Halo gaessss
Hahaha serius aing ga berani bales komen di chapter sebelumnya.GILAAAA
HUJATANNYA
KEPSLOKNYA
KATA KATANYA
UWOWMengejutkan sekali, ku kira pembaca ku ini anak polos yang sangat amat kalem eh ternyata... Dipancing dikit ke bar barannya merajalela hahahaha.
Happy reading :)
"Maaf saya tidak bisa menyelamatkan putri anda"
Kata kata dari dokter itu terus terngiang ditelinga ali, maksudnya apa?!
"Jangan bercanda dengan saya dokter"kata azka menatap dokter itu tajam.
"Maaf pak saya tidak bercanda"jawabnya, bukannya percaya azka malah semakin berang.
Ali tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara gebrakan, ternyata azka menendang pintu ruang rawat prilly.
"Dasar tua bangka bodoh didorong sedikit juga terbuka, dia malah menendang"
Ali melirik ayahnya yang bergumam tak jelas, arvan melirik ali tajam "apa liat liat emang gue pisang"kata arvan menyusul azka kedalam ruangan prilly.
Ali mengangkat alisnya bingung, bukannya ayahnya tadi sangat marah? Kenapa sekarang ayahnya tampak biasa biasa saja apalagi setelah mendengar kabar prilly?
Tidak tidak! Ali harus memeriksanya sendiri, dengan tergesa ali memasuki ruangan prilly disana dia melihat pia yang menangis sambil menggenggam tangan prilly sedangkan azka memeluk ayahnya sambil menangis? WHAT THE..? Kenapa dua musuh bubuyutan itu terlihat akur.
"Pril.. " ali menatap wajah prilly yang pucat "maafin aku"lirihnya.
Azka menatap ali tajam "jangan dekati putriku"kata azka.
"Tapi.. "
"Semua gara gara kamu dasar jelek"teriak azka.
Tak
Azka menatap tajam kearah arvan yang dengan beraninya menjitak kepalanya, sedangkan arvan masih santai dengan tatapan datarnya.
"Apa? "Tanya arvan.
"Lo mukul gue anying"kata azka.
"Lah elu goblok"balas arvan.
"Gobloknya dimana bangke"
"Lo ngatain anak gue jelek, otomatis lo ngatain gue juga"kata arvan.
"Kalo lo ganteng rain ga bakal nolak lo"
"Lo... "
"Ini prilly jadi mati gak? Kenapa kalian yang ribut, gak ada niat nangisin gitu"
Hening
Semua menatap kearah prilly yang sedang duduk menatap azka, arvan, pia dan ali.
"Astagfirullah"kata mereka bersamaan.
"Bacain yaasin cepet"titah azka panik
"Kenapa kamu idup lagi sayang?"tanya azka.
"Loh?! Daddy ngarep aku mati? "
"Buk.. "
"Maksud kamu apa pril? "Tanya ali memotong perkataan azka.
"Apa?"
"Kamu bohongin kita?"tanya ali.
Prilly menggeleng polos.
"Trus?"
"PRANK"
"Pia ambilin kamera"lanjut prilly sambil menyengir polos.
"Kamera handphone gapapa kan pril?"tanya pia.
"Apa aja"
BRAK
Semua diam ketika azka menendang kursi yang ada didekatnya.
"Kamu ngerjain kita? Kamu pikir ini lucu prilly! Hampir aja daddy mau matiin pacar kamu itu"
"Heh! Gue bikinnya susah ya, enak aja main matiin"sahut arvan.
"Tapi ini disuruh sama papa arvan katanya buat ngerjain daddy sama ali biar akur"kata prilly.
Ali dan azka serempak menatap arvan tajam "apaan? Prilly memang mau ditabrak sama anak jablay itu tapi sayangnya sebelum suruhan jablay itu mencelakai putriku....
"Putriku"ralat azka.
Arvan mendengkus mendengar protesan azka "ya whatever, jadi sebelum penjahat itu ingin mencelaki put_ prilly aku sudah membunuhnya terlebih dahulu. jadi ya aku hanya memberi kesenangan sementara untuk anak jablay itu"kata arvan santai.
"Jadi kecelakaannya pura pura?"tanya ali.
"Kalo beneran aku gak bakal bangun"kata prilly.
Detik berikutnya ali memeluk prilly erat, menciumi kepala cewek itu beberapa kali.
Azka melirik pia sinis "apa?"tanya pia.
"Kamu juga terlibat kan?"tanya azka.
"kalau iya kenapa?"katanya santai.
Azka menatap pia tajam "gue kawinin juga lu"kata azka.
Kemudian tatapannya beralih kearah prilly dan ali yang masih berpelukan tanpa menghiraukan pia yang sibuk mencubit perutnya.
"Maafin aku"kata ali sedangkan prilly hanya mengangguk.
Prilly melepaskan pelukannya dari ali "trus kak fani gimana?"tanya prilly.
"Sudah papa bunuh sayang" prilly membelalakkan matanya tak percaya.
"Pah..?"
"Anak buah papah sudah membunuhnya"kata arvan santai seolah tak ada beban.
"Kenapa gak nungguin gue?"tanya azka.
"Nungguin elo yang lagi nangis trus ingusnya melumer kemana mana?"kata arvan.
"Jangan semba... "
Arvan menunjukkan jas nya yang terkena lelehan ingus azka "menjijikan"kata arvan.
"Ingus gue tuh barokah"kata azka.
Arvan memutar bola matanya malas "papa pulang dulu sayang, rasanya kulit papa gatal gatal karna dipeluk oleh pria tua bangka ini"kata arvan melirik sinis kearah azka, kemudian mencium kening prilly setelah itu berlalu dari sana.
Azka dan pia pamit ke kantin dan sekarang tinggallah ali dan prilly.
"Jelasin?"kata ali.
"Papa arvan udah tau rencana kak fani makanya papa nyuruh aku bersikap seolah aku ini kayak ngebully kak fani supaya bisa mancing emosi dia, tapi dia terlalu cerdik.. Untung aja papa tau semuanya kalo ngga mungkin aku udah terbaring koma atau mat..."
Ali langsung mencium prilly agar prilly tak menruskan perkataannya.
"Maafin aku karna terlalu bodoh"
"Maafin aku yang gak bisa ngerti kamu"
"Dan maafin aku karna nampar kamu"katanya.
"Gapapa lagian kamu juga udah dipukulin sama papa dan daddy"kata prilly tersenyum lembut.
Ali menarik prilly kedalam pelukannya "I love you so much, dear" bisiknya.
"Me, too" balas prilly.
Aku gatau tapi aku ngerasa part ini gaje banget huhuhu maafkan aku yang terlalu imut ini:")
I
Lope
U
7
Rebu
Hiya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE ( Completed )
PovídkyCover by @devaokta "Prilly salah apa sama kakak" teriak seorang gadis dengan tangisnya. "gak ada" "kita pacaran tapi kakak gak pernah ngakuin prilly" katanya lagi. "lo gak bakal ngerti" "Prilly ngerti kak. prilly tau kakak lakuin itu supaya bisa pac...