kenapa li? Kenapa harus aku!"
"Karna lo anak nya fikri" kata ali santai.
"Kalian jahat" fani menutup mulutnya tak percaya sungguh dia tak menyangka jika dia hanya dimanfaatkan untuk bahan balas dendam.
"Memang, lo udah pernah liat baiknya gue sekarang gue kasih unjuk gimana jahatnya gue" kata prilly menghampiri fani menarik rambut gadis itu menariknya keluar dari gudang kemudian mendorongnya ditengah lapangan.
Semua murid bahkan sudah berkumpul dilapangan "Lo liat mereka" prilly menunjuk murid murid yang sedang menatap mereka sedangkan tangannya yang lain masih menjambak rambut fani "lo inget lo pernah memperlakukan gue kayak gini? Lo inget lo pernah rebut ali tepat didepan mata gue? Lo inget hah?! Inget gak" prilly menghempaskan rambut fani kasar.
"Harusnya lo mikir pas lo ngebully gue, pas lo ngebully murid murid lemah kayak gue ini! Gak selamanya orang yang lo anggep lemah itu akan lemah selamanya semua bisa dibalik" fani masih terisak sakit hatinya pada ali belum usai ditambah kepalanya juga sakit karna jambakan prilly.
"Sayang gak seharusnya kamu bales dia dengan kejahatan" kata ali.
Banyak siswa dan siswi yang menatap prilly sinis, dipikiran mereka saat ini prilly adalah gadis yang jahat.
"Mentang mentang orang kaya jadi semena mena" celetuk salah satu siswi disambung oleh yang lainnya.
"Kalian nganggep gue jahat? Nganggep gue semena mena? Sekarang gue tanya kenapa kalian cuma ketawa disaat dulu gue yang dibully?!"
Hening tak ada yang menyaut, prilly tertawa sumbang "Kenapa diem? Sadar ya kalo kalian yang bikin si baik ini jadi jahat?"
"Gak guna" lanjutnya kemudian berlalu.
Dulu saat prilly diinjak semua ikut menindas, dulu saat prilly dibully mereka hanya tertawa,
Lalu kenapa sekarang mereka seolah seperti orang baik ketika fani yang ada diposisinya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE ( Completed )
Short StoryCover by @devaokta "Prilly salah apa sama kakak" teriak seorang gadis dengan tangisnya. "gak ada" "kita pacaran tapi kakak gak pernah ngakuin prilly" katanya lagi. "lo gak bakal ngerti" "Prilly ngerti kak. prilly tau kakak lakuin itu supaya bisa pac...